Everyone was once a stranger. Either they finally become friend, lover, or completely stranger. We're all once strangers.
13.35
Jangan lupa! Pulang kantor ke Cacaote. Siapa cepat, tag tempat! Gak jadi ngopi ya, makan cantik aja ada yang mau gue omongin.
Reminder dari Rania ke aku dan Azka untuk agenda 'ngopi after office hour' yang mendadak berubah jadi makan cantik di Cacaote. Baru hari Rabu memang, biasanya kami suka buat jadwal untuk kumpul di hari Kamis atau Jumat, lebih dekat menuju weekend soalnya, jadi lebih enak.
Jarak kantorku dengan Cacaote jadi yang paling dekat dan seperti biasa aku jadi yang pertama datang. Tak lama setelahku dua perempuan favoritku datang, dari jauh cekikikannya sudah terdengar, berasa yang punya tempat.
"Pesen dulu gih. Abis itu updatenya gantian biar khidmat," tumben-tumbenan Rania begini kelakuannya. "Um okay. I'll be quick. Apa ya? Sabtu gue mau jalan sama Pandu, terus partner kerja gue mau resign! Asli sedih. Udah sih gak ada yang baru, life's good," Azka paling dulu menyebutkan rentetan kehidupannya, kami mendengarkan baik-baik sambil siap pesan makanan.
"Udah yakin? Hahaha. Pandu lagi adem ayem? Gak macem-macem?" aku tergoda untuk sentil sedikit Azka dan Pandu. Habis mereka lucu, dua-duanya bertolak belakang. Azka yang cuek tapi cenderung kekanak-kanakan dan Pandu yang dewasa. Masih gak habis pikir mereka bisa bersama. "Gak laaah, Pandu udah gede gak perlu gue jagain. Elo lah, Mas Arjuna apa kabar? Pake 'mas' oke juga ya."
"Ke laut. Serius. He's with Alanda for couple months," aku mencoba menjawabnya santai tapi yang keluar jadi ketus. "Lah waktu nonton bareng dia udah punya cewek ternyata? Lo baru tau kan, Ndra?"
"Baru tau di hari yang sama hehe. Sebel ya?" aku cuma bisa senyum mencoba untuk tidak terbawa perasaan. Tapi serius deh, nama Arjuna sedang tidak melintas di otakku belakangan. ".....But, there is this one guy, namanya Wisnu. Orang vendor. Lucu. Nanti gue update lagi yaaa."
Aku belum mau cerita banyak-banyak soal Wisnu. Karena kami bukan siapa-siapa kecuali dua orang yang bertemu dan menjadi rekanan kerja. What's so special about it? He just happens to be cute, sweet, and smart. Oh wait, that's quite a lot. Ya pokoknya, I'll just keep it to my self just for now.
"Gilaaa, sok-sok misterius gitu Andra anaknya sekarang. Okay, finee. Liatin aja bisa tahan berapa lama," timpal Azka seperti biasanya. Rania dan Azka jadi duo yang selalu jadi tempat curhatku dari dulu apalagi soal laki-laki. Kalau aku sudah mulai cerita soal laki-laki, biasanya mereka dengan cepat balas, 'Siapa lagi, Ndra?'. Jadi ketika aku tidak mau bahas apapun lanjut tentang Wisnu, mereka justru terheran-heran penasaran.
"Hahaha, challenge accepted! Yang sebelah gue mukanya berbinar banget parah hari ini dari pas masuk sini. Cerita kali," iya, muka Rania sumringah tak terkira sejak masuk ke Cacaote. Bahkan sepanjang kami berdua bercerita, Rania pipinya merona, senyumnya mengembang, entah ada apa.
"Semoga lo jadi sama yang terbaik ya Ndra. Mau sama Arjuna kek, Wisnu kek, orang baru siapa lah, mana aja yang penting terbaik. Dan terbaik buat lo gandeng di nikahan gue."
"Whaaaaat nikahan! Aaaaak our bitch is getting hitcheeed. Selamat sayang! Asli asli happy berat gue dengernya, Raniaaa!" aku dan Azka tidak ada habisnya berteriak dan memeluk Rania erat-erat setelah dengar kabar bahagia ini. Rania dan Chandra, one of my favorite coupls, is really getting married!
"Sooo, next year right? Cerita dong gimana sampe akhirnya kayak giniiii," tanya Azka yang paling detail.
Rania dan Chandra sudah berpacaran sekitar 5 tahun dari sejak sama-sama satu kuliah. Rania dan Chandra jadi satu contoh why man and woman can not be bestfriend. Di manapun ada Rania, di sana ada Chandra, begitu juga sebaliknya. Dari awal aku dan Azka sudah wanti-wanti takut istilah dari teman jadi deman akhirnya kejadian. Beberapa kali aku menambahkan lagi ke Rania, kalau gak ada yang pernah salah dari proses itu. Kalau suka ya jalani aja. Until they both declared themselves as a couple and started that day I believe they would be a couple for a long time.
"Kemarin banget dia ngomong serius sama gue di mobil waktu anter pulang. Sabtu ini mau ke rumah katanya, orang tua gue juga udah tau, dan dia bakal bawa orang tuanya. Gak lama dia cuma pegangin tangan gue, matanya natap gue daleeeeem banget. Kata-katanya singkat, tegas, bikin lemes, Bismillah yah kita nikah..." mata Rania berkaca-kaca, kalau aku peluk mungkin air matanya langsung netes di pipinya.
"Dia belum kasih gue cincin kayak di film-film, nanti aja katanya di depan orang tua kita masing-masing. Can I crryyy?" Rania membekam matanya dengan tisu sambil tertawa-tawa kecil. Bahagia. "So Sabtu pada dateng ya kalian. Abis ini gue pasti bilang ke anak-anak di grup. Your support and presence is what I need hihi."
In Rania's life, everyone was once a stranger then became a friend and luckily lover.
TODAY
20.07
Ndra, ada waktu minggu dpn?Arjuna Ardiwilaga is typing...
Ada yg mau sy omongin
In my case with Arjuna, the vision is blurry. We were once stranger but never a really good friend or even a lover. What are we?
KAMU SEDANG MEMBACA
Diandra
ChickLitBeing clueless over men's signs is a problem for Diandra Natalia Adiningrat atau Andra begitu ia disapa teman-temannya. Di umurnya menuju seperempat abad, Diandra kurang lebih sama seperti wanita seusianya yang sering diam-diam membaca artikel tenta...