REST IN PEACE

178 6 0
                                        

Hallo reader gmn liburannya .. Sibuk ntn filmnya chris evan jg ga ? Yg blm ntn baca cerita ku dl yuk heheh .. Itu aku kasih pilihan baju buat cassy di media terserah kalian mau membayangkannya dia pake baju hitam yg mana :)

"Ehhmmmm ..." suara deheman berat seorang pria membuat Dave terjaga. Ia memicingkan matanya keasal suara yang berasal dari balik punggungnya. Tangannya masih memeluk erat tubuh polos Cassy yang masih tertidur di dekapannya.

"Wow wow wow apa kalian baru saja melakukan seks hebat semalam ?" tanya pria yang bersandar di pintu kamar Cassy yang terbuka.

"Apa yang kau lakukan?" Dave menggeram kesal sambil menoleh ke arah sahabatnya, namun tetap berusaha menutupi tubuh Cassy dari penglihatan Damian tentu saja.

Kemana selimut sialan itu, sehingga tubuh telanjangnya benar benar terekspose oleh sahabatnya.  Sepertinya selimut itu terjatuh ke lantai sewaktu mereka bergumul tadi malam. Dan bukan tidak mungkin saat ini baginya untuk beranjak mencari dimana selimut itu untuk menutupi tubuh mereka berdua. Yang ada Damian akan melihat semuanya.

Bukan itu sebenarnya yang ia perdulikan. Bahkan ia sama sekali tidak perduli Damian melihatnya tanpa busana. Hanya saja ia tidak ingin sahabatnya melihat Cassy dalam keadaan seperti ini.

"Memergokimu. Kau pikir apa ?" kata Damian santai sambil menyilangkan tangannya ke dadanya.

"Ya ya baiklah. Bisakah kau pergi dari sana dan tunggu aku di ruang kerjaku !" kalimat pernyataan tegas dari Dave bukan kalimat pertanyaan tentu saja. Ia tidak rela berbagi Cassy dengan sahabat tengik macam Damian. Jika saja ia bukan adik iparnya sekarang, bukan suami dari adiknya, ia pasti sudah lama menghajarnya.

"Aku bahkan belum melihat dengan siapa kau menghabiskan malam mu ?" goda Damian yang masih belum bergeming dari tempatnya berdiri.

"Ya nanti aku akan mengenalkannya padamu. Jadi bisakah kau menungguku di ruang kerjaku Damian ?" suara Dave penuh penekanan.

Membuat Cassy mengulat membuka matanya perlahan sambil menatap Dave yang tengah memeluk tubuhnya erat. Ia mulai menyadari ada kehadiran orang lain di sekitar mereka. Sehingga ia juga merapatkan tubuhnya pada tubuh Dave. Menyembunyikan tubuh telanjangnya pada tubuh pria itu.

"Kita bisa ke ruang kerjamu bersama sama ?"

"Tunggu aku disana," gertakan Dave tentu saja tidak mampu membuat nyali Damian menjadi ciut. Ia sangat tau bagaimana sahabatnya tidak akan mungkin melakukan kekerasan dalam hal apapun padanya.

Dave mengumpat dalam hati, ia tidak bisa menahan kekesalannya. "Ya baiklah jika kau memaksa, kau bisa menonton nya secara live. Bukan begitu sayang," Dave menciumi Cassy dengan penuh gairah dan berpura pura mendesah nikmat. Terbukti cara itu cukup ampuh berhasil untuk membuat Damian akhirnya menyerah karena malas.

"Aku beri kau waktu 5 menit untuk melampiaskan gairahmu.Kau tau aku tidak suka menunggu !" Damian melangkah berlalu.
Dave menghembuskan nafas lega. Matanya menatap Cassy yang sedang kehabisan nafas karena tanpa sadar dirinya telah menciumnya terlalu berlebihaan. Hening sejenak.

Sebelum akhirnya dave mulai mencium bibir Cassy kembali.

"Dave?"Cassy menahan dada bidang Dave agar tidak melanjutkan aktifitas mereka. "Dia menunggumu dan kau harus segera menemuinya." Cassy menggeleng pelan.

Wajah cantik, bahkan saat bangun tidur. Wajah wanita itu justru bertambah cantik saja di mata Dave. Rambut pirangnya yang sedikit acak acakan akibat perbuatannya menambah ke seksiannya, membuatnya enggan untuk melewatkannya.

"Dia bisa menunggu kita sayang," Dave mengecup bibir dan leher putih Cassy.

"Demi Tuhan Dave, jangan sekarang. Dia bisa saja kembali karena terlalu lama menunggumu." Dave menggerang malas. Namun, ucapan Cassy ada benarnya juga. Dengan malas ia beranjak dari ranjang sebelum mencium pipi Cassy. Tak lupa ia meraih selimut di lantai dan menyelimuti tubuh wanita itu. "Aku akan segera kembali."
Dave melangkah keluar kamar sambil memakai piyama tidurnya.

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang