Different?

1.6K 157 4
                                    

KendallPOV

Aku tersenyum di dalam dekapan justin saat apa yg justin dan cam omongkan. Cam benar aku hanya memanfaatkan justin dan justin? Ya tentu salah. Dia hanya saking cintanya sama aku dan mempercayaiku. Aku pura pura menangis saat ini. Kalau saja ada produser aku yakin aku pasti akan jadi artist film. Haha.

***

CameronPOV

Justin bener bener sudah di tipu sama kendall, sekarang dia sangat sangat keterlaluan. Aku tidak marah padanya hanya saja aku marah pada kendall yg sudah merubah sifat justin. Aku ingin justin dulu. Justin sahabatku. Bukan sekarang. Yg bukan sahabat ku.

Saat ini aku sedang berjalan kearah uks dimana Ana sekarang. Aku tau justin dan Ana saling cinta. Ana memang sudah bilang kalau dia masih cinta sama justin dan aku yakin perasaan Justin sama seperti Ana juga.

"Haii." sapaku kepada zayn, cara dan cody.

"Sudah bangun hm?" ucapku dan mengecup kening briana. Dia tersenyum lemah dan mengangguk.

"Tadi kau kemana?" Tanya Ana.

"Menghampiri justin dan kendall." jawabku santai dan duduk di dipinggir kasur.

"Hah?" gumam Ana bingung.

Aku terkekeh ngeliat muka nya Ana. Lucu. "Aku menampar kendall+menampar justin+membentak meraka. Dan aku bertanya kepada justin 'sahabat kecil atau pacar?' kalian tau apa yg di katakan justin hmm?" aku bertanya kepada mereka. Mereka menggeleng.

"Dia milih pacar pilihan tepat bukan?" jawab ku santai.

BrianaPOV

"Dia milih pacar pilihan tepat bukan?" jawab cam santai.

Jadi justin memilih Kendall dari pada aku dan lain lainnya? Aku yakin justin tidak pernah berbicara seperti itu. Aku yakin.

"Kau bohong Cam." ucapku dingin. Dia menengok kearahku.

"Heyy aku gak bohong. Itu memang yg dikeluarkan dari mulut justin." jawabnya.

Aku terdiam menatap Cam dengan pandangan kosong. Justin.. Dia memilih kendall yg sebenarnya hanya menipunya.

Justin disini tidak salah tapi kendall yg salah karna dia yg membuat justin terperangkap oleh rayuan busuk itu, ekting busuk itu. Aku yakinn..

Aku tidak akan menyerah.. Aku akan bikin justin percaya padaku lagi..  Batinku dan tersenyum.

"Kenapa kau tersenyum ana?" celutuk Cara. Aku tersentak dan menggeleng dengan cepat.

"Kau seperti orng gila tersenyum sendiri." ucap Cara menggeleng geleng kan kepalanya. Aku hanya terkekeh.

***

"Justinn.!!" aku mengejar justin yg sedang berjalan sendiri menuju parkiran mobilnya. Dia menengok dan berhenti.

"Apa?" tanyanya dingin. Dia bener bener..

Aku tersenyum. "Boleh kita ke cafe atau kemana untuk tempat kita bicara.?" tanya ku.. Justin menatap ku dan berpikir.

"Baiklah. Masuk!" jawab justin dan masuk kedalam mobil.

"Yeyy!" ucapku riang dan masuk kedalam mobil.

Keadaan di mobil sangat hening. Aku menghembuskan nafas ku kasar aku tida suka keheningan.

"Kita akan kemana?" tanyaku memecahkan keheningan.

"Mcd." jawabnya masih fokus ke depan. Aku pun ber'o' ria.

Dan hening lagi.

Sesudah sampai kita duduk di tempat dekat jendela.

"Dan sekarang kau mau ngomong apa?" tanya justin. Masih bernada dingin.

"Emm.. Kendall tidak masuk?" tanyaku basa basi. Karna aku sedikit gugup.

"Tidak dia katanya ada acara penting. Oh ayolah to the poin! Cepat." gerutu justin. Aku menghela nafas.

"Kau benar benar tidak percaya pada ku just?" ucapku pelan. Justin menautkan alisnya.

"Justin.. Kau masih marah padaku? Karna emm.. Karna aku menuduh kendall?" tanyaku.

"Ya. Tentu saja. Kita sekarang musuhan bukan teman atau pun sahabatkan? Haha." justin ketawa garing. Aku menatapnya dengan senyuman palsu.

"Justin.. Ini demi kebaikanmu. Aku mohon percayalah padaku, kendall hanya memanfaatkan mu. Dia tidak mencintaimu sama sekali justinn.." aku melihat justin mengepal tangannya.aku tau dia akan marah padaku.

"Ana! Dengar! Kendall pacar ku. Kau tau apa soal kendall? Hah?! Kendall tidak seperti apa yg kau katakan! Kau ini kenapa sih?! Aku tau kau masih mencintaiku, kau masih ingin jadi milikku. Tapi tidak sampai mau merusak hubunganku! Kalau kau mencintaiku kalau kau ingin aku bahagia, kau biarkan aku bersama kendall!" bentak justin.

Aku meneteskan air mata. Pipiku mulai basah, aku menatap dia tersenyum pahit walaupun air mata terus mengalir.

"Aku memang mencintaimu justin.. Aku memang ingin kau bahagia.. Tapi kendall tidak baik bagimu, dia jahat padamu justin!! Dia licik!!" ucapku sedikit berteriak.

Plak!

Justin menamparku didepan semua orang yg sedang makan.

"Kau menamparku? Hmm? Okey.. Aku menyerah justin. Aku menyerah! Aku pasrah!! Terserah kau!!! Kau ingin aku berenti menuduh kendall, okey! Aku memang tidak berhak mengurus percintaan orang lain. Haha.. Apa lagi orang itu yg aku sayang. Haha.." aku tertawa pahit.

Aku mengambil tas dan beranjak ingin pergi. Sebelum aku pergi aku berenti di depan justin.

"Mungkin ini yg terakhir kalinya.. Mungkin ini yg terakhir kali aku atau kau rasakan. Mungkin ini terakhir kalinya. I still love you justin.." aku mencium pipinya dan pergi dengan tangisannku yg benar benar deras.

Aku berlari sekuat tenaga ku.

BRAK!

Aku menabrak seseorang.

"KAU!" ucapku.

"BRIANA!"

****

Vote!!!!

Back to first but different [J.B]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang