[ Tamma POV ]
Sesampainya dikamar. Aku merebahkan tubuhku dikasur. Dan menatap langit langit.
"Kok bunda kenal Anna ya? Lah bunda tau dari mana?" aku bertanya tanya.
Segera kusambar handphone ku dan disana tertera banyak notif dari gengku, Anna, dan Riska.
Pertama kubuka pesan dari Anna.
"Tam udah sampe?"
Segera kubalas pesan itu.
"Udah kok Na.. Btw besok lo berangkat sendiri ya? Gue sibuk."
Lalu aku segera beralih ke grup line geng ku.
Grup n4x L4y
Marcell : oy
Aryo : napa cell?
Marcell : ngetest doangz.
Chaca : kampret ah sepam.
Anna : tau nii inces lagi bobo taukk..
Aryo : incesnya Tamma :v cieehh..
Marcell : peje peje .
Anna : apaan sih-_-
Chaca : jangan salting gitu Na..
Aryo : tau nih si Anna.
Marcell : yah pangerannya kaga muncul:v
Chaca : lha mana si kepala kodok?
Aryo : pasangan fenomenal pada ilang
Anna : apaan sih ih
Marcell : nah si pangerannya mana ini??
Tamma tersenyum membaca itu. Tetapi senyumnya memudar ketika ia mengingat kata bundanya.
"Jauhi Anna."
Dengan berat hati Tamma harus melakukan ini demi bundanya.
Tamma leave a group.
Sorry guyss.. Gue bakal ngelakuin ini demi bunda.
Aku membuka pesan dari Riska.
"Tam anterin aku beli buku yuk? Tapi kalo kamu gamau juga gapapa aku gak maksa kok :)"
Dengan berat hati aku mengetikan balasanku.
"Oke nanti jam 7 gue jemput."
Huftt maafin gue Na..
[ Anna POV ]
Setelah hampir lama menunggu balasan dari Tamma.
Layar handphone ku menyala dan terdapat notif dari Tamma.
Dengan perasaan deg degan akupun membuka pesan itu.
"Udah kok Na.. Btw besok lo berangkat sendiri ya? Gue sibuk."
Hatiku amat sakit setelah membaca itu. Mungkin kah Tamma benar benar sibuk? Bukankah ia selalu bisa menjemputku? Ada apa dengannya?
Jam menunjukkan pukul setengah tujuh. Mom sudah memanggilku berkali kali dari bawah untuk makan malam.
Dan akhirnya akupun turun dengan wajah kusutku.
"Kamu kok Mom panggil gak turun turun sih Ann?" tanya Mom sambil mengambilkan nasi untukku.
"Maaf Mom tadi Ann lagi di kamar mandi. Jadi gak kedengeran." ucapku berbohong.
"Lah tu muka kenapa kusut gitu?" Daniel kini bertanya sambil memperhatikan wajahku.
"Gapapa kok.." ucapku yang lagi lagi berbohong.
"Nanti temenin gue ke toko buku ya? Besok ada tugas soalnya. Lumayan kan biar gak bete?" tanya Daniel sebelum melahap makanannya.
Lumayan sih bisa refreshing biar gak bete.
Aku mengangguk dengan cepat lalu segera menghabiskan makananku.
Setelah usai makan. Aku bergegas untuk mengganti pakaian santai ku.
Aku menggunakan kaos putih dipadukan dengan cardigan hitamku. Juga celana jeans panjang ku. Dan aku menggerai rambutku yang berwarna kecoklatan itu.
Tak lupa snikers nike hitamku menghiasi kedua kaki ku.
Aku menghampiri Daniel yang sudah menungguku di mobil Toyota FT - 1 merah kesayangannya.
"Lama banget sih.." ucapnya sambil menurunkan rem tangan.
"Ya maap. Namanya juga cewek." jawabku sambil membereskan rambutku dengan jari tanganku.
------------------------------------------------------
Nahloh gimana tu? Kira kira mereka ketemu gak yaa?? Stay tuned aja yaa..
Don't forget to Vote!!!
Xoxo^^

YOU ARE READING
For Her
Teen FictionMengapa pilihan begitu sulit? Cinta itu tidak bisa dipaksa Jika dipaksa pasti bukan tulus yang diterima. Tetapi pilihan yang membuatku harus memaksa. Sehingga seseorang merelakan sakit hatinya untuk dia. copyright ©2015 by Skyegirlx