[ Author POV ]
"Tam tolong ambilin dong.. Aku gak nyampe nih.." ucap Riska sambil berjinjit mencoba mengambil buku yang berada di rak yang cukup tinggi.
Tamma yang kasihan pun mengambilkan buku yang dimaksud Riska.
Riska seperti dipeluk oleh Tamma yang sedang mengambil buku.
Dan ternyata. Sepasang mata mengenali Tamma dan melihat adegan itu.
Tetapi sebelum ia mengetahui bahwa Tamma hanya mengambilkannya buku. Ia sudah terlanjur pergi dari sana.
"Nih bukunya" Tamma menyodorkan buku yang diinginkan Riska.
"Terima kasihh.." ucap gadis berambut sebahu itu.
Ya sebelum rambutnya sebahu. Ia memiliki rambut yang panjang dan indah. Namun karena penyakitnya, rambutnya yang indah pun harus ia relakan.
Tamma melakukan ini semua karena ia kasihan terhadap Riska yang sedang berjuang melawan penyakitnya itu.
Di sisi lain, Tamma sangat berat hati karena ia harus menjauhi Anna.
Ia pun memutuskan akan mencoba mencintai Riska. Dan melupakan Anna dengan cara menjauhi Anna.
[ Anna POV ]
Mengapa aku harus melihat pemandangan yang amat menyakitkan?
Aku menghampiri Daniel yang tengah memilih buku.
"Dan masih lama gak?" ucap ku dengan nada tidak sabar.
"Kenapa emangnya?" jawabnya sambil melihat kearahku.
"Hm.. Gue ngantuk." ucapku berbohong.
"Udah kok nih tinggal bayar. Kalo ngantuk ke mobil aja. Nih kuncinya." ucapnya sambil memberikan kunci mobilnya.
Aku pun mengambilnya dan langsung berlari menuju tempat mobil Daniel diparkir.
Kenapa? Karena aku tak bisa membendung air mataku lagi.
Saat aku sedang berjalan terburu buru sambil menunduk. Aku tak sengaja menabrak seseorang.
Duh pake nabrak segala lagii..
Tak terasa air mataku tumpah dan menetes lalu mengenai tangan pria yang kutabrak itu.
"Anna??" ucapnya
Aku mengenal suara itu..
Aku megusap kasar air mataku, lalu mendongak untuk melihat siapa pria itu.
Saat aku mengetahui siapa dia. Aku langsung tertunduk "sory gue gak sengaja. Gue buru buru." ucapku sambil buru buru meninggalkan nya.
Orang itu tak mengejarku, ia hanya menghiraukanku.
Ia benar benar berubah.
Sesampainya di dalam mobil, aku memeluk kedua lututku dan menenggelamkan kepalaku pada lututku.
Aku tidak peduli jika Daniel akan memarahiku karena jok mobilnya yang kotor karena kuinjak.
Aku hanya bisa terisak melihat Tamma yang berubah begitu saja. Tanpa alasan yang jelas.
Anehnya ia berubah sedrastis itu. Dan dalam waktu yang sangat singkat. Sungguh aku tidak mengerti.
[ Tamma POV ]
Saat aku ingin ke toilet. Dijalan seorang wanita menabrakku. Dan ketika aku ingin memarahinya.
Tanganku seperti kejatuhan sesuatu yang basah seperti air.
Apakah wanita ini sedang menangis?
Disaat aku melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. Aku teringat seseorang.
"Anna??" ucapku pada gadis itu.
Ia mendongak lalu menunduk kembali.
Kenapa Anna menangis? Apa ia melihatku bersama Riska?
"sory gue gak sengaja. Gue buru buru." ucapnya sambil berlalu meninggalkanku.
Ingin rasanya mengejar Anna. Namun apa daya. Aku sedang berusaha melupakannya. Jadi aku mengurungkan niatku dan segera ke toilet.
YOU ARE READING
For Her
Teen FictionMengapa pilihan begitu sulit? Cinta itu tidak bisa dipaksa Jika dipaksa pasti bukan tulus yang diterima. Tetapi pilihan yang membuatku harus memaksa. Sehingga seseorang merelakan sakit hatinya untuk dia. copyright ©2015 by Skyegirlx