Prolog

3.6K 297 12
                                    

"Ann, tolong bukakan pintu! Mom mendengar ada suara orang mengetuk dari tadi." Pinta Mom

Akupun menuruni tangga dan langsung membuka pintu rumah ku.

"Ehm, maaf apa ini kediaman keluarga Moschata?" Tanya lelaki yang mungkin seumuran dengan ku.

"Ya, dan maaf siapa kau?" Tanyaku sambil memacingkan mata ku.

"Oh, aku Luke, aku adalah tetangga baru mu." Ucapnya sumringah.

"Tapi aku besok pindah ke London, jadi kau bukan lagi tetanggaku." Jawabku malas.

"Aku hanya ingin mengantarkan kue buatan Ibuku, dia bilang aku juga harus berkenalan dengan tetangga di sekeliling rumah." Jelas Luke.

"Ya, ya aku tidak peduli. Dan makasih atas kuenya. Apa ini Cheese Cake?" Tanyaku.

"Ya, Cheese Cake buatan Ibuku sangat enak, cobalah. Dan sedari tadi aku belum mengetahui namamu." Kata Luke sambil tersenyum.

"Oh, aku Anna. Tepatnya Joanna Moschata." Kataku sambil menjabat tangan Luke.

"All right! Aku harus pergi, sampai nanti Ann." Katanya sambil berbalik dari rumah ku.

--------------

"Anna, bangunlah! Pesawat kita jam 10 pagi!" Ucap Mom sambil membangunkan ku.

"Aku mau tidur sebentar saja. Mungkin 5 menit lagi aku akan bangun, ok Mom?" Bujuk ku.

"Tidak! Kau selalu bilang seperti ini, Ann. Ujung-ujungnya kau ketiduran sampai setengah jam! Apa kau mau ketinggalan pesawat, huh?" Tanya Mom.

"Okay, aku bangun. Buat kan aku makanan ya, Mom? Aku ingin Pancake Greentea buatan mu." Pinta ku sambil memasang jurus andalan ku, ya apalagi kalau bukan Puppy Eyes.

"Baiklah, kau pandai sekali merayu. Dan jika kau tidak selesai mandi dan berpakaian dalam 20 menit, Mom tidak akan membuatkan Pancake kesukaan mu itu." Ancam Mom.

"Fine, kau menang Mom! Apakah kau adalah peramal sehingga bisa membaca pikiran ku untuk absen ke dunia mimpi lagi? Kalau begitu, buatlah Pancake yang enak, Mom." Ucapku sambil menyambar handuk yang ada di pundak Mom.

Mom hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah ku lalu tersenyum dan keluar dari kamar ku.

--------------

Tok..tok..tok..

"Maaf kau mencari siapa anak muda?" Tanya Mom.

"Aku mencari Ann, dan apakah kau Ibunya Ann?" Tanya Luke.

"Ya, kau temannya Ann? Ann tidak pernah bercerita pada ku kalau dia mempunyai seorang teman lelaki." Ujar Mom.

"Aku Luke Hemmings, tetangga baru kalian. Senang bertemu denganmu Mrs.Moschata." Ucap Luke sopan.

"Kau bisa memanggilku Alenna jika kau mau." Ujar Mom sambil tersenyum.

"Mom, kau bicara dengan siapa? Apakah ada tamu?" Terdengar suara Ann yang lumayan kencang dari dalam rumah.

"Yes, sweety. Kemarilah." Perintah Mom.

Akupun menghampiri Mom dan 'Si Tamu' tersebut.

"Louis? Eh nama mu Louis, kan?" Tanya ku sambil mengamati wajah Si Tamu yang sangat familiar bagi ku.

"Astaga, kau lupa dengan ku, Ann? Padahal kita baru saja bertemu kemarin." Ucap nya sambil tertawa lebar.

"Luke? You must be Luke, right?" Tanya ku memastikan.

"Ann memang sulit menghapal nama orang dan juga sulit mengingat orang-orang baru yang ada di sekitarnya. Dia bisa ingat jika kau bertemu dengan Ann setiap hari." Ujar Mom sambil tersenyum.

"Ada apa Luke?" Tanya ku.

Mom pun meninggalkan kami berdua di ambang pintu.

"Kau tidak menyuruhku masuk ke rumah mu, huh?" Tanya Luke.

"Hm, maaf kami sedang packing, so rumah kami berantakan. Dan ada beberapa furniture yang sudah dikirim ke London." Jelas ku.

"Oh ya, aku lupa kalau kau pindah ke London hari ini. Padahal tadinya aku senang sekali mempunyai tetangga perempuan cantik." Ucap Luke polos.

Aku tertawa mendengar perkataannya.

"Tapi jika kau mau masuk, silahkan." Kataku sambil merentangkan tangan ku.

"Ku rasa lebih baik aku kembali ke rumah. Dan sepertinya Ibuku menyiapkan sesuatu untuk kalian sebagai ucapan selamat tinggal. Akan ku ambil dulu, ok?" Jelas Luke panjang.

"Apa aku boleh ikut ke rumah mu? Setidaknya aku ingin berterimakasih kepada Ibumu atas Cheese Cakenya yang kemarin."

"Dengan senang hati, ayo!" Ucap Luke semangat dan langsung menarik tangan ku.

Rumah Luke hanya berjarak beberapa langkah dari rumah ku. Bahkan jarak balkon kamarku ke balkon rumah Luke sangat dekat.
Aku memperhatikan bangunan yang dulunya sudah hampir hancur karena waktu itu yang sekarang telah diubah menjadi rumah bergaya minimalis yang indah.

"Mom, lihatlah siapa yang datang." Ucap Luke sedikit berteriak.

"Ada apa, Luke? Oh, apakah kau Anna?" Tanya wanita didepan ku yang kurasa berumur 30 tahun.

"Yes, i'm. And thank you for the welcome cake." Ujar ku sambil tersenyum manis.

"Oh, kau manis sekali. Pantas Luke senang saat kembali dari rumah mu." Ucap Ibu Luke.

"Mom! Maafkan Ibuku ya, Ann. Dia memang suka sekali bercanda." Ucap Luke.

Aku hanya tersenyum kecil.

"Oh ya, Ann, apa benar hari ini kalian akan pindah ke London?" Tanya Ibu Luke.

"Yes, Mrs.Hemmings." Jawabku sopan.

"Kau bisa memanggil ku Liz jika kau mau, Ann." Jawab Ibu Luke, Liz.

"Dan dalam rangka apa kalian pindah?" Tanya Liz lagi.

"Hm, setelah kematian ayahku--"

"Maafkan aku, maaf karena aku lancang, Ann." Ujar Liz.

"Tidak apa, kejadiannya sudah 3 tahun yang lalu, dan Ibuku ingin pindah karena ia ingin melupakan Dad, karena itu juga permintaan Dad untuk tidak bersedih dan mengingatnya terlalu lama." Jelasku.

"Eh ya, Ann, apa kau punya ponsel?" Tanya Luke mengalihkan pembicaraan.

"No, tapi aku mempunyai alamat e-mail."

"Ah sayangnya aku tidak punya e-mail. Aku juga tidak punya ponsel, disini hanya ada telepon rumah." Kata Luke sambil tersenyum yang otomatis memperlihatkan lesung pipinya.

"Luke, tolong ambilkan hadiah untuk keluarga Moschata di kamar Mom!" Pinta Liz.

Luke hanya menganggukkan kepalanya lalu berjalan menaiki tangga.

"Kalian tidak perlu repot-repot, sungguh." Ujar ku sambil tersenyum kecil.

"Kau dan Ibumu sama sekali tidak merepotkan. Tadinya aku senang mendengar aku mempunyai tetangga yang baik hati, tapi apa boleh buat ternyata saat aku datang, kalian akan pindah." Ujar Liz sambil tertawa kecil.

Luke pun datang dan memberikan sesuatu kepada ku.

"Maaf, kami hanya bisa memberi ini." Kata Luke sambil tersenyum.

"Well, ini sangat indah! Terimakasih, Liz and Luke."

Ku amati Dream Catcher pemberian keluarga Hemmings.

"Semoga dengan itu kalian bisa menggapai mimpi kalian di tempat yang baru." Ujar Liz.

"Jangan lupakan aku, Ann. Berjanjilah suatu saat kita akan bertemu kembali." Kata Luke.

Aku menghampiri Luke dan memeluknya.

Ah, aku tidak bisa janji bahwa aku akan mengingat Luke terus menerus.

--------------

A/N:

Hai, ini fanfic pertama aku. Mohon vote dan vommentnya!

Story ideas by misschamberlain

Fangirl ✖️l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang