Chapter 7

1.2K 195 9
                                    

"Ann, aku tidak bisa mengantar mu pulang. Aku harus pergi ke studio rekaman untuk menandatangani kontrak dengan band ku. Apa tidak masalah?" Kata Niall sambil memasukan buku-buku sekolah ke dalam tasnya.

"Tidak apa, sungguh. Aku sangat senang melihat kau dan teman-teman mu sukses menjadi penyanyi group internasional." Jawab ku sambil menatap Niall dan tersenyum.

"Lalu dengan apa kau akan pulang? Maksud ku menaiki apa?" Tanya Niall.

"Aku tidak mungkin meminta Mom untuk menjemput ku. Ia pasti sedang meeting dengan beberapa rekan kerjanya. Jadi, aku akan menaiki bus." Jawab ku sambil menggandeng tas punggung ku.

"Berhati-hatilah, Ann. Aku menyayangi mu. Doakan aku dan band ku ya." Ucap Niall sambil memeluk ku.

"Akh juga menyayangi mu, Ni. Aku pasti akan mendoakan mu dan teman-teman mu. Sampaikan salam ku pada Harry, Louis dan Liam."

Aku melepaskan pelukan Niall. Dan melambaikan tangan ku pada Niall.

Aku jadi teringat Riley. Ah, aku masih ingin menemuinya dan menjelaskan kalau aku dan Niall tidak ada apa-apa. Hanya hubungan persahabatan.

Aku melangkahkan kaki ku ke kelas Riley yang berjarak tiga kelas dari kelas ku dan Niall.

"Apa kalian melihat Riley?" Tanya ku pada dua orang teman sekelas Riley.

"Riley membolos pelajaran terahkir tadi dan ku rasa ia sudah pulang bersama Rebecca dan teman-temannya yang lain. Apa diantara kau, Riley dan Niall ada sesuatu? Mengapa kalian tidak bersama lagi?" Tanya teman sekelas Riley yang ku tau bernama Georgia.

Aku tersenyum kecut. "Tidak, aku hanya ingin mengajak Riley pulang bersama. Dan benarkah Riley jadi dekat dengan group Rebecca?" Tanya ku.

Zoe, teman sekelas Riley yang satu lagi mengangguk. "Riley sekarang menjadi pribadi yang kasar dan suka membully. Kami teman-teman sekelas pun bingung mengapa Riley berubah begitu drastis." Jawab Zoe angkat bicara.

"Um.. Berapa banyak anak yang sudah Riley bully?" Tanya ku penasaran.

"Kau tahu Fredy si anak perpustakaan? Dia salah satu korbannya. Tapi yang lainnya aku tidak tahu." Jawab Zoe.

"Apa guru-guru mengetahui ulahnya?"

"Tentu. Riley sering di panggil ke ruang konseling dengan teman-teman satu groupnya." Jawab Georgia sambil membenarkan letak kacamata nya yang hampir melorot.

"Dia juga pernah di skors selama dua hari." Tambah Zoe.

"Yasudah, terima kasih untuk informasinya. Mungkin aku harus mendatangi Riley ke rumahnya nanti malam." Jawab ku.

"Sama-sama, Ann. Ku harap kau dan Riley bisa bersahabat kembali. Karena jujur kami teman sekelasnya tidak suka ia bergaul dengan group iblis itu." Jawab Georgia.

Terdengar suara tepukan tangan dari kejauhan. Munculah seorang gadis berambut pirang dengan lima orang lainnya.

Ya, itu Riley, Rebecca dan anggota group iblisnya.

"Well, sepertinya 'group iblis' sangat terkenal ya sehingga seorang mantan sahabat menanyai beberapa pertanyaan tidak bermutu." Ujar Riley sambil berjalan angkuh.

"Aku ingin mengajak mu pulang bersama, Ri. Jujur, Niall dan aku kesepian tanpa kehadiran mu." Jawab ku sambil memegang tangan Riley.

Riley menepis tangan ku dengan cepat. "Aku tidak sudi tangan ku yang suci dipegang oleh jalang murahan seperti mu! Dan apa? Niall kesepian? Kau pasti bermimpi, Ann. Jika ia merindukan aku, dia pasti akan mendatangi ku seperti yang kau lakukan! Tapi mana buktinya?" Ujar Riley sambil menatapku tajam.

Fangirl ✖️l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang