[ Anna POV ]
Pandangan kami bertemu. Sungguh aku tak percaya bisa menemuinya disini.
Ya tuhan aku tidak percaya. Apa dia benar benar disini? Lantas jika benar untuk apa?
"Ta--Tamma?" ucapku gugup.
Ia memalingkan wajahnya lalu mendekati Icha.
"Lo ngapain disini?" tanyaku ragu ragu.
"Jenguk pacar gue." ucapnya santai.
Jadi yang selama ini Icha ceritakan itu Tamma?
"Oh gitu ya.. Hm.. Kalo gitu gue keluar dulu deh.." balasku yang langsung meninggalkan mereka berdua.
Sungguh perih saat mengetahui bahwa pacar sepupu kesayanganku ini adalah orang yang juga kusayangi.
Lalu aku harus bagaimana? Aku tak mungkin mengambil Tamma dari Icha. Aku juga tak mungkin mengecewakan sepupuku.
Tak terasa air mataku turun, dan membasahi pipiku ini.
Saat sedang asyik menikmati pemandangan lantai rumah sakit. Seseorang menabrakku.
"Ann?" ucapnya sambil menaikkan daguku.
Aku memeluknya. Ya, ia Daniel kakakku.
"Tell me the truth." ucapnya sambil mengajakku untuk duduk di kursi rumah sakit.
[ Tamma POV ]
"Tamma!!!" teriak Bunda dari bawah.
Aku pun segera turun dan menghampiri Bunda. "Ada apa bun?"
"Riska kambuh Tam.. Cepet ke Rs ya. Bunda udah ada janji, jadi gak bisa kesana.." ucap bunda panik.
"Iya bun.." ucapku sambil berlalu.
Diperjalanan aku teringat akan paksaan perasaanku ini.
Bagaimana tidak, aku memaksakan perasaanku untuk mencintai Riska. Namun perasaan itu tak kunjung hadir. Padahal aku sudah berusaha.
Sepertinya aku sudah terlanjur mencintai Anna.
Sesampainya di rumah sakit. Aku segera ke ruangan tempat Riska di rawat.
Saat aku membuka kenop pintu, sudah ada seorang wanita yang sedang duduk di samping Riska.
Tiba tiba ia berkata "caramel gue mana?"
Sepertinya suara ini tak asing di telingaku.
"Caramel?" tanyaku bingung.
Setelah ia mendengarku bertanya kembali. Ia memutarkan badannya dan melihatku.
Dan saat pandangan kami bertemu.
Aku tak percaya.
Tuhan cobaan apalagi ini? Mengapa engkau memberi ku dua pilihan yang amat sulit? Lalu aku harus memilih siapa?
Aku pun mengalihkan pandanganku kepada Riska.
Lo ngapain disini?" tanyanya.
"Jenguk pacar gue." ucapku santai.
"Oh gitu ya.. Hm.. Kalo gitu gue keluar dulu deh.." balasnya yang langsung meninggalkan aku dan Riska.
Please Ann don't make me feels worry about you.
Oh god. I can't believe this happen to me.
Tangan Riska bergerak. Dan ia mengerjap ngerjapkan matanya.
"Ann.." ucapnya lirih sambil melihat kanan dan kiri.
"Hmm Ann?" tanyaku.
"Anna sepupu aku mana?" tanyanya lagi.
Jadi Anna itu sepupunya Riska?
Oh god. This not dream right?
And if this dream. Someone wake me."Hm gak tau deh.. Tadi kayaknya keluar. Kupanggil dokter ya?" tanyaku dan ia membalasnya dengan gelengan kepala.
"Gak usah. Aku gapapa." ia tersenyum amat manis sekali. Namun tak semanis Anna.
[ Anna POV ]
Daniel mengusap pundakku untuk menenangkanku. Disaat aku mulai tenang. Aku mulai menceritakan kejadian itu.
"Ann sayang sama dia. Tapi Icha lebih sayang sama dia. Terus Ann harus apa?" ucapku lirih.
"You must let him go."
"Tapi.."
"Ann.. Kamu sayang kan sama Icha?"
Anna mengangguk.
"Trus kamu juga sayang kan sama Tamma?"
Anna mengangguk lagi.
"Biarin Icha dapetin kebahagiannya. Kamu juga harus relain Tamma kalo kamu sayang sama dia. Percaya deh. Kalo Tamma jodoh kamu, dia bakal balik ke kamu bagaimana pun caranya. Tuhan itu adil." ucapnya sambil mengusap puncak kepala ku.
Aku ingin Icha bahagia sepanjang hidupnya. Tapi.. Aku juga sayang Tamma.
Mungkin inilah yang terbaik.
Aku akan merelakan sakit hatiku untuk Icha. Karena sakit hatiku tidak sebanding dengan sakit yang dialami Icha.I must let him go..
for her..
YOU ARE READING
For Her
Teen FictionMengapa pilihan begitu sulit? Cinta itu tidak bisa dipaksa Jika dipaksa pasti bukan tulus yang diterima. Tetapi pilihan yang membuatku harus memaksa. Sehingga seseorang merelakan sakit hatinya untuk dia. copyright ©2015 by Skyegirlx