Sorry again.

1.2K 117 0
                                    

BrianaPOV

Kami berjalan di koridor sekolah, aku berpegangan tangan dengan justin, dan gak pernah lepas selama di sekolah.

"Babe, ke lapangan basket yuk." Ajak Justin. Aku hanya mengangguk angguk.

"Guys aku sama ana ke lapangan basket ya." Ucap justin dan menarikku lembut.

Sesampai di lapangan basket aku berdiri di tengah lapangan bersama justin. Justin mendribble bola basket itu dan memasukkan ke ring dan masuk!.

Aku bertepuk tangan sambil terkekeh. "Hebat." Ucapku.

"Justin, ana.." kami serempak menengok kearah yang memaanggil.

Aku melihat Kendall dan ryan, ryan berada di kursi roda. Aku menaiki stu alisku. Ini ekting ata bukan?

Justin menarikku dan merangkulku. "Mau apa?" Ucap justin dingin. Aku meremas bajunya.

"Aku ingin minta maaf." Ucap kendall. Justin tertawa sinis.

"Minta maaf palsu?" Ucap justin.

"Aku bener bener minta maaf justin." Ucap kendall. 

"Oh gitu.. aku tau, rencananya." Ucap justin.

"Kau jangan seperti kakamu ken, jangan jadi pembohong." Ucap justin.

"Dia bener bener ingin minta maaf padamu justin." Ucap ryan.

"Kau sakit? Atau pura pura sakit?" Ucap justin. Aku tahu dia marah.

"Aku minta maaf justin, selama ini aku merusak kebahagian kalian, dan sekarang aku bener bener minta maaf sama kalian dan bersumpah gak akan aku ulangi lagi." Ucap ryan. Aku menatapnya. Kaya gak ada kebohongan di matanya.

"Aku maafin." Ucapku dingin.

"Ya." Ucap justin malas.

"Makasih." Ucap ryan dan tersenyum tipis. Bengitu kendall.
Dan berlalu.

"Huh." Dengus justin. Aku menatapnya.

"Kenapa?" Ucapku.

"Enggak." Ucapnya dan memelukku.

"Kenapa sih?" Ucapku lagi.

"Mudah mudahan ini yang terakhir untuk masalah kita." Ucap Justin mencium keningku singkat.

"Amin. Tapi kita akan selalu ada masalah dan itu akan membuat kita semakin kuat untuk menjalan kan status inikan." Ucapku tersenyum. Juztin ikut tersenyum.

"I love you." Ucap justin.

"I love you justin!!" Teriakku diiringin tawaku. Justin tertawa.

Justin menarik tengkuk ku, melumat bibirku dengan lembut. Aku mengalungkan tangan ku di leher.

Justin melepasnya, "aku sangat sangat mencintai mu." Ucap nya.

Aku tersenyum, dan menghambur pelukan ke justin. Aku mengelus rambutnya. Justin menggerakkan tubuhnya, kita seperti berdansa dalam pelukan tanpa lagu.

Aku menutup mataku, merasakan bibir justin menempel di keningku sangat lama.

"Woy! Ini sekolah!" Teriak seseorang. Aku menengok.

"Bilang aja sirik." Ucap justin.

"Aku gak sirik, tapi aku pengen kaya kalian." Lirih zyan dengan di sok sok imutin.

"Nambah jelek zy, kalau digituin." Celutuk cara.

"Jahat." Ucap zyan.

"Aku mah cara bukan jahat." Ucap Cara. Zyan menepuk jidatnya.

"Terserah! Susah ngomong sama anak kecil mah." Ucap Zyan. Cara langsung cemberut.

"Tuh austin jadi cowok kaya justib kek." Ucap Cara. Austin terkekeh.

"Mau romantis?" Ucap austin. Cara mangguk.

"Sini." Austin mencium kening Cara. Lama banget.

"Ekhm!!! Woyy!!" Zyan bener bener. Cara pipinya merah. Austin terkekeh sambil memebawa cas kepelukannya.

Justin tiba tiba menarikku kedekapannya sama kaya kara dan austin.

"Kita mah apa atuh cam." Ucap zyan sambil memeluk cam.

"Astaga, zyan jijik ih." Ucap cam sambil berusaha melepas pelukann dari zyan.

"aku gak punya pacar, jadi kau saja! Sini." Ucap zyan sambil mengeratkan pelukannya.

"Zyan gilaa!!" Teriak Cam. Aku justin cara dan austin tertawa di pelukan masing masing.


Vote.

Btw baca Cerita baru aku yuk. Cek profil aja.
Jangan lupa vomment.

Back to first but different [J.B]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang