Chapter 4

1.3K 214 37
                                    

"Kalau aku suka Niall, apa yang akan kau sarankan untukku?"

Kata-kata Riley terus berputar-putar di kepala ku.

Jadi ini alasan mengapa dia selalu terlihat tidak terima jika Niall memberikan perhatian untuk ku. Bukan kah itu wajar untuk hubungan antar sahabat?

"Kau harus mengejarnya kalau begitu." Jawab ku pada Riley.

"Mengejarnya? Bagaimana aku bisa mengejarnya kalau dia selalu memberi perhatian lebih pada mu, bukan pada ku." Katanya ketus. "Dan apa kau tahu atau kau pura-pura tidak tahu?"

"Aku--aku benar-benar tidak tahu. Jadi sekarang apa yang harus kulakukan untuk membuat mu bahagia, Ri?" Tanya ku.

"Jauhi Niall. Apa kau sanggup?" Katanya.

Dia berbicara seolah-olah tidak pernah terjadi hubungan apa-apa antara aku dan Niall. Maksudku hubungan persahabatan.

"Aku tidak bisa melakukan itu." Kata ku sambil menatap Riley.

"Kau tidak bisa? Kau tau selama ini aku selalu mengalah agar kau bisa berdua saja dengan Niall. Ku pikir kau juga akan membalas perasaan Niall. Tapi ternyata kau hanya punya perasaan itu untuk orang yang sudah jelas tidak bisa kau raih. Kau terlalu sering membayangan idola-idola sampah mu itu. Kau tidak pernah membuka mata mu untuk apa yang ada di depanmu. Kau tidak pernah berusaha untuk membuat ku bahagia! Apa kau puas?" Jelas Riley sambil mengatur napasnya karena kelelahan berbicara.

"Jelas aku tidak bisa menjauhi Niall. Dia sahabat ku, kau pun juga sahabat ku. Kasih sayang yang ku punya untuk kalian berdua itu sama! Tidak ada yang ku beda-bedakan." Kata ku lagi.

"Keluarlah. Aku tidak mau melihat mu lagi." Ucap Riley ketus.

"Tapi aku kesini untuk meminta maaf! Aku kesini untuk memperbaiki persahabatan kita bertiga. Apa kau tidak sadar?" Tanya ku.

Ukh, jangan keluar dasar kau air mata sialan. Jangan cengeng.

"Apa kau tahu? Bahwa persahabatan antara 2 perempuan dan 1 lelaki itu tidak pernah ada! Mengapa? Karena mereka pasti akan terjebak dalam cinta segitiga." Kata Riley sambil menggigit bibirnya menahan air mata.

"Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang? Aku dan Niall tanpa mu itu hanyalah omong kosong. Tolong kembalilah pada kami." Ucap ku sambil memohon.

"Kembali? Kembali katamu? Kembali untuk terus sakit hati apa bila aku melihat perhatian yang selalu Niall beri lebih untuk mu? Itu yang kau sebut sahabat?!" Seru Riley.

"Aku akan selalu di samping mu! Aku selalu mendukung mu! Dan aku tidak punya perasaan lebih dari sahabat pada Niall. Kau yang harus memperjuangkannya. Bukan seperti ini!" Jelas ku.

"Aku tidak mau mengedengar seluruh omong kosong yang keluar dari mulut sialan mu itu! Pergi! Keluar kau dari rumah ku! Anggaplah Aku, Kau dan Niall tidak pernah kenal." Katanya sambil mendorongku keluar kamarnya lalu membanting pintu kamarnya dengan kencang.

Air mata ku turun perlahan. Ini kah yang dimaksud orang-orang dengan 'mantan sahabat?'

Ternyat rasanya lebih menyakitkan dari pada putus cinta.

-------------

Riley POV

Aku mengusir Anna. Aku tidak tahan lagi. Aku memang menyayangi Anna seperti aku menyayangi kakak kembar ku dulu yang sekarang sudah tenang bersama Tuhan.

Aku memang menyukai Niall. Tapi, aku tahu sampai kapan pun Niall hanya membuka mata hatinya pada satu wanita.

Aku pun berusaha melumpuhkan perasaan lebih ku ini pada Niall. Karena aku juga melihat orang yang Niall sukai juga suka padanya.

Fangirl ✖️l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang