Dua hari setelah acara Awards itu, Louispun balik ke London bersama dengan Niall.
Sesampainya di sana, merekapun menuju kerumah mereka masing-masing, tetapi tidak dengan Louis
Ia yang sudah janjian dengan Eleanorpun pergi menjemput Eleanor di apartementnya "kok tumben kamu di apart kamu? Dan kamu keliatan berantakan banget" tanya Louis sembari duduk di salah satu sofa disana
"Iya, gue lagi males aja kerumah, ntar di tanyain kenapa gue keliatan berantakan gini" ujar Eleanor menuju kamarnya "yuk" ajaknya ketika ia telah mengambil tas yang selalu ia bawa
Lalu, merekapun turun dan menuju ke basement parkiran. Louispun melajukan mobilnya dengan santai "mau makan malem dimana, cantik?"
"Terserah" ujar Eleanor yang tiba-tiba teringat kata Thela "kamu kenapa? kok ketemu aku badmood?" tanya Louis melirik Ele
"Gapapa, Loui. Uda deh yang bener aja bawa mobilnya, nambrak aja, selesi deh" ujar Ele membuat Loui tertawa "okay, baby"
Sesampainya di sana, banyak paparazi yang ntah dari mana datangnya sudah ada di depan restaurant itu. Membuat Louis harus menggenggam tangan Ele agar mereka tidak terpisah
Sesampainya di dalam, merekapun memesan makanan mereka "jangan lama ya" ujar Louis yang di balas anggukan oleh sang writers
"Langsung aja deh" ujar Ele membuat Louis menatapnya dan tersenyum "kenapa?"
Aduh, kenapa nih anak pake senyum segala sih? Ga kuat nih gue. Batin Eleanor
"Kemaren Thela dateng ke rumah gue" ujar Ele "terus?"
"Jangan di potong dulu, gue belom siap" ujar Eleanor membuat Louis tertawa "okay, go ahead, honey"
"Terus dia bilang kalo di salah satu radio, lo bilang kalo gue sama lo uda pacaran. Maksud lo apaan sih?" ujar Eleanor membuat Louis menaikkan alisnya "denger ya Louis, lo bahkan belum pernah--"
"Nembak kamu?" potong Louis membuat Eleanor terdiam "aku fikir, kamu bakalan ngerti setelah aku berkali kali bilang sayang ke kamu. So, kamu tipe cewe yang harus di tembak dulu baru tau statusnya ya? Okay kalo gitu, Ele sayangku, kamu maukan jadi pacar aku?" ujar Louis membuat Ele terdiam
Ia terdiam cukup lama membuat Louis berdehem "kok diem? Okay, karna kamu diem. Jadi aku artiin itu dengan, iya. So, now kita uda official kan?" ujar Louis tersenyum dan memegang tangan Ele
Eleanor menggeleng "gak! Ga bisa" ujar Ele melepaskan tangan Louis yang menggenggam tangannya "justru bukan itu maksud gue. Lo tau, gue dan lo sama sekali gaada hubungan apa-apa. Kita cuma temen, Louis! Dan kamu tau, Thela suka sama kamu, dia cinta sama kamu--"
"Tapi aku sayang dan cintanya cuma sama kamu, Ele. Aku tau dia suka sama aku, itu gampang buat di liat. Tapi buat apa aku ngedeketin dia sedangkan aku sayangnya sama kamu, dan yang ada entar kamu cemburu lagi kalo aku deket sama--"
"Untuk apa? Gue ga cemburu! Gue malah seneng--"
"Tolong, jangan cuma fikirin perasaan dia doang, Ele. Fikir perasaan kamu juga! Kamu ga bisa boong sama aku, aku tau kalo kamu sayang sama--"
"No, im not! Gue ga sayang dan gue ga cinta sama lo... Louis!" ujar Ele menahan air matanya "tolong, jauhin gue! tolong! gue gamau persahabatan gue hancur cuma karna... ini" ujar Eleanor yang matimatian menahan air matanya
"Maaf, Louis" ujarnya yang lalu bangkit tetapi di tahan oleh Louis "engga, Ele! jangan kaya gini, jangan tinggalin gue" ujar Louis menatap Eleanor sendu
"Ga bisa, Louis" ujar Ele melepaskan tangannya yang di tahan Louis
Ketika ia ingin berjalan, Louis kembali menarik tangannya membuat Eleanor berbalik dan bertepatan dengan bibir Louis dan bibirnya yang bertemu
Tersadar akan apa yang ia lakukan salah, iapun melepaskan ciumannya dengan Louis. Mendorongnya sekuat tenaganya sampai-sampai Louis terduduk "gue..." ujar Eleanor yang sudah menangis
"... benci! Gue benci sama lo, Louis" ujarnya yang lalu berlari keluar dari restaurant tersebut
Membelah kerumunan Directioners dan paparazi yang menonton acara mereka secara live
Setelah itu, Eleanorpun memberhentikan salah satu taxi dan menaikinya, dengan air mata yang terus mengalir
Bahkan ia bingung, air mata apa itu. air mata kesedihan karna Thela marah kepadanya atau air mata kegembiraan bahwa Louis sangat menyayanginya atau air mata kesedihan karna ia harus berjauhan dengan kedua orang tersebut
Ntahlah, yang pasti itu adalah air mata penyesalan pertamanya dalam seumur hidupnya
***
Seminggu setelah kejadian tersebut, iapun akhirnya dengan terpaksa pergi ke kampusnya. Ga mungkin ia terus mengurung dirinya di sana, di kamarnya
Iapun menyusuri kampus, menulikan telinganya setiap orang yang memanggilnya. Ntah kenapa, kakinya membawanya ke kantin, dan tak sengaja matanya bertemu dengan mata Thela yang sedang makan di sana
Lalu setelah melihat itu, ia pun berdecak dan membalikkan badannya menuju taman sekolahnya
Ia bukannya tak mau menemui Thela dan menjelaskan apa yang terjadi, tapi ia hanya butuh waktu untuk menyiapkan nyalinya bertemu Thela dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi
Ketika ia sudah duduk lesehan di bawah pohon yang rindang, ia mengeluarkan ponselnya
Ketika ia ingin melihat kearah depan, ia menemukan sepasang sepatu yang ia kenal. Iapun mendongak melihat orang yang sudah bisa ia tebak, lalu orang tersebut tersenyum
"Hai, Elea" ujarnya "apa kabar? Gue mau ngomong sama lo, dan ini penting" ujarnya lagi membuat Ele bingung tetapi secara tidak sadar ia juga tersenyum

KAMU SEDANG MEMBACA
Elounor // l.t
FanfictionMelihatmu malam itu Seperti melihat bidadari yang tuhan kirimkan untukku Seperti melihat masa depan yang nantinya akan indah Copyright ©2015 by Snow-Blue