[ Anna POV ]
"Hai princess Anna" ucap seseorang yang memelukku dari belakang.
"Ta--Tamma?" ucapku terbata bata saat melihat seseorang itu adalah Tamma.
"Iya ini gue.. Kenapa?" ujarnya lalu duduk disampingku.
"Kok gue disini sih?" tanyaku yang kebingungan.
"Ya lo sekolah kan.. Gimana sih" balasnya sambil memakan kentang gorengku.
Aku hanya terpaku memikirkan diriku yang sepertinya tadi tidak disini.
Tetapi aku bersyukur jika ini memang nyata. Karena Tamma tidak menjauhiku.
Saat aku sedang memikirkan Tamma. Seorang wanita menghampiriku dan Tamma.
"Pratamma.. Kok kamu ninggalin aku sih?" ucapnya sambil menggandeng Tamma.
"Maaf sayang aku gatau. Hehe" Tamma mengusap puncak kepala gadis itu.
Ya tuhan.. Kenapa ini ditampakkan jelas padaku..
Tetapi tunggu.. Aku seperti mengenal gadis ini.
"Na kok kamu diem aja?" tanya gadis itu.
"Icha??" tanyaku yang baru sadar itu sepupuku.
"Iya ini aku.." ucapnya sambil mengguncangkan tubuhku.
Apa?
Aku mengerjap ngerjapkan kedua mataku. Terlihat Icha yang menatapku kebingungan.
"Lu kenapa manggil gue coba? Mimpi apaan?" tanya nya penasaran.
Aku menggelengkan kepala ku. "Enggak.." aku bangkit lalu menuju wastafel untuk mencuci muka.
Syukurlah jika tadi hanya mimpi. Tetapi kenapa harus Icha?
[ Author POV ]
Malam ini Icha menginap di rumah Anna. Kini mereka sedang bercerita tentang cowok mereka.
"Iya dia tuh udah berubah jadi care gitu sama gue. Tapi gue takut kalo dia cuma kasian sama gue." ucap Icha sedih.
"Cha.. Dia gak mungkin cuma kasian. Siapa tau dia nyoba buat cinta kan sama kamu? Jangan nethink gitu.." balas Anna meyakinkan Icha agar melupakan penyakitnya itu.
"Iya juga sih.. Kalo lo gimana?" tanya Icha antusias.
Anna menunduk "dia masih berubah jadi cuek. Seakan akan kita gapernah kenal."
"Sabar ya Ann.. Mungkin dia berubah karena sebab tertentu?" Icha memeluk Anna.
"Mungkin.. Semoga aja.. Thank you Cha!!" Anna membalas pelukan Icha.
Namun tiba tiba Icha tak bergerak sama sekali. Anna yang merasa beban dipundaknya pun menjauhkan badan Icha.
Baju Anna sudah penuh dengan darah segar yang keluar dari hidung Icha.
Icha tak sadarkan diri.
"Mom!!! Danielll!!!!" teriak Anna panik.
Mom dan Daniel langsung datang dan segera membawa Icha ke rumah sakit.
[ Anna POV ]
Icha sedang berada di ruang IGD sekarang. Ia sedang di tangani oleh para dokter disana.
Aku tak berhenti menangisi Icha. Daniel memelukku dan mencoba menenangkanku. Mom juga membantu menenangkanku.
Beberapa saat kemudian, salah satu dokter keluar ruangan.
Mom langsung menghampirinya.
Setelah sedikit bercakap cakap. Mom berpamitan karena harus ke ruangan dokter segera.
Aku dan Daniel pun mengiyakan. Lalu kami masuk ke ruang inap Icha karena Icha sudah dipindahkan.
Oksigen kini menghiasi wajah Icha yang belum sadarkan diri. Aku menghampirinya dan duduk di kursi tepat di samping ranjangnya.
"Cha.. Bangun dong, lo kan kuat.. Jangan tinggalin gue. Nanti gue curhat sama siapa?" ucapku pada Icha yang sudah pasti tidak merespon.
"Ann please.. Do'ain aja yang terbaik biar Icha sembuh dan cepet pulih." Daniel menepuk pundakku.
Aku hanya diam memandangi wajah Icha yang kini sedang bermimpi mungkin?
"Ann gue ke bawah dulu ya beli makanan. Lo mau nitip gak?" ucapnya sambil mendekatiku.
"Caramel Macchiato aja.." balasku tanpa menengok kearahnya.
Daniel pun pergi meninggalkan ku dan Icha.
"Cha.. Lo mimpi apaan sih? Betah banget tidurnya?" tanyaku pada Icha yang sedang menutup matanya.
Icha tak merespon. Hanya ada suara nafas yang keluar dari hidungnya.
Saat sedang mengobrol dengan Icha yang tak sadarkan diri, terdengar suara pintu yang dibuka.
Kupikir itu Daniel, jadi aku tak perlu mengalihkan wajahku padanya untuk melihat siapa dia.
"Caramel gue mana?" ucapku tanpa melihat kearahnya.
"Caramel?" ia balas bertanya padaku.
Tapi tunggu. Ini bukan suara Daniel.
Aku pun membalikkan badanku untuk mengetahui siapa orang itu.
Saat aku melihat wajahnya aku terkejut bukan main.
Kenapa dia disini?
YOU ARE READING
For Her
Teen FictionMengapa pilihan begitu sulit? Cinta itu tidak bisa dipaksa Jika dipaksa pasti bukan tulus yang diterima. Tetapi pilihan yang membuatku harus memaksa. Sehingga seseorang merelakan sakit hatinya untuk dia. copyright ©2015 by Skyegirlx