Pict : Alea, baliho gambar Alea, Cassy, Dave :)
Cepet cepet update gatau bgs apa ga nya yah hahhaha maaf kalo ga sesuai . Cuss
Mendadak Dave teringat Alea saat ia melihat baliho besar di atas sebuah pusat perbelanjaan. Dave sedang menuju ke kantor nya saat ini. Perasaan bersalah mendadak menyelimuti pikirannya. Bagaimana ia bisa begitu saja melupakannya?
Dave memang berencana akan mampir ke apartemen Alea setelah pulang kerja.
Sejak pagi hal ini terus saja mengganggu pikirannya. Tak henti Dave memikirkan hal ini, bahkan saat menerima telepon dari klien pun ia tidak fokus. Bagaimanapun juga perasaannya belum bisa tenang jika belum meminta maaf secara langsung dengan Alea. Mungkin ada baiknya ia meneleponnya dulu siang ini untuk meminta maaf.
Dave meraih ponselnya untuk secepatnya menghubungi Alea. Hingga beberapa detik kemudian ia baru menyadari kehadiran sesorang di ruang kerjanya, saat asap rokok menerpa wajah tampannya.
"Apa yang kau lakukan disini? Dan apa ini? Kau merokok di ruanganku ! Aku saja tidak pernah melakukannya !" Dave menatap kesal sahabatnya yang tengah diduduk di hadapannya sambil menghisap rokok ditangannya.
"Kalau begitu kau coba lakukan. Sebenarnya ada apa denganmu ? Sejak aku masuk ke ruangan ini hingga aku duduk disini pun sepertinya kau tidak menyadari kehadiranku sama sekali. Seperti bukan dirimu," Damian mengamati Dave yang menurutnya aneh. Tidak biasanya sahabatnya itu melamun. Dirinya bahkan belum pernah memergoki Dave melamun seperti apa yang baru saja dilakukannya.
"Entahlah. Aku harus menemui sesorang saat ini," Dave berdiri dari kursinya hendak pergi.
"Alea?" Damian membuang asap rokoknya sambil melirik kearah Dave yang kembali menduduki kursinya. "Aku mengantarnya pulang bersama Nala seusai acara."
"Kau tau aku akan menemuinya ?" keningnya berkerut.
"Pertanyaan macam apa itu ? Jadi benar ya ada hubungannya dengannya ? Sebenarnya itu juga salah satu tujuan ku menemuimu. Bagaimana kau bisa tiba tiba menghilang dari acara itu dan meninggalkan Alea begitu saja ? Kau kan yang mengajaknya datang kesana." Damian dengan gaya elegannya mengatakan itu dengan santai pada Dave yang tampak gusar dihadapannya.
"Aku sedang ada urusan mendadak yang tidak bisa kutinggalkan."
"Kau bisa menceritakannya padaku."
Dave menghela nafas. Kemudian mulai menceritakan tadi malam pada sahabatnya itu. Ia tidak pernah bisa menyembunyikan apapun darinya.
"Jadi dia ada dirumahmu ?" Tanya Damian datar melirik Dave.
"Untuk sementara. Ku pikir aku akan menunggu kondisinya memungkinkan untuk mengantarnya pulang. Badannya panas tadi malam dan aku tidak tega membiarkannya."
"Kupikir kau bisa mengantarnya ke rumah sakit?" Damian mengejek alasan Dave.
"Kau menyukainya ? Apa dia cantik ? Kurasa kau bisa menjadikannya kekasihmu jika benar apa yang kukatakan," tambah Damian.
"Apa maksut mu ? Aku bahkan tidak mengenalnya."
"Bukan tidak tapi belum. Aku mendukungmu siapapun wanita itu," Damian bangkit dari kursinya. "Minta maaflah pada Alea lebih dulu, karena kau meninggalkannya tadi malam."
"Tanpa kau suruh pun, aku akan melakukannya."
"Bagus !"
Sepeninggal Damian, Dave tidak jadi menelepon Alea. Ia pikir akan lebih baik jika mengatakan nya secara langsung.
Dave menekan bel apartemen Alea. Ya, dirinya kini sedang berdiri di depan pintu apartemen wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE
Romance• Takluk kan dia. Buat dia tergila gila padamu ! Disaat kau telah berhasil membuat dirimu menjadi titik kelemahannya, hancurkan dia hingga ke jurang tanpa dasar ! • My second story :) NOTE : Beberapa part di private ya .. biar full ceritanya ayo fo...