"Maaf ya, Mbak. Soalnya saya suka ngantuk kalau di jalan."
"Tadi nyetir macet di mana-mana, jadi ngantuk."
"Mbak asli sini?"Fokusku pada jalan, tanganku pada layar. Mencoba memberi diriku waktu satu menit untuk memberanikan diri membuka handphone, melihat pesan yang masuk.
"Mbak. Mbak asli sini?"
"Iya, Pak"Ternyata sudah dua kali supir taksiku melontarkan pertanyaan yang sama. Maaf ya, Pak. Pintaku dalam hati. Dan ternyata semenit rasanya lama banget!
Ada satu hal yang bikin kecewa dari notifikasi pesan di WhatsApp, meski aku sudah menonaktifkan pop-up notificationsnya. Itu loh, notifikasi di layar yang kalau kamu scroll ke atas di menu Home akan tetap muncul berapa chat yang masuk dan dari siapa.
Untuk hari ini aku kecewa, karena aku berharap gak perlu tahu isinya lebih dulu sebelum aku benar-benar buka aplikasinya. Alih-alih takut mengecewakan diri sendiri isi pesannya.
Handphoneku bergetar dua kali. Sebelum aku buka, aku main tebak-tebak buah manggis dengan batinku sendiri. Dua kali getar, berarti pesannya cukup singkat. Bisa jadi:
Grup Keluarga
Isinya tentu kami berempat, Ayah, Bunda, Kak Atikah, dan aku. Mungkin Ayah sudah sibuk tanya, 'Ade ada di mana? Makan di rumah gak?'Grup Geng Kuliah
Nama grupnya ganti-ganti, saat ini sih lagi Jamaah. Mungkin ada pesan yang baru masuk dari Meisty tentang komentar make-up yang dipakai Rania atau juga ada update kecil gak penting tapi bikin lucu dari yang nun jauh di sana, Kenia dan Maudy, yang belum pulang dari Sydney dan London.Grup Kantor
Bisa jadi dua, yang isinya anak-anak saja atau justru grup dengan bos di dalamnya, yang pertanyaannya bisa muncul kapan saja. Kalau dia baru ingat di pukul 23.59, maka siap-siap saja dapat notifikasi jam 00.00. Iya, sudah biasa, apalagi ini baru jam 22.30, jadi kemungkinannya besar lah.Arjuna Ardiwilaga
Gagah ya namanya? Arjuna. Dia yang batang hidungnya belum kulihat saat berpamitan. Dia yang senang berekspedisi mengelilingi Indonesia. Dia yang harusnya bisa menerima kado ulang tahunnya yang ke-28 malam ini. Dia. Kira-kira kalau cuma dua kali notifikasi, dia balas apa ya?22.30
Iya. Kakak baru bangun.
Udah di mana?Lega tapi bingung tapi kecewa di saat yang bersamaan. Pesan yang sudah gue pikir begitu lama dan terlalu khawatirkan ternyata datangnya dari Kak Atikah yang menanyakan kabar si bungsu. Well, okay.
Lima menit berlalu, aku kembali menatap jalan ibu kota, mendengar sekilas lagu-lagu yang muncul dari handphone supir taksi dengan mode loudspeaker. Mungkin lagu-lagu tahun 70-an, Betharia Sonata gitu, iya bukan? Mungkin.
Tak lama handphoneku bergetar empat kali. Bisa jadi datang dari satu chat yang sama atau bisa jadi dari grup macam-macam. Aku scroll atas layarku dari Home, benar saja ada nama Arjuna Ardiwilaga. Aku kira hanya akan dibalas dua kali. Tahunya empat? Agar resmi aku membukanya dari WhatsApp, membacanya perlahan.
22.36
Loh. Cepet bgt ndra
Sy lg di starbucks
Td liat andra bw starbucks jd pgn
Udh balik bgt?Old guy! Jawabannya singkat, padat, jelas macam Bapak-bapak balas SMS. Satu yang aku amati, tidak satupun jawabannya mengarah ke kado yang aku bicarakan sebelumnya. Seolah memang tidak ada apa-apa.
Lagi, aku mencoba menunggu semenit untuk membalasnya. Tapi lagi-lagi semenit waktu yang terlama untukku. Jawab apa ya? Aku paling susah basa-basi bersamanya. Aku jadi ikut straight forward.
22.38
Haha udah
Sudah segitu saja, kamu yakin Diandra? Iya, yakin. Aku menimpali semua batinku dalam hati. Duh, habis ini pasti sudah selesai pembicaraan kami. Aku kecewa sendiri. Selanjutnya paling kami baru akan bertemu lagi tahun depan, pertengahan Juni atau Juli mungkin.
22.39
Sorry br bc ndra
Ht2 d jln22.40
Siap
Tak lama ada intro lagu yang kukenal, lagu ini pernah muncul di salah satu iklan di bulan Ramadhan, entah tahun kapan.
Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan...
Terima kasih Mas Ebiet G. Ade sudah mengiringi perjalanan via taksi malam ini. Lagunya pas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Diandra
ChickLitBeing clueless over men's signs is a problem for Diandra Natalia Adiningrat atau Andra begitu ia disapa teman-temannya. Di umurnya menuju seperempat abad, Diandra kurang lebih sama seperti wanita seusianya yang sering diam-diam membaca artikel tenta...