Problems!

1.2K 120 1
                                    

JustinPOV

Aku terbangun dalam kebisingan, aku membuka mataku perlahan dan menyipitkan. Aku melihat Jazzy dan mom. Ana pun ada disitu dan sedang menunduk.

"Ana.." ucapku serak. Ana mengangkat wajahnya dan menengok kearahku.

"Justin." Bisik ana. Aku menengok kearah Jazzy dan mom, dia pun sedang terdiam. Mom menatapku dengan senyum tulusnya. Jazzy menatap Ana dengan tajam. Aku tau itu. Aku tau bagaimana penglihatan jazzy kepada siapapun.

Aku mengamit jari jari Ana. Ana meremas tangan ku, aku melihat wajah Ana. Ada bercak merah dipipi kanan ana. Aku menarik ana lebih dekat.

"Ana ini apa?" Tanyaku sambil memegang pipi kanannya.

"Hah? Itu.. bukan apa apa." Ucapnya dengan gelapakan. Aku menyipitkan mataku.

"Jangan bohong! Ini apa merah merah?" Tegas ku. Ana hanya menatapku.

"Jawab aku ini apa!? Mom Ana kenapa?" Ucapku sedikit membentaknya.

"Aku menamparnya." Aku menengok kearah jazzy. Jazzy berbicara seperti dengan datar.

"Sebegitunyakah kau membencinya hah?! Jazzy aku gak pernah punya kakak sepertimu! Kau berubah! Ana baik padaku, aku tulus padaku!!! Kenapa kau begitu membencinya!!?" Bentakku marah. Jelas marah, kekasihku yg amat amat aku cintai gak disukai oleh kakaku sendiri.

"Justin udah." Ucap ana sambil mengusap lenganku.

"Kalau kau membenci Ana berarti kau juga membenciku Jazz!!! Ana gak sejahat apa yg kau pikirkan! Apa yg kau bayangkan!!" Bentakku lagi. Terasa nyeri sedikit di bagian perutku.

"Justin udah!" Bentak Ana pelan. AKu mengubrisnya.

"Kenapa kau hanya dia hah!?" Ucapku.

"Dia menyakitimu terus justin!! Aku menyangimu, kau adikku! Aku gak mau adikku tersakiti terus!!! Aku sangat membencinya dari dulu kau ajak kerumah sewaktu jaman kau sd!! Dia selalu menyakiti hati mu!!" Teriak jazzy.

"Kalau kau menyayangiku harusnya kau membiarkan aku bersamanya!!!!" Bentak ku keras. Nyeri di perutku bertambah.

"Awh.." ringisku.

"Justin!" Ana menangkup wajahku.

"Justin bilang padaku, apa yg sakit? Perut mu? Sayang aku bilang apa yg sakit?!" Teriak Ana sedikit menepuk pipiku. Aku melihat dimatanya tersirat kekhawatiran.

"Perutku." Ucapku pelan. Aku meringis.

"Mom panggil dokter!" Ucap Ana berteriak, tanpa melihat mom. Dia terus mengusap pipiku dan sesekali mencium keningku.

"Ada apa?" Ucap dokter yg tiba tiba dateng.

"Perutku dok, sakit." Ucapku diiringi ringisan.

Dokter memeriksa di bagian perutku. Dia sedang serius memeriksanya.

Aku menatap Ana yg sedang mengelus rambutku.

"Masih sakit?" Ucap ana. Aku mengangguk.

"Okey, justin kamu jangan banyak bergerak ataupun berbicara. Di bagian jaitannya terbuka dikit, tapi tidak apa apa. Ana tegur justin bila dia bergerak atau banyak berbicara. Permisi." Ucap dokter dan berlalu. Aku memenjam kan mataku sesaat.

"Ini semua salah kau Ana!" Ucap jazzy. Kenapa jadi ana yg salah? Siapa yg duluan mancing emosi?

"Jangan salahkan ana! Justru kau jazzy yg membuat ku emosi!!" Bentakku. Ana meremar tangannku.

"Justin udah, aku mohon." Ucap Ana. Aku menghembuskan nafas kasar.

"Kita keluar." Ucap mom sambil mengecup keningku.

"Tapi-"

"Keluar!" Ucap mom dan berjalan kearah pintu. Jazzy mendengus dan mengikuti mom. Sebelumnya jazzy menatap Ana tajam, sekarang aku yg balas tatapannya.


Vote.

Back to first but different [J.B]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang