Aara(AustinCara) and Jriana(JustinBriana).

1.2K 123 1
                                    

CaraPOV.

"Austin.." panggil saat di dalam mobil.

"Apa babe?" Ucap austin, nengok sekilas dan fokus ke arah depan lagi.

"Kerumah justin yuk, kata Ana kemaren justin udah pulang. Sekalian main." Ucap ku.

"Kamu kangen yaa sama justin?" Ucap Austin nadanya sinis. Aku menggeleng cepat.

"Enggak ih! Aku kangen sama Ana, soalnya dia kan gak masuk masuk karna ngejagain justin." Ucap cara.

"Oh." Ucap Austin. Aku berdecak kesal.

"Kamu mah ya ih!!" Kesalku cemberut. Aku marah. Bodo.

Hening.

"Babe.." panggil austin. Aku diem menatap kedepan.

"Sayang.." austin meminggirkan mobilnya.

"Cara sayang." Austin memegangi tanganku dan mengecupnya.

"Jangan marah. Iya iya, kita kerumah justin." Ucapnya. Aku menahan senyum, dan tetep diam.

"Sayang.. oh ayolah, aku minta maaf." Ucap austin.

"Cara, aku minta maaf sayang. Aku hanya cemburu." Ucapnya pelan. Aku menatapnya. Jujur banget.

"Cieee cemburu!" Seruku sambil ketawa.

"Kamu itu yaa." Ucap Austin sambil menggelitik pinggangku. Aku tertawa keras.

"Oh, austin stop. Hahha." Teriakku berusaha melepas tangannya. Austin tertawa.

"Austin stop it! Please!!" Ucapku. Aku menggeliat gak mau diam, ini geli.

Aku mendekatkan tubuhku ke dada austin, sumpah ini geli. "AUSTIN!" Panggilku disela sela tawaku. dia terus menerus menggelitikku.

"Austin sumpah aku capek!" Ucapku nyender di dadanya. Austin terkekeh dan memelukku gemes.

"I love you." Ucap austin mengecup rambutku.

"I love you more." Ucapku sambil melepas pelukannya.

"Kita kerumah justin!" Seruku. Austin tertawa kecil dan mengacak rambutku.

"Oke!"

***

BrianaPOV

"Sayang.." aku mengadah kebelakang. Justin sedang berjalan. Dia sudah pulang dari rumah sakit, dan lukanya sudah sembuh.

"Apa?" Ucapku. Justin duduk di sebelahku.

"Sepi yaaa." Ucapnya sambil mainin rambutku yg tergerai.

"Maunya apa?" Ucapku sambil mendekat kearahnya.

Justin menaiki kedua bahunya. "Kita mau lulus ya?" Ucap justin mengecup keningku. Aku mengangguk.

"Kita lulus, terus nikah deh." Ucap justin enteng.

"Aku gak mau ya nikah sama kamu." Ucapku cuek.

"Loh kenapa?" Kesal justin.

"Nyusahin." Ucapku ngasal. Justin menatapku dengan tatapan gakpercaya.

"Jadi kamu ngurus aku itu kamu gak iklas?" Ucap justin. Aku mengangkat kedua bahuku.

"Kamu gak sayang lagi ya sama aku? Oh aku itu emang nyusahin. Sakit sakitan terus! Padahal kamu gak usah ngurus aku, terus ngebiarin aku mati aja padahal kalau nyusahin!" Ucap justin. Aku menatap justin yg sedang manatap lurus. Astaga.. segitunya kah aku bilang kata 'nyusahin' sampe sampe dia gitu?. Tangan justin mengepal.

"Justin bukan itu mak--"

"Aku memang nyusahin! Dari dulu harus nya gak usah urus aku!" Ucap justin. Aku menggeleng.

"Enggak sayang.." aku memeluk tubuhnya erat.

"Aku cuman bercanda. Beneran deh, aku iklas kok, aku masih sayang sama kamu selamanya justin.. maafin aku." Ucapku sambil mengelus rambutnya. Justin gak ngejawab dia membalas pelukan dengan erat.

