Sudah sebulan Anna tinggal di Indonesia.
Sudah sebulan pula Anna memendam perasaannya pada Tamma.
Anna terus berpikir bahwa perasaanya mungkin hanya kagum belaka.
Namun kian lama perasaan itu semakin tumbuh. Dan kini ia menyadari bahwa itu bukanlah perasaan kagum. Melainkan perasaan cinta.
Tin.. Tin..
Klakson motor Tamma sudah menjadi panggilan bagi Anna sehari hari.
Ya, sudah seminggu ini Tamma menawarkan untuk menjemput dan mengantar Anna.
Tamma memaksa Anna agar tidak menolak. Hingga akhirnya Anna pun mengiyakan ajakan Tamma.
"Morning Princess.. Makin cantik aja.." sapa Tamma saat meliat Anna yang sedang menutup pagar rumahnya.
Anna membuang nafasnya "Morning juga kepala kodok.. Ehh.. Pangeran kodok maksudnya." ucap Anna yang langsung mengambil helm di tangan Tamma.
"Masa iya tiap hari salah mulu. Gak ikhlas Anna mah.." rengek Tamma.
Anna membuang nafasnya kasar "iya iya Morning pangerannya princess Anna. Dah kan" Anna langsung naik ke motor Tamma.
"Nah gitu dong.. Kan semangat jadinya!!" Tamma menyalakan mesin motornya.
"Pegangan dong.." Tamma menjalankan motornya tiba tiba. Hingga Anna secara refleks memeluk Tamma.
"Gini kek dari tadi" Tamma pun bergegas menjalankan motornya kesekolah.
Dan Anna hanya menggerutu dalam hati.
"Waw.. Pasangan fenomenal two thousand and fiveteen dateng nihh" teriak Marcell saat melihat Tamma dan Anna datang.
Seperti biasa, Tamma memamerkan wajah coolnya yang membuat para gadis sekolah memandangnya takjub.
Anna? Ia hanya menekuk wajahnya seperti biasa, dan menganggap Tamma itu lebay.
Anna berjalan menghampiri Chaca yang sedari tadi tertawa.
"Kenapa lagi lo ketawa tawa. Gaada yang lucu tau ga." Anna mendengus sebal.
Chaca menutup mulutnya dan menahan tawanya. "Engga kok.. Abis lo lucu, si Tamma mah sok kegantengan. Lah elu kek orang mabok." Chaca melanjutkan tawanya.
"Abis gue jijik sama Tamma. Sok banget cakep. Ewh.." Anna mengerucutkan bibirnya.
"Lebay lo ah. Btw ke kantin yuk? Laper guee.." ucap Chaca sambil memegang perutnya.
"Jelek ah muka lo. Yok ahh.." Anna langsung berlari lebih dulu dan Chaca mengikutinya dari belakang.
Saat di depan kelas, Tamma merentangkan tangannya dan Anna yang sedang berlari pun menabrak Tamma.
Terjadilah kejadian yang membuat jantung kedua manusia ini hampir copot.
Siswi yang melihatnya berkicau tidak jelas. Karena Tamma termasuk cowok terpopuler disekolah.
Setelah cukup lama mereka berpelukan. Tamma menyadari Anna yang tidak sadar sadar akan pelukannya.
"Masih betah Na? Yang lain kasian tuh pada iri." Tamma tertawa.
Anna langsung tersadar dan buru buru melepaskannya.
"Ih l--lo mah modus ish" Anna terbata bata.
Mamaaa tolongin Anna. Jantung Anna mau lompat maa.. Huaaa
Anna berteriak dalam hati.
"Na jangan bengong ehh.. Ayo buruan keburu bell" Chaca menarik tangan Anna.
Dan mereka pergi ke kantin sebelum bel berbunyi.
----------------------------------------------------
Ini dia part lanjutan waktu itu.
Segini dulu yaa..
I hope you enjoy my new story!
Don't forget to Vote!!!
Xoxo^^
YOU ARE READING
For Her
Novela JuvenilMengapa pilihan begitu sulit? Cinta itu tidak bisa dipaksa Jika dipaksa pasti bukan tulus yang diterima. Tetapi pilihan yang membuatku harus memaksa. Sehingga seseorang merelakan sakit hatinya untuk dia. copyright ©2015 by Skyegirlx