Terbongkar.

1.6K 165 1
                                    

BrianaPOV

Ryan ataupun dengan siapapun yg baru bertemu denganku sekarang sangat sangat dekat denganku. Ryan selalu perhatian denganku, selalu bareng lah dan lain lainnya. Justin dan kendall seperti aku dan ryan, seperti kendall tidak mau kalah denganku.

"Kalian pacaran aja sekalian apa susahnya." celutuk Kendall yg sedang menggelayut di tangan justin. Justin sedikit kaget dan menatapku.

"Tidak kita hanya sahabat. Yakan ryan?" aku bertanya kepada ryan. Dia hanya mengangguk patah patah, kenapa dia?.

"Oh sudahlah, kita ke taman." ujar justin ketus. Dia sekarang menjadi dingin dan ketus. Aku hanya melihat dia dan kendall jalan mendahului.

Kendall dan justin duduk di bangku taman sedanng kan aku dan ryan berlari larian karna ryan berusaha mengelitiku.

"awhh." rintih kendall. Aku menabraknya tidak sengaja, aku melihat justin menolong kendall. Aku meringis karna sakit di dada. Hati ku serasa di belah dengan pisau sagat sakit.

"Kalau lari lihat kedepan!!" ucap justin membentak. Aku sudah biasa di bentak olehnya.

"Maaf." ujarku dan menunduk. Aku merasa ada yg memelukk dari samping.

"Hey broo.. Kalau ngomong tidak usah meninggikan suara. Dia perempuan kau tau." ucap ryan dengan penuh hati. Dia sangat baikk..

Justin menatap ryan datar. "Terserah kau." justin pergi sambil merangkul kendall.

****

Saat ini aku sedang berjalan menuju kamar mandi. Saat sudah sampai aku di tarik oleh seseorang dan mendorongku ketembok.

Plak!

"Aw.." ringisku. Kendall menamparku.

"Aku sbenarnya ingin menyiksa mu! Kau harus tau itu." ucapnya. Dia menarik rambutku dengan keras.

"Kenn.. Stopp.. Aw.. Kenn." lirihku. Dia hanya tertawa sinis dan makin memparahkan menarik rambutku.

"KENDALL!!!" teriak seseorang. Aku merasakan tangan kendall berhenti menjenggutku. Aku menengok kearah siapa yg bertriak. Ternyata ryan.

"Aku tidak pernah menyuruh kau menyiksa Ana!" ucap ryan dengan tngan dikepal.

"Tapi aku membencinya!" ucap kendall santai.

"Aku tidak menyuruh kau menyiksanya kenn!! Aku hanya menyuruhmu menyiksa justin untuk lebih membenci Ana dan.." aku kaget. Jadi ryan yg menjadi penyebab ini?

"Apa?" Ucapku kaget.

Ryan menengok kearahku. "Bukan begitu tap--"

"Kau yg membuat ini hahh?!! Iyah? Ryann!! Kau tau aku mencintai justin kenapa kau malah memperjauhkan aku dan menghancurkan aku dengan justin ! Kenapa!!?" ucapku berteriak walaupun kepalaku sakit.

"Karna aku mencintaimu ana!! Karna aku mencintaimu!! Aku iri dwngan justinn! Aku iri dengannya karna dia selalu ada di hatimu bukan aku!!" ryan membentakku.

"TAPI SEMUA PERCUMA RYAN! AKU TIDAK MENCINTAIMU. AKU HANYA MECINTAI JUSTIN!!" ucapku berteriak.

BUGH!

Aku menatap ryan tidak percaya. Dia baru saja menonjokku di pipi aku yakin bibirku berdarah saat ini.

JustinPOV

"Kau yg membuat ini hahh?!! Iyah? Ryann!! Kau tau aku mencintai justin kenapa kau malah memperjauhkan aku dan menghancurkan aku dengan justin ! Kenapa!!?" aku mendengar teriakan di dalam kamar kecil itu. Itu seperti suara Ana..

"Karna aku mencintaimu ana!! Karna aku mencintaimu!! Aku iri dwngan justinn! Aku iri dengannya karna dia selalu ada di hatimu bukan aku!!" ryan? Itu suara ryan.. Suaranya sedikit membetak. Aku mengepal tanganku..

"TAPI SEMUA PERCUMA RYAN! AKU TIDAK MENCINTAIMU. AKU HANYA MECINTAI JUSTIN!!" Jlep
. jadii? Aku ingin masuk. Aku berjalan dan aku melihat pemandangan yg tidak aku sukai.

Ryan menonjok Ana.. Astaga.. Bibir ana berdarah..

"RYAN! APA YG KAU LAKUKAN!?" ucapku membentaknya. Akupun berlari kearah Ana. Tapi di tahan oleh ryan.

BUGH! Ryan menendang perutku. Kita saling tinju. Aku yakin aku yg paling parah saat ini. Aku melihat Ana pun di siksa oleh Kendall.. Astagaa.. Kendall.. Ana benar kendall begitu..

BUGH!! Ryan menedang perutku lagi. Aku tersengkur. Aku tidak punya tenaga lagi..

"JUSTINN!" aku mendengar Ana berteriak memanggilku. Aku menengok kearahnya. Briana menendang tulang kering kendall dan dia berlari kearahku.

"Justin.." ana menduduki ku tapi aku tidak bisa. Dia memeluk dari samping, kepalaku berada di dadanya.

"Ssttt.. Jangan nangis.." ucapku dan mengusap pipinya. Dia malah mempererat pelukannya.

"Justinn.." Ana mengusap pipiku lembut. Aku kangen sentuhannya.. Aku bodoh.. Aku tidak mempercayainya waktu itu..

Aku melihat kendall mngambil kayu besar yg di sender di ujung pintu. Dan berjalan mendekat ke arah punggung Ana.. Dia mau ngapain.?

"Ana!!" aku berteriak dan sekuat tenagaku memutar tubuhku, memeluk ana erat. menjadi aku yg sekarang mendekap ana.

BUGH!

Punggung ku terasa sakit.. Aku lemas.. Aku terjatuh di depan tubuh ana..

"JUSTIN!" ana menepuk pipiku.

"Justinn.. Aku mohon bertahanlah." ana memeluk kepalaku dan mencium keningku beberapa kali.

Dan gelap.


Vote yakkk...

Back to first but different [J.B]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang