Keenan
Bisa ku pastikan malam ini adalah malam yang paling berbahagia untukku. Malam ketika aku pada akhirnya bisa memiliki Anastasya sesungguhnya. Ia tampak menakjubkan sekalipun dengan piyama seperti ini. Wajah polos tanpa makeup adalah kecantikan alami yang sejak dahulu ku kagumi.
Ku lirik dengan ekor mataku wanita disebelahku yang sejak tadi begitu fokus dengan novel bacaannya. Sial, aku tak tahu kapan ia membawa novel itu ke atas tempat tidur. Kesibukannya membuat aku diabaikan. Dan aku tahu ia memang sengaja.
Aku berdeham, mencoba memecah konsentrasinya. Namun ia tetap saja menundukkan kepalanya, terpusat pada bacaan yang ada ditangannya.
Sementara aku? Aku sibuk menggonta-ganti channel televisi yang entah siaran seperti apa yang ku tonton.
Mengetahui bahwa ia tak bergeming, aku mencoba cara lain untuk mengalihkan dunianya. Segera ku tekan tombol berlambang tanda tambah pada volume. Berharap suara yang ditimbulkan benar-benar akan membuyarkan konsentrasinya. Saat itu acara yang sedang ditayangkan adalah acara pertandingan bola Liga Inggris: Manchester United vs Liverpool.
Dalam kondisi normal, tentu aku akan mengikuti jalannya pertandingan dan mati-matian membela Liverpool. Tapi sekarang kondisiku benar-benar berada dibawah normal. Aku tak lagi berminat dengan khusuknya mengikuti jalannya pertandingan.
Biar ku beritahu alasannya. Pertama, karena wanita disebelahku sibuk dengan dunianya---membuatku nampak seperti orang gila yang mati-matian mencari jurus agar ia memperdulikanku. Kedua, karena kedekatan kami yang seperti ini hampir membuatku gila jika aku tidak dapat mengendalikan hasratku.
Saat volume televisi terasa memenuhi ruangan, yang terdengar adalah sorakan penonton saat Liverpool membobol benteng pertahanan Manchester United. Sontak aku berteriak pula. Kegaduhan semakin bertambah. Dan memang itu yang ku harapkan..
"Apa kau sudah gila?" Tiba-tiba wanita disebelahku mengeluarkan suara dan mengangkat kepalanya dari buku yang ia baca.
"Hanya sedang menikmati pertandingan..." kataku sambil memperbaiki posisi dudukku. Aku bersorak gembira dalam hati. Well, akhirnya ia mengalihkan dunianya.
"Tidak hanya kau yang ada di ruangan ini, dan ku harap kau bisa bertoleransi denganku, Keenan." ia berkata sambil menutup bukunya kuat-kuat dan menoleh melihatku.
"Oh ya?" Aku menoleh melihatnya, kini kami saling menatap. "Lalu apa sekarang kau sedang bertoleransi denganku?"
"Aku tidak mengusikmu. Tentu saja aku bertoleransi denganmu."
"Tapi kau mengabaikanku, Anastasya. Sebagai seorang istri kau tidak menghargai kehadiranku."
Anastasya mendesah jengkel. Kini ia memutar duduknya menghadapku.
"Lalu apa maumu?!"
"Mauku? Hmmm.." aku mengecilkan suara televisi kemudian aku mengusap daguku, nampak memikirkan sesuatu. Seperti mendapat ide briliant tiba-tiba aku menjentikkan jariku, "Bagaimana dengan malam pertama kita?"
Mendengar usulku, Anastasya tertawa. Aku tahu ia sedang menertawakan ideku. Lebih tepatnya menolak.
"Ku rasa kau sudah mengharapkan hal yang tak mungkin, Keenan."
"Aku hanya meminta hak ku sebagai suami.."
"Ayah. Kau disini sebagai ayah bagi Lintang. Bukan suamiku. Ku harap kau mengingatnya dengan jelas." Ucapnya sinis.
Kalimatnya berhasil melumpuhkan keyakinanku untuk menuntut hak ku sebagai seorang suami. Ya Tuhan, apa seberat ini rasanya memperjuangkan kepercayaan itu kembali? Ia yang berada disisiku masih saja memandang kesal kepadaku. Aku tahu di detik itu usaha seperti apapun tidak akan mampu mengubah pertahanan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be my perfect hubby
RandomSundea Anastasya, seorang wanita yang kehilangan suami tercintanya karena kecelakaan pesawat. Keenan Airlangga, seorang pria yang kehilangan Kakak nya karena kecelakaan pesawat. akankah mereka bersama demi kebaikan Lintang, putri kecil Sundea? Lalu...