Chapter 2

1.5K 206 27
                                    

"Well, mungkin kita akan bertemu lagi. Boleh aku minta nomor ponsel mu?"

--------------

"Ni, dimana kau?"

"Latihan bersama band ku."

"Mengapa kau tidak memberi ku kabar?"

"Kau khawatir, huh? Oh, akhirnya seorang Anna mengkhawatirkan ku."

"Ini kah efek dari menjomblo mu yang terlalu lama? Dasar menyedihkan."

"Aku menunggu seseorang yang tepat, Ann."

"Kenapa kau jadi curhat? Aku hanya ingin menanyakan kau dimana. Tutuplah teleponnya, Ni."

"Tidak, kau saja yang menutupnya duluan."

"Aku tidak suka menutup sambungan telepon duluan."

"Kau tau kata 'ladies first' kan?"

"Pfft, bitch please. Ini tidak berlaku saat aku melepon. Jadi cepatlah putuskan sambungan teleponnya, pulsa ku berkurang tahu."

Tut..tut..tut..

Aku tersenyum mendengar Niall sangat bersemangat latihan band dengan teman-temannya, ya siapa lagi kalau bukan Harry, Louis, Liam. Sebenarnya mereka berlima, tapi Zayn memutuskan berhenti untuk menjadi anggota band mereka yang kurasa bernama One Direction itu.

"Ann, Mom ingin ke supermarket kau mau aku membelikan mu sesuatu?" Tanya Mom yang tiba-tiba muncul di kamar ku.

"Aku ingin ikut, boleh?" Tanya ku.

"Gantilah baju mu dan segera turun." Perintah Mom.

Aku hanya menganggukkan kepalaku pelan.

--------------

"Mom, aku akan ke bagian snack, ok?" Kata ku sambil berjalan ke bagian makanan ringan.

"Ya, belilah sesuka mu."

Aku pun berjalan ke bagian makanan ringan. Ahh, ini adalah tempat kesukaan ku yang kedua setelah kamar ku. Aku selalu fangirling ditemani dengan teman-teman setia ku ( baca; makanan ringan ).

"Hm dimana cokelat berlapis almond itu?" Gumam ku pada diri ku.

Aku berjalan sekitar 3 blok dari tempat yang tadi dan gotcha! Aku menemukan cokelat kesukaan ku.

Ukh, mereka menaruh cokelat itu di bagian paling atas, aku memang keturunan Inggris, tapi Dad adalah orang Indonesia. Jadi tinggi ku tidak setinggi orang-orang Inggris kebanyakan.

Saat aku sedang bersusah payah mengambil cokelat ku, sebuah tangan membantu ku untuk mengambil cokelatnya.

"Ah, terima kasih. Tunggu, kau-- kau  Michael?!" Teriakku histeris.

"OMG AKU TIDAK MENYANGKA AKAN BERTEMU DENGAN MU DISINI. BETAPA BERUNTUNGNYA AKU." Teriakku lagi.

"Ssst, bisakah kau tenang? Aku Ashton, bukan Michael." Kata nya.

"Ooh, well nice to meet you, Ash-- wait, Ashton?!"

"Jadi kau mengira aku ini Micheal, huh?" Tanya Ashton.

"Maaf, ku rasa aku demam. Jadi aku sedikit melantur. Oh ya, kau sendirian?" Tanya ku. Aku berharap Ash mengajak Luke.

"Ya, para crew sebenarnya tidak memboleh kan kami pergi terlalu jauh dari camp." Jelas Ashton.

"Bolehkah aku berfoto dengan mu?" Tanya ku.

"Dengan senang hati. Tapi mau kah kau membantu ku keluar dari supermarket ini? Tadi saat aku masuk ke dalam, banyak fans yang sudah mengenali penyamaran ku." Ucap Aston.

Fangirl ✖️l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang