Chapter 10

1.2K 180 19
                                    

"Ann, Luke telah menunggu mu di bawah, jadi cepatlah!" Teriak Mom dari bawah.

Aku memeriksa pakaian ku sekali lagi di depan cermin. Perfect.

Akupun menuruni tangga rumah ku dan segera mencabut ponsel ku yang sedang ku charge.

"Kau cantik sekali, Ann." Ucap Luke sambil tersenyum memperlihatkan kedua lesungnya itu.

"Mengapa kau suka sekali bercanda, Luke? Sudahlah ayo kita pergi mengelilingi London!" Ajak ku sambil memasukkan ponsel ku ke dalam tas kecil yang ku bawa.

"Aku ingin berpamitan dulu pada calon Ibu mertua ku." Balas Luke.

Pipi ku memanas. Dasar Luke tukang penggoda.

"Aunt Alenna, ku rasa pipi anak mu di gigit ratusan nyamuk. Sampai memerah begitu." Goda Luke pada Mom.

"Wah harus kah aku membolehkan Luke untuk mencium pipi mu, Ann?" Balas Mom menggoda ku.

Aku menutupi pipi ku yang semakin memerah. Dasar kedua orang ini, menyebalkan.

"Aku pergi dulu, Mom. Jangan mencemaskan anak perempuan mu ini ya." Ucap ku mengalihkan pembicaraan dan langsung mencium kedua pipi Mom.

"Selama ada lelaki yang aku percaya untuk menjaga mu, buat apa aku mencemaskan mu?" Ujar Mom sambil mencubit kedua pipi ku.

"Tidak ku sangka! Ann Ibu mu saja telah merestui kita. Ah, pasti Ibu ku juga akan merestuinya." Goda Luke, lagi.

"Memangnya aku ini siapa bagi mu, huh? Aku kan hanya fans mu. Ayolah, nanti kita akan kesiangan." Balas ku sambil menarik tangan Luke.

Luke pun tersenyum pada Mom lalu mengikuti ku keluar rumah.

"Ayolah tarik tangan ku lagi. Ternyata sentuhan mu membuat ku seperti tersengat listrik ya, tapi itu sangat menyenangkan!" Canda Luke sambil mencubit-cubit pipi ku.

"Ukh, berhenti bercanda wahai tuan penggoda. Jalankan saja mobilnya dengan perlahan." Ucap ku sambil memakaikan sit belt pada tubuhku.

Luke manahan tangan ku dan segera memakaikan sit belt untukku.

"Aku suka bau parfum mu. White mask, bukan?" Tanya Luke sambil menatap ku.

Aku mengangguk gugup. Ini pertama kalinya Luke menatapku seperti itu. Tatapannya seperti.. Menghipnotis ku.

Luke pun menjalankan mobilnya. Aku mencuri pandang pada Luke yang sedang serius menyetir.

Selang beberapa menit, kami pun sampai di tempat yang kami tuju.

"Kau suka taman bermain, Ann?" Tanya Luke sambil melepaskan sit belt nya.

Aku pun juga melepaskan sit belt ku. "Ya! Aku sangat suka taman bermain! Kita harus bermain wahana airnya, Luke."

"Sounds great. Come on!" Ajak Luke sambil menggandeng tangan ku.

'Hey, lepaskan lah tangan Luke! Kau kan tahu bahwa Luke telah memiliki kekasih. Sudahlah, lupakan saja Luke mu itu.' Ah, gadis batin ku selalu saja memenuhi pikiran ku.

Aku pun melakukan apa yang dikatakan oleh gadis batin ku.

"Mengapa kau lepaskan gemggaman ku, Ann?" Tanya Luke dengan sorot kecewa.

"Bukankah kau telah mempunyai seorang kekasih? Aku tidak mau orang-orang menyangka yang tidak-tidak pada kita, Luke." Jawab ku sambil tertunduk.

Aku ingin sekali menggenggam tangan Luke. Aku juga ingin memeluk Luke. Tapi aku juga tahu diri. Memangnya aku ini siapa?

Fangirl ✖️l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang