Part 27

234 36 3
                                    

"Murung mulu lo belakangan ini?" ujar Liam yang sedang memainkan pspnya sembari melirik Louis yang sedang melamun

"Tuhkan, bukan murung lagi. Woy! Louis!" teriak Liam membuat Louis tersentak kaget "eh, ya?"

"Lu kenapa sih, bro? Ada masalah lagi sama El?" ujar Liam tepat sasaran "hm" dehem Louis

"Dia kenapa? Coba deh cerita. Biar lo lega" ujar Liam mempause pspnya "gue panggil Zayn, Harry sama Niall juga mau?" tanya Liam membuat Louis mengangguk

"Boleh deh. Sekalian gue order pizza ya, gue pengen masa" ujar Louis yang lalu meraih ponselnya dan menelfon pizza

Sedangkan Liam, mengambil ponselnya dan mengetikkan pesan di group whatsapp mereka.

Pea Idiot Goblok

Liam P: woy pada di mana lu? gue di apart Louis nih, sini dong

Zain Malik: rumah, okay otw baby

Niall: pizza ya, Lou. Gue otw

Harry Styles: otw rumah future wife aka Louis

Liam P: jijik, buru lu Ni. Ntar pizzanya abis di makan Louis

Louis Tommo: buru aja dateng ngapa sih bego

Setelah itu, Liam dan Louis meletakan ponsel mereka di atas meja depan mereka. Liam melanjutkan mainnya sedangkan Louis berjalan kearah dapur berniat mengambilkan coke untuk mereka berlima

Setelah setengah jam menunggu, merekapun lengkap berlima sedang duduk di sofa yang berhadapan. Liam masih memainkan psp Louis yang sekarang sedang berduel dengan Niall.

Sedangkan Zayn dan Harry melihat kearah tv dimana permainan bola antara Liam dan Niall berlangsung

Tintong... Tintong...

"Pizza is coming, babe!" teriak Niall yang lalu mempause pspnya dan berjalan kearah Louis "mana duitnya, boss?" ujar Nial sembari menengadahkan tangannya

"Dasar ga modal lu" ujar Louis yang lalu memberikan beberapa lembar uang kepada Niall

Lalu Niallpun berjalan kearah pintu, memberikan uang yang tadi di berikan Louis. Lalu mengambil pizzanya dan membukanya. "Mau?" ujarnya

Yang lain pun langsung beringsut mendekati Niall lalu mengambil pizza untuk mereka sendiri.

"Cmon, Louis" ujar Liam membuat Louis berdehem

"Gue berantem sama Ele" ujar Louis membuat mereka yang lainnya mendongak "kok bisa?" ujar Zayn

Louis menaikkan kedua bahunya, "dia bilang kalo ada yang maki-maki dia karna katanya gue sama dia jadian. mungkin dia merasa terganggu akan hal itu. dan sahabatnya si Thela itu juga kayanya sih nyalahin dia. jujur sih gue kasian, banget. di satu sisi gue juga kecewa, kenapa dia malah nyalahin gue?" ujar Louis membuat Harry mengusap-usap pundak Louis

"Di satu sisi lo salah, dan di sisi lainnya dia juga salah" ujar Zayn membuat Niall mengangguk "coba lo omongin baik-baik lagi deh sama dia" ujar Niall

"Udah dieman berapa hari?" ujar Zayn membuat Louis menaikkan alis kanannya "lima hari? sekitaran gitu deh" jawab Louis

"Wah, kalo di agama gue tiga hari ga omongan dosa" ujar Zayn membuat Liam menjitak kepalanya

"Please, lo pernah bilang gitu juga Zayn. Gue sampe hapal" ujar Liam membuat Harry tertawa

"Intinya, lo harus ngomong face to face sama dia. Biar semuanya jelas dan kelar. Lo lega, dia juga yahh mungkin ga keganggu lagi?" ujar Harry membuat Louis dan yang lainnya melihat kearahnya

"Apa?" ujarnya dengan muka bingungnya

Eleanor's pov:

Pernah gak sih, lo ngerasa kecewa sama sahabat lo sendiri?

Pernah gak sih, lo ngerasa kesel sama sahabat lo sendiri?

Seumur-umur gue ga pernah merasa seterpuruk ini. Apa lagi salah satu alesannya karna sahabat yang emang uda gue anggep kaya saudara sendiri. Bahkan gue sangat amat yakin kalo dia yang bakal nemenin gue sampe tua nanti sebagai sahabat terbaik gue. Dengerin keluh kesah gue. Dengerin cerita kebahagian gue, dan dia selalu jadi orang yang pertama tau hal itu.

Ngasi gue saran, ya walaupun ga nyambung sarannya. Tapi tetep gue dengerin. Tetep gue jalanin kalo sarannya menurut gue bener dan agak waras.

Kalo ada kata yang lebih dari kata kecewa dan kesel, mungkin itu yang gambarin perasaan gue ke dia saat ini. Gimana enggak, gue ngasi semua apa yang dia butuhin. Apapun itu, untuk sahabat gue tercinta. Tapi apa yang dia bales? Setidaknya dia hargain gue kek. Ini malah mengadu domba gue sama orang-orang.

Benci? Engga, gue bukan benci. Cuma kata yang lebih dari kesel dan kecewa aja. Mungkin mulai sekarang, gue ga bisa terlalu percaya sama orang gitu aja. Karna banyak yang depannya kaya mutiara, tapi dalemnya kaya makanan yang uda busuk. Bau lagi

Gue bukan bermaksud untuk jelek-jelekin dia di depan kalian. Cuma inilah kenyataannya. Kenyataan dimana gue kecewa sama sahabat gue sendiri yang uda temenan sama gue lebih dari lima tahun. Kalo dia bilang gue khianatin dia, menurut gue dia yang khianatin gue dengan cara ngadu domba dan ngomongin hal apa yang gak terjadi seakan terjadi.

Dan oke, gue ngaku salah kalo gue deket sama Louis. Padahal dia gebetan sahabat gue. Tapi lo semua tau kan kalo gue uda berusaha buat ngindar dari dia?

Ya tapi salah gue lagi sih, karna malah nanggepin dia. Harusnya gue kacangin aja, ya gak sih? Tapi kalo di kacangin ntar di bilang sombong lagi

Ah tah ah, bodo

Aku menghela nafasku, "jadi sekarang apa? sahabat udah hilang di telen bumi. Mom sama Dad? Mereka juga punya banyak masalah. Nambahin masalah gue lagi? Ntar pingsan-pingsan lagi mereka"

Aku membalikkan badanku lagi, "apa gue omongin aja ya baik-baik sama Thela? Sama Louis juga?"

"Ah tau deh. Liat besok aja" ujarku yang lalu menarik selimutku dan memejamkan mataku

Elounor // l.tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang