Sick

1.8K 160 0
                                    

BrianaPOV

Kami -Cam,Cara,Zyan dan Justin- sedang berjalan menuju kantin. Posisi kita adalah;

Cara disebelahku kiriku.

Justin di sebelah kananku.

Cam disebelah justin. Dan Zayn disebelah Cam.

Justin merangkul bahuku. Sangat nyaman.. Kita bergurau dengan hal hal yg sangat sangat konyol. Sesampai di kantin kita mencari tempat duduk. Aku dan justin selalu bersama dan tidak pernah berpisah.

"Mau pesen apa?” aku mendongak kearah Cara.

"Spagetti sama es jeruk aja." ucapku. Cara mengangguk.

"Kau just?" aku menoleh kearah justin.

"Semakan aja sama Ana." ucapnya dan memainkan rambutku yg tergerai.

"Justin kau kenapa?" ucapku. Justin berbeda sungguh. Dia sekarang selalu tersenyum sendiri.

Aku memegang jidatnya. "Tidak panas." gumamku. "Kau ini kenapa??" ucapku kesall melihat justin tersenyum senyum kepadaku.

"Kau gila!" geramku.

"Aku gila karna mu." jawab Justin dan memperlihatkan wajah menggodanya. Aku hanya memutar kedua bola mataku. Menjijikan.

"Zayn! Kita tukeran tempat yuk!"ucapku. Aku melihat justin melotot dan memegang tangan ku kencang.

"Apa apaan sih anaa!" ucap justin dengan decakan kesal.

"Terserah kau." ucapku jengkell. Aku melihat justin memanyunkan bibirnya. Lucuu..

"Lucu banget sih." ucapku dan mencubit pipinya gemes. Justin malah nambah cemberut.

"Kenapa sih ih?" ucapku menatap kearah bibir pinknya.

"Sakit." ucap justin pelan sambil megang kedua pipinya. Tapi masih cemberut.

"Mau nya diapain atuh?" tanya ku. Justin nengok kearahku.

"Pengen cium pipi aku belah ini sama ini." ucap justin sambil menunjukan kedua pipinya. Okeyy.. Aku mendekat ke muka justin. Akupun mencium pipi kiri dan kananya. Justin tersenyum lebar.

"Ini juga sakit." rengek justin sambil nunjuk keningnya. Aku menggeleng geleng kan kepala dan mencium keningnya cukup lama.

"Modus!" celutuk Cam. Justin hanya melirik cam dengan tatapan sinis.

"Ini juga sakit." justin nunjuk hidungnya yg mancung. Akupun menciumnya.

"Dan ini juga sangat sakit." rengek justin sambil membawa jariku kebibirnya. Oh god..

"Dih modusnya keterlaluan." Celutuk Zyan. Aku melihat justin menatap Zyan dengan tatapan 'bilang aja mau'. Aduh ada ada aja.

"Tutup matamu dulu." ucapku. Justin pun menutup matanya. Aku tersenyum jahat.

"Zyan sinii!" ucapku tanpa suara. Zyan pun mendekat kearahku.

"Cium justin." bisikku sangat pelan. Zyan mengangguk dan mulai mendekat ke arah bibir justin.

Tibatiba justin membuka mata. Dia melotot melihat zyan yg sedang menutup matanya dan memonyongkan bibirnya di depan justin. "Apa yg kau lakukan!!" teriak Justin dan menjauh dari zyan.

"Hahahahaha!" tawaku meledak membuat Justin menengok kearah ku. Dan tiba tiba dia mendorong kasar kursi yg dia pakai dan berjalan menjauh meja ini..

Astaga.. Justin marah?

JustinPOV

Gak tau kenapa dan apa yg membuatku marah cuman hal seperti itu. Dikira aku Ana bener bener ingin mencium ku, ternyata tidak. Dia ketawa sangat bahagia disaat aku kesal. Gimana gak marah?

"Justinn!" aku mendengar Ana memanggilku. Aku malah berjalan cepat.

"Justi--" aku berhenti berjalan. Ana kenapa memotong panggilannya?

Aku pun menengok kebelakang dan mendapatkan Ana yg sedang memegang kepalanya. Astaga dia kenapa..

Aku berlari kearah Ana dan memeluk Ana cepat sebelum dia jatuh. Aku melihat wajahnya pucat.

"Ana kenapa? Apa yg sakit?" tanyaku memeluknya erat.

"Kepalaku sakit." ucapnya pelan hampir seperti bisikan.

"Kita ke kerumah sakit ya?" ucapku dan berjalan pelan. Tiba tiba Ana menjadi berat. Aku melihat wajahnya, matanya tertutup.

"Ana?" aku menepuk pipinya pelan. Ana tidak berdeming. Akupun menggendongnya dan berjalan tergesa gesa.

"Cam Zyan Cara ikut aku cepat!!" ucapku

"Astaga Ana! Justin dia kenapa!?" panik Cara. Aku tidak membalasnya, aku berlari menuju mobil diikuti dengan Cam dan lainnya.

"Cam kau yg menyetir cepat.!" Cam mengangguk. Cara membuka pintu penumpang dan aku pun masuk dengan perlahan.
"Cepet jalan!" bentakku. Aku memeluk Ana yg sekarang sudah berada di pangkuanku. Aku terus mencium bagian bagian lekuk wajah Ana. Seluruh Tubuh ana sangat panas.

Kita menunggu Ana yg sedang di periksa oleh dokter.

Tiba tiba pintu terbuka dan mendapatkan pria berjas putih.

"Bagaimana keadaannya dok?" ucapku berbarengan dengan Cara.

Dokter itu tersenyum. "Dia baik baik saja. Dia hanya demam tinggi. Tapi sekarang sudah turun kok, hanya saja dia kekurangan gizi jadi lebih di teraturkan makanannya." ucap dokter dan pergi.

Aku masuk kedalam ruangan Ana. Aku melihat ana sedang berbaring di kasur dengan menutup mata.

Akupun mencium keningnya dan duduk di sebelah kasur Ana sambil mengenggam tangan Ana dan sekali kali menciumnya.

"Justinn.." suara serak Ana membuatku menoleh kearahnya.

"Kau sudah bangun." ucapku dan mengelus rambutnya. Ana tersenyum lemah kepadaku.

"Kau tidak marahkan?" ucap nya sambil mempererat pegangn kami. Aku menggeleng dengan cepat.

"Enggak." ucapku sambil mengecup punggung tangan Ana.
"Nyamuk." celutuk Zyan sambil pura pura seperti sedang menangkap nyamuk.

Aku mendengar Ana tertawa. Aku pun ikut tertawa.


Vote!!

Back to first but different [J.B]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang