Di mulmet itu fotonya azura, itu gak nyata ay author juga dapat di mbah google hihi . Happy reading gays ...
----------☆☆☆-----------Angin berhembus pelan, menerbangkan dedaunan yang berguguran. Radika melangkahkan kakinya di bebatuan dingin itu, kehijauan yang jarang - jarang membuat jejeran bebatuan itu terlihat rapi.
" Hay azura " radika meletakan mawar merah di depan batu nisan yang bertuliskan nama sahabatnya.
Azura Summer
" Kamu apa kabar az, ternyata 1 bulan sudah kamu pergi ya " kristal itu pun perlahan turun,
"jangan pernah menangis di depanku, mukamu jelek tau kalo nangis"
radika lalu menghapus air matanya dengan kasar, dia lalu memaksakan sebuah senyuman.
" maaf ya az, aku kesini sendirian kamu tau kan kalo ka dicky itu sibuk. " dia lalu mengelus batu nisan yang terukir nama sahabatnya itu.
Dia lalu mengambil sebuah buku dari dalam tas miliknya, buku yang seharusnya dia berikan ke seseorang." maaf ya az aku belum bisa ngasih buku ini ke ka dicky, tapi aku janji suatu hari nanti buku ini pasti aku kasih ke dia ".
" aku pamit dulu ya azura, istirahat lah dengan tenang aku sayang kamu " dia lalu memeluk nisan itu dan menciumnya sekilas.
Radika lalu berdiri dan berjalan menjauh, namun sebelum menghilang dia sempat berbalik dia lalu tersenyum sekilas sebelum berjalan menjauh.
Istirahatlah dengan tenang azura kamu tetap sahabat terbaikku.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Dicky masih sibuk dengan berkas - berkas pekerjaannya, jam sudah menunjukan waktu makan siang dan belum ada tanda - tanda dia akan beranjak pergi untuk makan siang.
Tok tok tok
Ketukan di pintu membuatnya menghentikan aktifitasnya sejenak, setelah mengatakan masuk dia kembali berkutat dengan berkas - berkasnya.
pintu pun terbuka munculah sosok Keysa -sekretaris dicky-.
" siang pa, ada yang ingin bertemu dengan bapak " kening dicky berkerut, siapa yang ingin bertemu denganku batinnya.
" persilahkan saja masuk "
" baik pak permisi " setelah mengatakan itu sekertarisnya pun pergi dan menutup pintunya." Astaga dicky, woy ini udah jam makan siang masih aja loe sibuk. Atau loe ada masalah ya sama istri loe, ups salah istri loe kan udah mati yang benar itu istri titipan loe ya" Dicky melirik seseorang yang bersandar di pintu, dengan kedua tangan di saku celananya.
Dicky pun melirik sinis sahabatnya itu, dia lalu menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi yang sedang didudukki nya sekarang.
" Loe kenapa sih benci banget sama radika adrian ".
adrian hanya mengangkat bahunya cuek, di lalu berjalan menuju sofa yang berada di ujung ruangan.
" Gue benci liat dia, andai aja saat itu dia nurut sama gue bukan nurutin apa kata sahabatnya itu. Mungkin sekarang dia masih ada disini, dan gue masih ada kesempatan buat rebut dia dari loe " dicky pun terdiam, tanpa sadar dia mencengkram kuat pulpen yang di pegang sampai jari - jarinya memutih.
" Stop dri stop pleass jangan ingetin gue lagi kejadian itu, biarin azura tenang disana. Loe pikir radika bahagia liat sahabatnya meninggal, gak dri dia juga sedih. Sekarang aja dia ada dibandung menemuin sahabatnya."
Adrian lalu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, dicky menghembuskan nafas berat dia lalu menghampiri sahabatnya itu.
" adrian " yang di panggil pun mengangkat kepalanya dan menatap sahabatnya itu.
" udah lepasin dia gue tau loe sayang banget sama dia, mending loe temenin gue makan laper nih " andrian pun tersenyum tipis, ucapan sahabatnya itu persis dengan ucapannya azura kalo lagi laper.
Dia lalu mengangguk dan mereka pun berjalan menuju pintu." key kalau ada yang nyariin saya bilang saya lagi keluar " keysa -sekretaris dicky - pun mengangguk " baik pa"
mereka pun berjalan menuju lif, tak lama kemudian lif pun tiba di loby.
" Hay dicky lama tidak bertemu " tubuh dicky pun menegang mendengar suara lemah lembut dari arah belakang mereka, dengan kaku dicky dan adrian pun berbalik.
" Jasmine " ucap mereka serempak
*tbc
----------☆☆☆----------
573 Kata gimana lumayan panjang kan.
udah author mau jajan dulu ya. bay bay....See you next part ....✋
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Titipan (Selesai)
RomanceBagi sebagian orang menikah adalah hal terindah, dalam hidup kita. Tetapi itu tidak berlaku bagi Radika Yolanda Amelia. Ia terpaksa menikah dengan Dicky Fajar Naufal atas permintaan sahabatnya sebelum dia meninggal. Padahal Dicky adalah orang yang s...