My Diary

191 21 0
                                    

Makasi buat yang udah vote dan baca, luv ya

Selamat membaca!
.
.
.

Taman belakang sekolah? Mengapa aku jadi ingat ketika istirahat sering kesini hanya untuk duduk dan mengisi diary hari itu sembari mendengarkan alunan musik yang dimainkan Kyungsoo dari ruang musik? Ini terasa de javu bagiku.

Back to the Kyungsoo. Untuk apa dia kesini? Oke, bukan dia anymore. Tapi Kyungsoo. Biar kuulang, untuk apa Kyungsoo kesini?

"Jongdae!"

Mwo? Jongdae? Si mata unta berwajah badut itu? Untuk apa dia disini? Jangan jangan Jongdae dan Kyungsoo berjanji untuk bertemu disini?

"Kyungsoo-ssi. Kukira kau akan datang ketika bel istirahat. Aku tak menyangka kau akan datang secepat ini."

"Apa kau tak bisa berhenti menganggapku seolah aku adalah murid yang paling patuh pada peraturan, Jongdae-ssi?" Kyungsoo menghampiri Jongdae dan duduk di sebelahnya.

"Ya ya." Jongdae masih mencibir Kyungsoo. "Apa kau tau, dari sini kita bisa mendengar permainan dari ruang musik?" Jongdae tampak menerawang ke arah jendela ruang musik. Tapi mengapa Jongdae berkata seperti itu? Apa ia tau kalau aku sedang mengikuti Kyungsoo dan Jongdae sengaja mengejekku. Tapi apa mungkin?

"Jinjja? Aku tak pernah kesini sebelumnya. Jadi aku tidak tau. Tapi untuk apa kau menyuruhku membolos di jam pelajaran yang kusuka, Jongdae-ssi?"

"Aku minta maaf untuk bagian kau harus membolos di mata pelajaran kesukaanmu." Jongdae menahan nafasnya sejenak sebelum ia menghembuskannya perlahan lahan.

"Permintaan maaf diterima. Lalu?" Kyungsoo meremas remas tangannya, tanda gelisah untuk menunggu kelanjutan kalimat Jongdae.

Alih alih menjawab, Jongdae malah memejamkan matanya dengan tangannya yang bergerak seolah olah menghitung sesuatu yang tidak tampak.

"Kau tidak memanggilku kesini hanya untuk menemanimu melamun kan, Kim Jongdae?" Agaknya Kyungsoo mulai kesal karna merasa diacuhkan oleh Jongdae yang malah asik menimbang nimbang apakah ia akan memberitahu Kyungsoo tentang hal itu.

"Apa kau tau Kim Youjung?" Deg. Apa yang akan kau beritau pada Kyungsoo tentangku, Jongdae-ah?

"Entahlah. Kurasa pernah mendengar nama itu." Ya ampun. Bahkan aku menyukai orang yang tidak menyadari keberadaanku. Mengapa nasibku begitu menyedihkan?

"Sudah kuduga." Jongdae mengangguk anggukkan kepalanya dan memasang wajah menyesal.

"Memangnya dia siapa? Temanmu?"

"Aniya. Aku hanya bertanya. Dan dia teman perempuanku."

"Yeoja chingu mu?" Mata Kyungsoo makin membulat.

"Yak! Aku bilang dia hanya teman perempuanku!" Tangan Jongdae bergerak ke arah kepala Kyungsoo untuk menjitaknya.

Yak Kyungsoo-ssi! Apa kau sudah gila? Aku hanya menyukaimu! Neo!

"Hei, dia temanmu kan? Dan dia perempuan. Jadi dia adalah yeoja chingu mu. Apa aku salah?" Kyungsoo yang tak terima menjitak Jongdae kembali.

"Sudahlah. Apa ada orang yang sedang kau suka?" Tunggu tunggu. Mengapa Jongdae mengalihkan pembicaraan sebegitu jauhnya?

Tidak. Aku tak ingin mendengar jawaban Kyungsoo. Astaga aku sama sekali tak siap.

"Wae?"

"Sudah jawab saja."

"Ada. Sudah puas?"

Mulutku sempurna terbuka. Mengapa rasanya sakit?

Hening. Sepertinya Jongdae tak berniat membuka percakapan lagi dengan Kyungsoo.

"Apa aku boleh kembali?" Kyungsoo memutuskan untuk memecah keheningan. Namun usahanya tak dihiraukan oleh namja berwajah badut.

"Ini," Buku yang disodorkan Jongdae berhasil menghentikan langkah Kyungsoo.

"Ige mwoya?" Terlihat lipatan samar di dahi Kyungsoo, tanda ia bingung namun berusaha menutupinya.

Jamkkamman. Bukankah itu diary ku? Harusnya sekarang benda itu sudah di kremasi bersama jasadku, bukan?

"Buku. Baca saja. Aku duluan." Tanpa banyak kata lagi, Jongdae meninggalkan Kyungsoo yang masih terbengong bengong memperhatikan dengan seksama buku itu.

"Tampak seperti diary,"

Kau itu bodoh atau apa sih, Kyung? Tentu saja itu diary! Dan itu milikku! Aiish.

"Tapi ini milik siapa? Dan mengapa Jongdae memberikan kepadaku? Aiish, bisa gila aku."

Kini kekesalanku hilang seketika bersamaan dengan kulihat rambut Kyungsoo yang acak acakan akibat ulah tangannya yang frustasi. Terlihat angin membelai lembut surai hitam Kyungsoo. Huffft, aku sangat ingin menyentuhnya. Apa itu diperbolehkan?

Mungkin aku harus kembali ke tempat penyimpanan abu sekarang. Dah Kyungsoo. Semoga besok kita dapat bertemu kembali.

.
.
.

Hey hey. Maaf kalo yang ini sangat membosankan. Mudah mudahan chapter selanjutnya makin seru yaps.

Your vote and comment is my power. Blah. Hoho, papay

EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang