Kalau bersilat lidah, memang abang rajanya
Ternyata abang salah masih saja berkilah
Orang salah kirimlah
Orang iseng-isenglah
Mulai dari sekarang
Hp aku yang pegang
Aku mengernyit dalam tidur. Samar-samar aku mendengar lagu yang—sering diputar oleh abang-abang angkot ataupun di warung-warung kopi.
Aku terpaksa membuka mata yang masih terasa berat. Jam di dinding ternyata masih menunjukkan pukul setengah enam pagi.
What the fun??? Siapa coba yang mutar lagu begituan subuh-subuh begini dan menggangu tidur indahku?
Nara? Nggak mungkin banget. Adikku yang satu itu cowok tulen yang sukanya lagu-lagu cool. Contohnya seperti lagu The Script, Maroon Five, ataupun Second hand serenade.
Bang Fay? Itu lebih nggak mungkin banget. Pasalnya abangku yang nyolot satu itu paling anti sama lagu model begitu.
Lantas, siapa dong?
Aku menajamkan pendengaran dan semakin mengerutkan kening. Lagu itu kian lama kian terdengar heboh dan bahkan diiringi teriakan cempreng seseorang yang mengikuti lirik lagu tersebut.
Sumpah demi apapun, suaranya mirip terompet rombeng yang nggak laku lagi. Ini nggak bisa dibiarin, aku harus segera menghentikannya. Bisa-bisa penghuni kompleks lainnya—terutama penghuni balkon disebrang rumah ini akan terganggu.
Aku bergegas turun dari tempat tidur dan membuka pintu balkon.
"BANG SMS SIAPA INI BANG. BANG PESANNYA PAKE SAYANG-SAYANG"
Terlihat seorang cewek berkacamata masih dengan baju tidurnya berdiri dipembatas balkon. Mulutnya komat-kamit mengikuti lirik lagu yang berasal dari dalam kamarnya.
"WOIII..." teriakku.
Cewek itu—Ratu menoleh. Tampangnya langsung sewot begitu melihatku.
"Apa lo?" sahutnya. "Ganggu orang karokean aja!"
"Plis deh. Yang ganggu siapa, yang merasa terganggu siapa?" cibirku.
"Yang ganggu lo" Ratu menunjuk kearahku lalu menunjuk dirinya sendiri. "Yang merasa terganggu gue"
Aku menatapnya jengkel. "Plis deh. Gara-gara lo tidur gue jadi kegang—"
"HELL-O. TIDUR? LO BILANG TIDUR? INI UDAH PAGI KELEUS" Ratu memotong ucapanku dengan nada jengkelin.
"Heh kribo" seruku mulai kesal. "Plis deh nggak usah nyolot"
Ratu mendelik. "Enak aja ngatain gue kribo. Sadar diri dong, ngaca nooh. Rambut sendiri udah kayak sarang tawon!"
Refleks aku memegang rambutku. Dan sialnya, omongan Ratu benar. Dari sudut ekor mataku terlihat jelas Ratu tersenyum penuh kemenangan.
Aku berdehem sebentar dan merapikan rambutku. Lalu menatapnya garang. "Plis deh. Ini kan ceritanya gue baru bangun tidur. Jadi ya wajarlah rambut gue begini" ujarku membela diri.
"Plis deh. Nggak usah ngeles"
Baru saja aku akan membalas ucapannya, pintu balkon kamar sebrang terbuka lebar. Muncul sosok yang selama ini mampu menggetarkan hati dan jiwa ragaku. Dan selalu membuat jantungku kembang-kempis tiap melihatnya.
Rambut hitamnya yang selalu disisir rapi, sekarang terlihat basah dan acak-acakkan. Badannya yang atletis hanya ditutupi kaos tipis berwarna putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chery [21/21 END]
Fiksi RemajaAku pengennya kisah cintaku berakhir manis seperti namaku, Chery. Dan aku tidak akan sudi jika kisah cintaku disamakan dengan ftv yang sering ditayangkan televisi. Namun pada kenyataannya, sebuah drama adalah bagian dari kisah nyata sehari-hari. Kal...