Manchester, Friday, 31 January 2020
"Sam! We're going to be Late! Are you masturbating?" Teriak Olivia dari luar kamar mandi Sammy.
"I'm taking a leak! Just be cool lady damn!" Umpat Sammy membuka kamar mandinya.
"Come on Mr. Mosby, chop chop. Our bloody taxi is waiting outside," ujar wanita itu dengan logat British.
Sammy bergegas ke kamarnya untuk mengambil kopernya dan memastikan tak ada hal-hal penting yang tertinggal. Pandangannya tertuju pada sebuah figura dengan foto penghuni Kotak Amal di samping tempat tidurnya. "See you guys soon," ucapnya.
Sammy memakai coatnya, mengalungkan scarfnya, dan beranjak ke luar kamar. Olivia sudah menantinya di depan pintu. Sammy merangkul wanita itu dan membuka pintu flatnya.
"My bestfriends is getting married, i still can't believe it," ucap Sammy di lorong menuju elevator.
"They're going to be fine. My brother is a good man. And she is the most lovely lady i ever met in my life."
"She definitely is Olivia."
Sammy menekan tombol elevator dan membantu Olivia memasukan kopernya. Di dalam elevator ia terus bernostalgia kehidupannya beberapa tahun lalu bersama kedua sahabatnya itu. Ia berandai-andai apa yang terjadi jika ia memilih wanita itu.
Supir taxi mereka sudah menunggu di depan lobby flat Sammy sambil menikmati kopi di dalam gelas kartonnya. Ketika sadar bahwa Sammy dan Olivia merupakan calon penumpangnya ia bergegas membantu mereka memasukan kopernya ke bagasi.
Jarak flat Sammy dengan Manchester International Airport sebenarnya tidak jauh. Namun karena ada Derby Manchester hari ini di Old Trafford, jalanan kota Manchester pun terlihat sedikit ramai. Sepanjang perjalanan menuju pintu tol M56 Sammy melihat para Manchunian dengan atribut merahnya mulai berparade menuju Sir Matt Busby Way.
"Have you told Dimas we're boarding today?" tanya Sammy memastikan sahabatnya mengetahui kepulangannya.
"All's well my dear," ujar Olivia meyakinkan Sammy. Sammy pun mencubit gemas pipi wanita itu. Baginya Olivia sudah ia perlakukan seperti adik kandungnya sendiri. Pikiran Sammy pun sudah melayang membayangkan keadaan Jakarta hari ini.
***
"Samudra, mau duduk di sebelah mana?" tanya Nadhira di depan loket tiket bioskop.
"Di tengah-tengah aja," ucap Sammy menunjuk kursi yang masih belum terisi di layar loket tiket.
"Kamu mau pop corn gak Mik?" Tanya Sammy hendak membeli camilan dan minuman untuk menemani mereka menonton film.
"Boleh deh. Kamu mau beli yang caramel atau yang salted?"
"Dua-duanya hahahahaha.."
"Lalu dicampur jadi satu!"
"Emang enak Mik?" tanya Sammy heran.
"Cobain duluuu!" seru Nadhira mendorong Sammy ke snack bar XXI.
"Boleh makanannya kaaaak," ujar pegawai snack bar bioskop dengan ramah kepada Sammy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Proxima Centauri
Romantik(This story is private-ed, beberapa chapter mungkin tak tersedia jika belum following) "Aku tidak pernah merasa kalau jodoh itu benar-benar ada." "Aku yakin jodoh itu ada." Semesta selalu punya cara dalam memberi pelajaran pada manusia yang hidup di...