[ Anna POV ]
Icha sudah boleh pulang sore kemarin.
Hari ini seperti biasa aku sudah berada di ruang kelas.
Teman temanku belum datang, karena ini cukup pagi.
Sekolah pun masih sepi. Entah mengapa aku ingin sendiri pagi ini.
Saat sedang asyik membaca novelku, seseorang duduk di sampingku.
Aku tak mengalihkan pandanganku. Karena aku sedang membaca part yang membuatku penasaran.
Hingga konsentrasiku diganggu dengan novel yang sudah berpindah tangan.
"Tamma balikinn ih!!" aku mencoba mengambilnya dari tangan Tamma.
"Siapa suruh ngacangin gue." ia sengaja meninggikan tangannya agar aku tak bisa mencapainya.
Aku berjinjit jinjit agar dapat mengambilnya. Namun apa daya, saat aku sedang berusaha.
Aku kehilangan keseimbangan dan aku pun terjatuh dalam pelukan Tamma.
Ia memandangiku.
Jujur ia sangat tampan saat ini. Aku bahkan hampir tak berkedip menatap wajahnya yang putih dan tampan itu.
Hidungnya yang mancung, dan matanya yang berwarna coklat terang itu seakan akan menghipnotisku.
Oh god.
Saat aku melihat ke bibir pinknya itu. Aku tak sadar bahwa, aku menggigit bibir bawahku.
Hingga ia tersenyum licik dan mendekatkan wajahnya ke arah wajahku.
Aku hanya menutup kedua mataku. Hingga...
"Wehh kalo mau kissing jangan disekolah men.."
Suara itu membuatku sadar dan aku segera bangkit lalu membersihkan bajuku.
"Naa lo kesambet apaan sampe mau digituin sama Tamma?" Chaca menatapku tak percaya.
Aku mencubit pipinya dengan gemas. "Ish siapa coba yang mau diapa apain. Orang tadi jatoh kok guee."
"Ah masa jatoh kayak pelukan gitu?" Marcell ikut ikutan.
"Tau tuh masa tadi ya dia gi-- aw.."
Aku langsung menginjak kaki Tamma.
"Gak ada! Udah ahh gue mau ke toilet." aku pergi meninggalkan mereka.
Aku sungguh tak kuat menahan blush yang kian menebal ini. Maka dari itu aku lebih baik pergi daripada tambah dipojokkan.
[ Tamma POV ]
Kini aku sedang berada di kantin bersama teman temanku.
Aku senang bila bersama mereka. Karena aku bisa bebas tertawa dan aku pun senang bila aku dan Anna di pojokkan.
Haha.. Aneh memang. Namun kapan lagi aku bisa seperti ini?
Apalagi saat aku tahu bahwa Anna dan Riska sepupuan.
Makin susah aku dekat sama Anna.
Ya jadi hanya disekolah kami bisa dekat seperti dulu.
"Tamm jangan terpana gitu liat guenya. Gue tau gue cantik." ucap Anna yang sadar kuperhatikan.
"Dih geer gila lo. Orang gue lagi liatin princess kok."
Anna celingak celinguk mencari princess yang aku maksud.
"Princess nya itu elo pe'a" Chaca mengalihkan wajah Anna agar Anna melihatku.
Aku bisa melihat pipi Anna yang merah karena kata kataku tadi.
Aku hanya bisa tersenyum melihat Anna yang malu seperti itu.
Ya tuhan.. Kapan cobaan ini akan berakhir?
YOU ARE READING
For Her
Teen FictionMengapa pilihan begitu sulit? Cinta itu tidak bisa dipaksa Jika dipaksa pasti bukan tulus yang diterima. Tetapi pilihan yang membuatku harus memaksa. Sehingga seseorang merelakan sakit hatinya untuk dia. copyright ©2015 by Skyegirlx