"Aku gak mau kehilangan kamu." Ucap justin memelukku erat.

"Aku juga." Ucapku memluk balik erat.

"Tin..nong..ting..nong." aku mengecup pipi justin sekilas dan berdiri diikutin oleh justin. Kita berjalan kearah pintu dan membukannya.

"CARA!" seruku, menghambur pelukan. Diblas oleh Cara.

"I miss you." Ucap ku sambil melepas pelukan.

"I miss you too." Ucap Cara. Aku melihat justin dan austin berjabat ala cowok.

"Masuk yuk!" Ajakku dan diikuti oleh anggukan austin dan cara.

Mereka duduk disofa bersama dengan justin. aku berjalan kearah dapur untuk mengambil minuman dan makanan.

"Iniii.." seru ku dan menyimpan nampan di meja.

"Ngerepotin ih, padahal gak usah." Ucap cara.

"Enggak kok." Ucapku duduk di sebelah justin. Justin langsung merangkulku.

"Jadi ada tujuan apa kesini?" Ucapku, cara terkekeh.

"Mmmm, yaa gini.." cara gugup!

"Cara ingin main disini sekaligus tempat kamu berpacaran." Ucap austin dengan cengiran. Cara mencubit perut austin.

"Aww, babe sakit." Ringis austin pelan. Aku terkekeh.

"Jadi rumah aku sekarang jadi tempat pacaran ya, perasaan enggak deh." Celutuk justin. Cara menatap tajam ke arah justin. Ini dua anak gak pernah akur.

"Terus kenapa? Gak boleh?" Ucap cara.

"Sewot amat sih." Ucap justin kesal.

"JUSTIN!" ucap cara dan berlari kearah justin. aku mundur menjauh dari mereka. Cara memukul justin pakai bantal sofa terus menerus.

Astaga.. aku cemburu..

Aku menengok kearah austin, austin pun sama persis kaya ku. Dia melihat pemandangan itu datar.

"Austin." Panggilku pelan.

"Cemburu gak?" Ucap austin tiba tiba..

Aku diem. "Sakit gak?" Ucap austin lagi. Aku mengangguk pelan.

"Bisa berenti mainnya?" Ucap Austin datar. Tapi cara malah terus terusan memukul justin.

"Terasa tukeran pasangan ya!" Bentak austin lalu menarikku kesamping. Cara langsung berenti begitu pun justin. Justin melotot kearah austin, dia berlari kearah ku dan menarik ku.

"Eh, cara yg duluan bukan aku. Dia yg terus mukul aku." Ucapjustin memperkencang rangkulan di pinggangku.

"Austin, aku gak bermaksud main sam-" ucap cara terpotong.

"Hmmm." Ucap austin dan merangkul cara dengan kencang kayanya kalau diliat.

"Ke balkon yuk." Ucap justin. Justin berjalan kearah taman bersamaku diikutin mereka yg ada di belakang kami.

Justin duduk bersila, dia menarikku. Alhasil aku ada di pangkuan justin. Justin melingkari tangannya dipinggangku dan menyimpan dagunya di bahuku.

"Austin!!" Aku melihat Cara berlari memutar, dibelakangnya austin yg mengejarnya. Cara ketawa keras saat austin memeluk nya dari belakang dan mengangkatnya. Aku tersenyum.

"Just, liat." Ucapku sambil menunjuk kearah cara dan austin.

"Haha, mereka cocok ya." Ucsp justin diiringi kekehan. Aku mengangguk.

"Austinn aku pusing!" Teriak Cara. Aku terkekeh saat austin memutar cara di udara. Austin berhenti tapi gak nurunin cara dari gendongannya. Mereka berjalan kearah kami.

"Kalian mesra." Ucapku barengan sama justin. Mereka tersenyum malu.


Vote.
Silent aku mohon vote jugaaa!




Back to first but different [J.B]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang