ALEA

416 12 3
                                    

Hai maaf ya agak lama uploadnya.

Pict : Alea pas di kantor Dave. Sm Alea pas pemotretan :) smoga suka wlpn ga nyambung hee minta sarah ya :) happy reading ..




Hari ini hari Senin. Hari dimana semua orang kembali ke rutinitas biasanya untuk mulai bekerja. Begitu juga dengan Dave. Ia tiba di kantor yang terletak di pusat kota Paris lebih awal, sengaja untuk menghindari wanita yang ditemukannya sedang terlentang di meja makannya. Sehingga ia memutuskan segera angkat kaki untuk menghindari aksi selanjutnya dari wanita itu yang kira kira pasti sudah bisa ditebaknya.

Benar benar mengerikan ! Lama lama matanya bisa tidak normal lagi jika melihat wanita cantik dan sexy karena trauma. Dirinya bahkan tidak jarang memandangi mereka dengan tatapan penuh ngeri, baginya mereka lebih mengerikan dari sosok hantu sekalipun.

Entah apalagi yang akan dijumpainya besok di dalam rumahnya. Ia sendiri bergidik ngeri walau hanya membayangkannya saja. Kejadian selama dua tahun belakangan ini cukup menguji kesabarannya. Dan seharusnya jika ada penghargaan untuk nominasi pria tampan tersabar di dunia, ia pasti optimis akan dapat berhasil memenangkannya.

Dave mengangkat telepon di meja kerjanya dan menekan beberapa angka yang sudah di hafalnya luar kepala. Terdengar suara nada sambung. Tak lama seseorang di seberang sana mengangkat teleponnya.

"Bagaimana rasanya ? Apa memuaskan ?" Suara bass milik Damian menyapanya dengan bersemangat.

"Rasanya aku akan gila sebentar lagi," Dave memutar matanya karena rasa kesalnya setiap mengingat kejadian yang tiap hari hampir menimpanya.

"Belajarlah menikmatinya, maka kau akan menyadari betapa beruntung nya dirimu bisa melakukan hal yang asik asik."

Dave tidak menyangka sahabatnya ini sudah benar benar menjadi tidak waras setelah menikah. Dulu pria itu sangat kaku dan selalu ingin terlihat elegan dimanapun ia berada, termasuk saat berada di dekatnya. Namun kini pria itu selalu tidak pernah serius jika diajak bicara. Rasanya ia sedikit menyesal memiliki teman seperti Damian jika dirinya sedang menyebalkan seperti ini.

"Baiklah kalau begitu kau berikan data diri dan foto mereka. Aku akan menyeleksinya sesuai keinginanku."

"Coba saja dulu, baru kau bisa menilai seperti apa mereka."

"Pengalamanku memang jauh dibawahmu. Tapi aku tidak separah itu untuk bisa menilai mereka sekilas. Mereka jelas hanya type wanita yang akan menghabiskan uangku," Dave menyeruput kopinya.

"Hubungi aku jika kau kehabisan uang," suara Damian terdengar serius dan tak lama ia tertawa.

"Seriuslah sedikit!"

"Ya kalau begitu kau harus mengikuti saran dari pakar cinta sepertiku. Kenali mereka dulu, tidak ada salahnya bukan ?" Damian dengan bangga mengatakannya.

"Ya pakar cinta yang sempat putus asa hingga akan membawa kabur calon pengantin orang?" Dave menyindir Damian yang dibuatnya mati kutu.

"Itu bukan putus asa, tetapi itu yang dinamakan perjuangan cinta."

Dave mencibir ketika mendengar temannya yang mendadak sok bijak.

"Sudahlah lama lama aku bisa darah tinggi berbicara denganmu," Dave menutup pembicaraannya di telepon secara sepihak.

Dave menyandarkan tubuhnya sejenak di kursi kerjanya. Memejamkan matanya dan kemudian melanjutkan pekerjaannya. Menandatangani beberapa kontrak perjanjian kerjasama untuk pengembangan beberapa propertinya di Amsterdam.

Tak terasa waktu berjalan cepat, masih ada beberapa jam lagi menjelang waktu istirahat makan siang. Namun hal itu tidak berpengaruh untuk Dave sebagai pemegang saham sekaligus CEO di Peterson Group miliknya. Ia berniat untuk mampir sebentar untuk meminum kopi di salah satu cafe dekat dengan sekolah khusus model bernama A.M.A (Anna Modeling Academy), milik ibunya. Banyak para wanita yang menginginkan bersekolah di sana, karena lulusan A.M.A rata rata akan menjadi model professional dunia.

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang