Jakarta, Sabtu, 01 February 2020
Sammy melepaskan earpod dari telinganya dan mengikat rambut panjangnya. Ia membantu Olivia di sebelahnya untuk melepaskan sabuk pengaman dan mengambil tas wanita itu di cabin compartment di atas kepalanya.
"Cor blimey, i forgot i can't reach my dad with this number. Who's gonna pick us up? Aunt Arini?" Tanya Olivia.
"No, mom is probably cooking something to welcome you. My friend is going to pick us up. Don't worry my dear, he'll be here. How was your Bahasa?"
"I'm as good as a native speaker," ujar Olivia penuh percaya diri.
"That's the spirit young lady! Let's hear it then."
"Halo. Apa kabar? Nama saya Olivia. Saya mau ke karam mandi," ucap Olivia terbata-bata. Ia menunggu reaksi dari Sammy dengan penuh antusias.
"No, not karam hahaha.. Karam means sinking. It's kamar, as in NBA playar Lamar Odom. Get it?"
Raut wajah Olivia berubah kecewa. Sammy yang melihatnya jadi gemas. "It's okay. It will get better my dear," ujar Sammy merangkul dan mengecup kening Olivia.
Olivia sudah belajar Bahasa Indonesia sebulan sebelum kepulangannya ke Indonesia. Ia kesal karena tak kunjung mahir dalam praktek berbicara, padahal ia ingin sekali berbincang dengan ayah dan kakaknya dengan bahasa ibu mereka.
"Oh! They've open the door, come on Sam! I can't wait to see my birthplace," seru Olivia menarik tangan Sammy penuh semangat dan antusiasme untuk melihat keadaan kota kelahirannya.
***
Raga terus melirik ke jam tangan G-Shock yang selalu setia ia pakai dari masa kuliah dulu. Ia menunggu dengan gelisah kedatangan sahabatnya di smoking area. Sesekali ia menengguk iced caramel macchiato dari gelas plastiknya dengan sebatang rokok yang setia menemani kopinya.
Tak lama terdengar pengumuman bahwa pesawat dari Manchester sudah mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Ia pun mematikan rokoknya dan bergegas ke gerbang kedatangan.
Mata Raga terus menyusuri barisan manusia yang keluar dari pintu kedatangan mencari Sammy. Raut wajahnya berubah saat melihat wajah yang familiar sedang berjalan menggandeng seorang wanita berwajah blasteran ke arah pintu keluar.
"SAAAM! SAMMY!" seru Raga dari kejauhan.
Sammy yang melihat Raga sedang melambai ke arahnya pun langsung berlari menarik Olivia menghampiri sahabatnya. "GA! RAGA!" panggilnya balik.
"GOOD TO SEE YOU MATE! I MISS YOU SO MUCH," ujar Sammy memeluk Raga.
"APA KABAR LO SAM? ANJRIT KANGEN BANGET GUA SAMA LO!" balas Raga.
"Baik-baik Alhamdulillah. Lo gimana? Jadi keterima di Pertamina? Masih botak aja lo, landasan rambo!" canda Sammy.
"Gua Alhamdulillah juga Sam. Lo gak liat nih name tag gue? Belom balik kantor gua cuma buat jemput lo tengah malem. Dateng-dateng ngejek kepala gua. Dasar, kembalian warteg!" sahut Raga membalas Sammy.
"Sombong amat lo sekarang. Dasar, saos mie ayam! Gaji langsung dua digit nih kayaknya."
Olivia yang tak mengerti percakapan dengan kosa kata alien itu hanya tertawa basa-basi, tangannya terus menggenggam tangan Sammy erat karena merasa tidak nyaman dengan atmosfer Kota Jakarta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Proxima Centauri
Romance(This story is private-ed, beberapa chapter mungkin tak tersedia jika belum following) "Aku tidak pernah merasa kalau jodoh itu benar-benar ada." "Aku yakin jodoh itu ada." Semesta selalu punya cara dalam memberi pelajaran pada manusia yang hidup di...