Bab 2

60 4 0
                                    

Daniel

Setelah insiden semalam, para pendamping memulangkan kami. Namun khusus untuk kelompokku dan Samatha, kami harus memakai gelang berpelacak yang mereka berikan. Rupanya mereka takut bila insiden semalam terulang. Sejujurnya aku tidak keberatan, selama mereka tidak mengambil pisau lipatku.

Hari telah berlalu, kini aku duduk terdiam di bangku kelas, sembari menatapi air yang perlahan jatuh ke jendela akibat hujan. Perlahan lahan hujan berhenti, digantikan dengan cahaya matahari. Jarum jam menunjuk angka 2. Saatnya bagi kami untuk berkemas dan pulang.

Aku dan Garvey menuju parkiran, mengingat kami membawa motor. Dalam lorong sekolah, kulihat Samantha berjalan bersama Kelly. Hari ini Samantha menngenakan jeans merah maroon dan hoodie biru tua dengan sepatu vans warna biru. Kelly memakai Jeans hitam, kaos biru tua polos dan rompi berwarna krem dengan sepatu boot hitam.

"Hey, Daniel." Sapa Samantha

"Oh, hai Sam." Balasku

"Hai Ger." Ucap Samtha

"Hai, syukurlah aku tidak dilupakan." Ucapnya lega.

"Haha, aku tidak sekejam itu, Garvey." Balasnya

"Tenang saja, terkadang aku juga merasa di lupakan." Ucap Kelly, yang membuat kami semua tertawa.

"Omong-omong, kami duluan. Hati-hati kalian." Ucap Samantha

"Ya, hati-hati juga kalian." Ucapku.

1 minggu berlalu sejak hari dimana Samantha terluka. Panitia belum menemukan siapa yang melakukan ini padanya. Dan siapa yang menyembunyikan pisau lipatku. Hanya saja, aku memiliki persaan buruk bahwa siapapun yang melakukan ini, akan kembali.

Bel telah berbunyi 3 kali. Saatnya bagi kami untuk keluar kelas dan mengistirahatkan otak kami, sebelum meledak. Aku, Garvey, dan Kyle, sudah berjanji untuk makan bersama dengan Samantha, Kelly dan Candice. Maka sesampainya di kantin, kami berusaha untuk mencari mereka bertiga.

"Hey, itu mereka." Ucap Kyle sembari menunjukkan jarinya ke arah 3 gadis yang duduk bersebelahan di salah satu meja di kantin.

"Maaf, menunggu lama." Ucapku pada Samantha yang terlihat sedang membaca novel.

"Oh, hai" Ucapnya. Lalu Kyle dan Garvey memesan makanan. Kelly dan Candice terlihat sibuk dengan Sandwich mereka, sedangkan aku dan Samantha, hanya berbincang.

5 menit kemudian, aku kembali dengan gelas di tanganku. Botol minum yang seharusnya kubawa hari ini tertinggal di kamar. Jadi aku haus bukan main. Saat aku mulai minum, kuperhatikan ada seorang pemuda yang memperhatikan Samantha dari jauh. Spontan, aku melayangkan tatapan mengancam padanya. Lalu Ia pergi.

"Dan?, apa yang kau lihat?" Tanya Samantha yang membuatku berkedip 2 kali.

"Lupakan, hanya seseorang yang mencurigakan." Ucapku

"Baiklah" Balasnya dan mulai membaca lagi.

Kami ber 6 berjalan bersama setelah bel yang sama berbunyi 3 kali. Saat di lorong, kami bertemu dengan pemuda yang sama yang memperhatikan Samantha di kantin beberapa menit yang lalu. Tak kusangka Ia memperhatikannya lagi. Hanya kali ini tatapannya mengarah ke kalung yang Samantha gunakan setiap saat. Kalung itu berbentuk infinity,berwarna silver. Kulakukan hal yang sama pada sialan itu saat di kantin beberapa menit yang lalu. Ku tatap Ia dengan tatapan mengancam, dan Ia pun menatap lurus.

****

Aku dan Kyle berada di kelas yang sama kali ini. Kelasnya sangat membosankan, hingga beberapa murid terlihat berjuang mati-matian untuk tetap tersadar alih-alih terlelap.

The Infinity NecklaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang