Bel pulang berbunyi. Seluruh siswa berhamburan keluar untuk segera pulang.
Beberapa diantara mereka masih disekolah untuk mengikuti ekskul masing masing.
Chaca menghampiri Anna yang sedang duduk di kursi pinggir lapangan.
"Na belum pulang?" tanya Chaca yang langsung duduk disamping Anna.
"Si Tamma tuh nyuruh gue nunggu dia. Gue pengen duluan, eh dia maksa. Yaudah mau gak mau." gerutu Anna.
"Yah Na sabar aja ya.. Gue juga nunggu Marcell kok. Jadi lo ada temennya." Chaca tersenyum.
"Ke kantin yuk Cha? Aus nih gue.." Anna berdiri lalu menarik Chaca menuju kantin.
Chaca pun yang terbawa Anna hanya bisa pasrah ditarik oleh sahabatnya itu.
"Lo sebenernya suka gak sih sama Tamma?" tanya Chaca sambil mengaduk jus jambunya.
Anna menggelengkan kepalanya. "Gue gak tau Cha."
"Loh masa gak tau?" Chaca melihat wajah Anna dengan serius.
"Iya gue gak ngerti sama perasaan gue ini." Anna menatap lurus ke depan.
"Setiap gue deket Tamma, gue ngerasa nyaman. Setiap dia gandeng gue, natap gue, senyum ke gue, jantung gue rasanya mau copot." Anna melanjutkan kata katanya.
"Ya berarti lo suka Na.." Chaca meyakinkan Anna.
"Masa iya? Bukan kali ah. Paling cuma kagum" Anna meminum jus alpukatnya.
Chaca tertawa "kagum lo bilang? Mungkin emang awalnya kagum, tapi kesananya? Itu tanda jatuh cinta Anna"
Masa iya gue suka sama Tamma? Feeling apaan sih ini.. Ucap Anna dalam hati.
"Jangan bohongin perasaan sendiri Na.. Nyesel baru tau rasa loh. Udah yuk kita balik ke lapangan. Siapa tau mereka udah selesai." Chaca bangkit lalu berlari menuju lapangan.
Anak anak basket sedang beristirahat. Mereka sedang duduk dipinggir lapangan sambil menerpa keringat mereka dan menghilangkan dahaga.
"Ocell.. Aryoo.. Nih minum buat lo!" Chaca melempar dua botol minuman isotonik kepada Marcell dan Aryo.
Dengan sigap, mereka menangkapnya. "Thanks Cha!!" ucap mereka serempak.
"Lah buat gue mana?" Tamma berbicara pada Anna.
"Gak ada." balas Anna singkat.
"Kok lu jahat gitu sih?" ucap Tamma yang memasang wajah (sok) sedihnya.
"Beli sendiri lah. Emang gue apaan." Anna duduk di kursi pinggir lapangan.
Tamma menghampiri Anna. "Lo itu kayak Princess Anna yang menyenangkan dan selalu ceria. Lo juga kayak Princess Belle yang cantik dan anggun."
Anna memasang wajah penasaran dengan kata kata Tamma barusan. Hingga akhirnya Anna membalikkan posisi nya menjadi berhadapan dengan Tamma.
"Tetapi disatu sisi. Lo juga mirip Annabelle yang kejam dan menakutkan." lanjut Tamma serius.
Anna yang geram langsung memukul Tamma. "Apa apaan lo! Awal doang manis, akhir akhirnya pait!!"
Tamma tertawa sambil memegang bagian yang dipukul Anna. Ia (pura pura) meringis kesakitan hingga Anna berhenti memukulinya.
"Eh Tam.. Sorry gue cuma bercanda. Lo gapapa kan?" Anna khawatir melihat Tamma yang meringis kesakitan karena ulahnya.
Tamma yang puas meliat Anna khawatir dengannya pun tertawa dan memeluk Anna.
"Cie khawatir sama gue.." ucap Tamma sambil tertawa
Anna memukul tubuh Tamma agar melepaskan pelukannya. "Ishh Tamma lepasinnn!!!"
"Kalo gue sayang sama lo gimana?" Tamma berbisik ketelinga Anna.
Anna yang tadinya tidak bisa diam dan terus memukul Tamma pun terdiam saat Tamma membisikkan kata kata itu.
Huaa penyakit jantung hampir copot gue dateng lagi mama!!!!
Anna menelan ludahnya kasar, lalu Tamma pun melepaskan pelukannya.
"Cie Baper. Gue cuma bercanda kali."
Sungguh sakit hati ini saat ia bilang bahwa itu hanya candaan.
Anna tersenyum paksa lalu menyambar tasnya yang tergeletak di kursi.
"Hmm gue balik duluan Tam. Gue lupa udah ada janji sama nyokap. Gue duluan guyss.." Anna meninggalkan sekolah.
Entah apa yang sedang ia rasakan kali ini. Tapi sungguh, ini sangat menyakitkan.
Tamma yang sedari tadi diam memantung melihat kepergian Anna pun berpikir.
Apa dia suka sama gue? Duh Na.. Gue juga suka sama lo. Tapi bunda udah jodohin gue..
"Lah kok Anna balik Tam? Lo apain anak orang?" Aryo membuyarkan lamunan Tamma.
"Gue duluan guyss.." Tamma mengambil tasnya lalu pergi meninggalkan sekolah dengan motornya.
Gue tau Anna dimana.
Tamma pun menancap gas kesuatu tempat.
-----------------------------------------------------
Bagaimana ceritanya??
Maaf baru beberapa part aja.
Don't forget to Vote!!
I hope you enjoy my new story!!
Xoxo^^
YOU ARE READING
For Her
Teen FictionMengapa pilihan begitu sulit? Cinta itu tidak bisa dipaksa Jika dipaksa pasti bukan tulus yang diterima. Tetapi pilihan yang membuatku harus memaksa. Sehingga seseorang merelakan sakit hatinya untuk dia. copyright ©2015 by Skyegirlx