[ Anna POV ]
Tak terasa, aku kini sudah berada satu atap bersama Tamma.
Ya, kemarin kami melangsungkan pernikahan.
Pagi menjelang, Tamma masih menutup kedua matanya. Dan kedua tangannya mendekapku.
Aku pun memutar posisi tidurku jadi berhadapan dengannya.
Sungguh tampan dia ini. Aku tersenyum menatap Tamma yang sedang tertidur.
Hingga aku mengecup bibirnya sekilas, lalu menjauhkan tangannya dengan hati hati agar aku tidak membangunkannya.
Dan kini aku sedang memasak sarapan pagi untuk Tamma.
"Sayangg kamu dimanaa??" teriak Tamma dari atas.
"Aku didapurr!!" balasku tak kalah kencang.
Tiba tiba Tamma memelukku dari belakang.
"Wanginya enak.." ia mencium pipiku.
"Duh Tamma, jangan kayak gini dong. Aku susah nih masaknya" aku masih terus memasak.
"Ya gapapa lah kan aku suami kamu sekarang" ia menenggelamkn kepalanya di leherku.
"Iya sayang tapi aku susah jadinya." aku menaruh nasi goreng buatanku ke piring lalu menaruhnya di meja makan.
"Tuh makan dulu. Kamu mau teh atau kopi?" Tamma melepaskan pelukannya.
"Susu aja deh." ia tersenyum licik.
"Masa iya belom puas semalem.. Astagaa.." aku memutarkan bola mataku dan pergi ke dapur lagi.
"Kurang yangg.." ia menatapku manja.
"Ya nanti lagi lah.. Udah sana makan dulu, aku mau bikin teh dulu nih.." ucapku sambil membuat teh.
Saat kami sudah selesai makan dan aku sedang membereskan bekas makan kami tadi. Tamma memanggilku.
"Ann.." panggilnya.
"Hm?"
"Kamu inget bunga mawar sama surat good morning princess gak?" tanyanya.
Aku langsung menatapnya dan mengangguk.
"Itu aku." ucapnya dengan wajah polos.
Aku hanya ber oh ria.
"Kok gitu doang si?"
"Ya terus? Udah ah aku mau keatas"
"Kamu mau kemana?" tanyanya ketika melihatku pergi keatas.
"Mau mandi.." aku tersenyum geli sambil berlari keatas.
"Wah ngajak perang.." Tamma mengejarku ke atas.
Sungguh bahagianya hidupku. Walau tanpa Icha namun aku merasa ia seperti bersamanya.
Kisah cinta ku mungkin tak seperti kisah cinta di negeri dongeng.
Tetapi aku terus percaya bahwa tuhan itu adil. Dan pasti ia akan memberikan kebahagiaan untukku walau entah kapan.
Dan kini kepercayaanku terbukti. Ia memberikan kebahagiaan untukku.
Walau tanpa Riska, aku yakin ia sedang tersenyum melihatku disana.
I always miss you Cha..
My happiness is always for her.
--------------------------------------------------
Yeayyy selesailah cerita ini!!
Thank you sudah baca sampai sini.
Thank you so much for Vote.
Stay tuned for my new story!!
xoxo^^
YOU ARE READING
For Her
Teen FictionMengapa pilihan begitu sulit? Cinta itu tidak bisa dipaksa Jika dipaksa pasti bukan tulus yang diterima. Tetapi pilihan yang membuatku harus memaksa. Sehingga seseorang merelakan sakit hatinya untuk dia. copyright ©2015 by Skyegirlx