Chapter XX: Ariadne

21.9K 2K 79
                                    

"Enak banget Put rice bowl cheese-nya!" seru Nadhira setelah menghabiskan semangkuk nasi dan ayam yang berlumur keju itu.

"Beneran Nad? Makasih yaaa! Jape lho yang masakin tadi. Yang coffee sauce enak gak Ni?" sahut Putri sambil mencubit pipi Jape.

"Aneh sih, in a good way. Unik rasanya tapi enak kok Put," jawab Nia sambil menghabiskan nasi di mangkoknya.

"Kalo lo pada suka nanti suruh Nadhira pesen ke Sammy aja. Ntar dianterin sama abang gojeknya naik Vespa," seru Putri sambil mengedip ke arah Nadhira. Nadhira hanya senyum-senyum saja.

Tak lama ada sesosok lelaki tegap menghampiri meja mereka, ternyata laki-laki yang sedang dekat dengan Nia. Akhirnya Nia pamit kepada semuanya untuk pulang duluan karena diajak menonton. Awalnya Nadhira agak kecewa, tapi karena seru berbincang dengan sahabat-sahabat Sammy akhirnya ia tak masalah ditinggal sendirian.

"Gimana Nad, setelah beberapa hari deket sama Sammy?" Jape langsung menginterogasinya tanpa basa-basi.

"Jadi gua dibawa kesini mau ditatar dulu ya Dim?" Sepertinya Nadhira mulai sadar maksud Dimas mengajaknya makan siang.

Dimas cengengesan, "Yah maaf ya Nad, temen-temen gua emang pada gak tau batasan. Apalagi kalo masalah Sammy, anak kesayangannya Putri sama Jape."

"Hahaha.. Sammy baik kok tante, om. Meskipun kadang suka gombal. Hmm.. Surprising and fun kalau lagi sama dia," jawab Nadhira sedikit tersipu.

Gombal? Surprising? Kalo baik sama lucu sih sudah biasa didengarkan oleh Dimas, Putri, dan Jape dari teman-teman mereka yang diam-diam naksir Sammy. Mereka cuma saling pandang satu sama lain dengan ekspresi heran.

'I guess it takes certain woman to pull a man out of his comfort zone,' batin Putri sambil tersenyum. Jape terlihat terharu memeluk putri sambil berkata, "Anak kita udah dewasa ma, udah bisa gombalin anak orang."

"Kalian cute banget siiih.. Mau deh kayak kalian. Dulu ketemunya gimana? Romantis pasti ya? Seru banget deh nanti bisa diceritain ke anak-anaknya sampe sembilan season kayak How I Met Your Mother."

Dimas yang mendengar perkataan Nadhira langsung tertawa. Semua yang ada di meja itu terheran-heran. Dimas berbisik pada Putri, 'Sumpah Put, sama banget kayak Sammy sampai ke kata-katanya.' Akhirnya Putri mengerti mengapa Dimas tiba-tiba tertawa sendiri.

"Ketemu sama dia? Yang ada dia nikung gua dari cowok gua waktu SMA, padahal gantengan mantan gua. Hahaha.. Kamu pake pelet ya yang?" Goda Putri ke Jape.

"Oh gitu, jadi gak ikhlas sama aku?" Jape sok-sok ngambek, menggeser kursinya menjauh dari Putri.

"Wailah ngambek gitu doang. Dasar, kobokan naspad!" Canda Dimas ke Jape.

"Yeeee.. Sembarangan ngomong. Dasar, serbet warteg!" Jape membalas Dimas.

Nadhira hanya bisa tertawa melihat candaan orang-orang di depannya. Ternyata seperti ini keadaan Kotak Amal setiap harinya. Tiba-tiba Putri punya ide cemerlang, ia berbisik pada Jape. Dimas sudah cengengesan sambil menutup mata dengan tangannya, ia tahu kalau Putri sudah bisik-bisik dengan pacarnya, pasti ada ide permainan aneh-aneh yang membuat pemainnya baper.

"Nad, kan udah tahu maksud jahat kita nyuruh Dimas ngajak lo kesini. Gua punya game buat lo. Kita tanya, lo jawab cepet gak boleh mikir dulu."

Proxima CentauriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang