With my the gank.

1.4K 151 3
                                    

BrianaPOV

"Justinnn.." aku menggoyang goyangkan tubuhnya. Dia susah sekali bangun nya!!.

"Justin bangun ih!" aku menampar pipinya keras. Aku melihat justin membuka matanya dan menyipit kan matanya. Dia mendngus dan menutup matanya.

"Astaagaa!!!" aku bergumam kesal.

Aku mencubit kedua pipinya dengan keras. Dia meringis dan membuka matanya.

"Awww.. Ana.. Sakitt!!!" justin berusaha melepas tanganku yg mencubitnya. Bodo amat. Aku udh cape ngebangunin nya dengan pake segala halpun.

"Bodo!!" ucapku dan makin mengencangkan cubitannya.

"Sayang.. Aww.. Anaa iyaaa.. Ss.. Akuu bangunn!" ucap justin diiringi ringisan.

Aku melepasnya. Justin bangun sambil mengusap usap pipinya, dia menatapku kesal.

"Sakit tau!" ketus justin.

"Bodo." ucapku tak kalah ketus. Justin menatapku dan berdiri.

"Aku yakin ini merah." ucap justin sambil memegang kedua pipinya dan berjalan menuju kaca dikamarnya. Aku tidak bisa melihat bercak merah dipipinya karna di tutupin oleh kedua tangannya.

Aku bejalan mendekat. Aku melihat justin memegang pipinya dan mengelus elusnya. Aku membalikan tubuhnya, dan melepas kedua tangannya.

"Yatuhan.. Justinn.. Maafin aku, aku pikir gak semerah ini." ucapku mengelus elus pipinya. Merah. Sangat merah.

Justin menatapku datar. Aku yakin dia marah. "Justin.. Maafin akuu, aku kan nyubit kamu karna aku kesal! Kamu gak bangun bangun terus! Sekarang kan udh siang. Maaf ya sayang.." ucapku. Justin tidak menjawab.

"Just.. Aku minta maaf." ucapku lagi. Justin tetap diam. Okeyy...

Aku menarik tengkuknya untuk sendikit membungkuk. Aku mencium pipi kirinya dengan lembut, aku mengcup ngecup bagian merah dan begitupun yg kanan.

"Aku minta maaf okey?" ucapku mengusap tengkuknya.

Aku melihat justin mengehela nafas. Dia menarik ku kedalam dekapanya dan menyimpan kepalanya di tengkuk ku.

"Aku gak bisa marah sama kamu sayang." ucap justin dan melepas pelukanya. Dia mengecup keningku singkat.

"Sekarang kmu mandi. Aku tunggu di ruang tengah. Cam sama yg lainnya sudah menunggumu." justin hanya mengangguk aku pun keluar kamarnya.

"Justin sudah bangun Ana?" ucap mom pattie. Aku mengangguk.

"Aku mncubitnya dan membuat pipinya merah, abis aku kesal dia terus saja mendengus lah, berdecak kesal lah, atau menutupnya lagilah, bukannya bangun." ucapku sambil menyimpan minuman ke nampan. Mom pattie tertawa.

"Kau ini ada ada aja. Justin memang gitu, dia selalu susah bangun. Jadi kalau udh jadi istri nya justin harus bersabar oke." ucap mom pattie diiringi kekehan. Aku merona saat mendengar ucapan mom 'istri'. Seperti aku ini memang bener bener jodohnya justin.

"Mom bisa aja ah." ucapku dan berjalan ke ruang tengah sambil membawa nampan. Aku mendengar mom pattie terkekeh.

"Ini minumannya guyss.." ucapku dan menaruh nampan di meja.

"Justin sudah bangun.?" ucap zyan. Aku mengangguk dan duduk disebelahnya.

"Dia susah sekali bangunnya. Dasar kebo." celutuk Cam. Aku hanya terkekeh.

"Apa yg kau bilang tadi? Kebo? Aku manusia Cam bukan hewan." ucap seseorang. Aku membalik mendapatkan justin sedang berjalan kearah kami.

"Emang siapa yg bilang kau itu hewan bukan manusia." ucap Cara. Justin menatap cara dengan gemes.

"Kau tidak dengar? Tadi kan Cam yg ngomong sendiri." ucap justin dan berbalik menatapku. Dia menatapku dan zayn. Oh.. Aku duduk dengan zayn sangat dekat dan zyan pun merangkul ku.

"Kau kan memang k-e-b-o." ucap Cara. Justin hanya memutar bola matanya.

"Terserah kau saja lah." ucap justin.

"Singkir kan tanganmu dude!" ucap justin sambil menarik pinggangku dengan cepat.

"Emang kau siapanya?" ucap zyan. Astaga..

"Aku kekasihnya!" ucap justin. Aku bisa merasakan tangan justin mengepal di pinggangku.

"Dan akupun mantannya! Apa salahnya merangkul mantan pacarnya sendiri." ucap zayn tak mau kalah.

Justin berdecak kesal. "Zyan jangan memulai!" ucapku dan marangkul justin. Kita duduk disebelah Cara.

"Dasar emosian." gerutu zyan.

"Apa kau bilang!!?" bentak justin.
"Justin!" ucapku.

"Kalian kenapa ribut terus!?" ucap ku kesal.

"Namanya juga mantan bertemu pacarnya. Pasti selalu ribut. Kaya tom and jerry." ucap Cara.

"Jerry?" ucap justin.

"Mesum ih!" ucap Cam dan menatap justin jijik.

Justinpun tertawa. Kita menatap justin.

"Gak ada yg lucu aku rasa." ucapku datar. Justin langsung berenti ketawa.

Dia mendengus dan menyender di bahuku.

"Menyebalkan." ucap justin.

"Aku juga membencimu." ucap zyan.

"Gak nyambung!" ucap Cam sambil melepar bantal sofa ke muka zyan.

"Cam jelek ya." celutuk Cara.

"Kenapa ujuk ujuk ke jelek?" tanya justin.

"Dia mah kan emng jelek." ucap Cara.

"Bener sih." ucap justin. Cam menatap Cara dan justin bergantian.

"Kau!!" Cam melempar bantal kearah Cara dan justin, tapi bantal yg mau ke justin meleset kearahku dan alhasil aku yg kena.

"Cam!! Sakit tau!" ucapku kesal.

"Dasar gak ahli melempar! Yg mana yg sakit babe?" ucap justin sambil mencium keningku. Aku menggeleng.

"Enggak kok. Enggak ada." ucapku tersenyum. Dia mencium keningku lagi.

"Sok romantis!" ucap zyan.

"Bilang aja cemburu zyan apa susahnya." ucap Cara. Aku dan justin dan cam hanya tertawa.


Tinggallkan vote!
Pencet lambang bintang apa susahnya oeky!!

Back to first but different [J.B]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang