How do you wish your wedding be like? Pernikahan megah penuh dengan orang-orang yang tidak dikenal atau pernikahan intimate dan kecil tapi dikelilingi orang yang menyayangimu. Jika Diandra Natalia Adiningrat ini menikah kelak, aku berharap pernikahannya cukup intimate.
Warna putih atau pastel seperti warna Pantone 2016, Rose Quartz sepertinya bisa jadi pilihan. Lokasinya mungkin outdoor, prosesi akad nikah di sore hari, dan resepsi di malam hari akan terasa menyenangkan. Pilihanku mungkin di Bandung, jika tidak merepotkan kedua belah pihak.
Kalau budget kami cukup banyak mungkin konsep rustic wedding seperti milik Andien bisa jadi inspirasi. Bajunya cukup kebaya modern, sementara baju adat dikenakan saat akad nikah. Entah kapan, tapi membayangkannya dalam angan sudah menyenangkan. Saat Arjuna menikah nanti kira-kira seperti apa ya?
I judge wedding by its invitation and I admit that their wedding invitation is damn good. Selera Arjuna dan Alanda boleh juga. Sepertinya akan berkonsep semi internasional tanpa meninggalkan adat.
"Ndra, meeting in five," aku baru sadar ada meeting sore dengan timnya Jo dan tanpa terkecuali Wisnu mengenai launching aplikasi perusahaan tempatku bekerja. "Ndra, browsingnya soal nikahan banget?" Vindy mengintip ke komputerku, mungkin dia bingung melihat muka serius dalam diam. Iya, daritadi aku browsing ke beberapa website seperti One Wed, The Bride Dept, The Bride Story, dan diam-diam menekan tombol bookmark di halaman favoritku.
"Hahaha, ngintip aja lo! Oke gue ke sana."
Aku berjalan ke depan menyambut timnya Jo, tapi ada sosok yang tidak kulihat hari ini. Wisnu. "Nyari Wisnu? Dia lagi sakit, Ndra. Makanya gak masuk hari ini, jadi gue bawain tim lain ya," Joseph seperti sudah hafal siapa yang aku cari. Aku mendadak malu sendiri.
"Perlu lo tengokin kali, Ndra. Siapa tau sembuh. Ya kan, Jo?" sesuai janji Vindy, ia akan berusaha 'pepet' Wisnu demi temannya ini bahkan walaupun Wisnu tidak hadir di meeting hari ini.
"Dia ngekos tuh deket kantor. Makin gak keurus deh kayaknya kalo sakit gitu. Makin kurus aja yang ada si Wisnu," aku bingung sebenarnya harus balas apa jadi aku hanya tertawa saja mendengar Jo dan Vindy yang sibuk dengan kabar Wisnu.
***
TODAY
18.35Tadi meeting ya, Ndra?
Eh? Tumben, Wisnu kembali kirim pesan via WhatsApp menanyakan meeting hari ini. Padahal sakit tapi masih juga kepikiran soal meeting.
18.36
Iya, Nu. Eh, katanya sakit sampe gak ngantor. Sakit apa, Nu?
Wisnu Harum Hadisuryo
Flu batuk sih agak parah udah tiga hari nih. Gimana meetingnya?Ke dokter kalo obat gak mempan, Nu. Meeting lancar, tadi nentuin tanggal, lokasi, sama part masing-masing.
Wisnu Harum Hadisuryo
Oke dong, sip. Maunya gitu haha tp males sendiriDiandra Natalia Adiningrat is typing..
Eh? Lagi, aku mencoba menelaah isi pesannya Wisnu yang katanya malas kalau sendirian. Aku bingung harus balas apa. Tapi kalau aku tanya Rania atau Azka lebih dulu, Wisnu jadi tahu aku mungkin bertanya dulu ke teman untuk cari jawaban terbaik. Yes, Diandra is an overthinker.
Wisnu Harum Hadisuryo
Besok udh janjian sm dokter nih di tmpt prakteknya deket kosan.Wisnu Harum Hadisuryo
Dokternya baru praktek jam 7 besok malem.Tanpa sempat aku balas pesannya, Wisnu akhirnya mengirimkan rentetan pesan.
Diandra Natalia Adiningrat is typing..
Baguslah kalo gitu. Biar lonya cepet sembuh.
Wisnu Harum Hadisuryo
Iya, thank you ya, NdraTak lama setelah berkirim pesan dengan Wisnu, aku cepat menanyakan ke Rania untuk tanya pendapatnya bukan lagi via WhatsApp tapi telepon. Did I do something wrong?
"Ape?"
"I think I did something stupid deh, Ran"
"Jadi Wisnu tiba-tiba WhatsApp cerita soal dia sakit. Dia bilang udah janjian sama dokter besok jam 7 terus sebenernya dia males ke dokter kalo sendiri...."
"Uh huh, okaaaay. Bales apa lo terus?"
"Gue bilang baguslah kalo gitu biar doi cepet sembuh..."
"Hahaha anak gila. Giliran dikodein gak peka ya lo. Seriously you answered that? Kesian amat Wisnu woy. Dia minta ditemenin tauk! Terus lo lempengin aja gitu mentah-mentah!"
Aku mencerna ulang-ulang kata Rania. Ada benarnya juga kalau dipikir lagi, Wisnu mungkin hanya butuh ditemani ke dokter, tapi aku terlalu berpikir lurus sampai menolaknya begitu saja.
"Hahahaha duh kasian deh nih dua-duanya. Ya lo WhatsApp aja dia besok abis dari dokter. Tapi tunggu aja, paling besok anaknya WhatsApp duluan sok ngasih kabar!"
"Ngaco ya gue. Okaaay gitu aja deng, Ran. Biasa gak penting update-an gue. Bye!"
Aku kembali membaca ulang pesan Wisnu via WhatsApp. Iya, mungkin Rania ada benarnya. Sayangnya Diandra Natalia Adiningrat ini kurang peka, perlu disentil dulu baru benar-benar terbuka. Sorry ya, Nu, semoga bukan cuma kamu yang cepat sembuh, tapi aku juga sembuh dari sifat gak peka dan overthinker-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diandra
ChickLitBeing clueless over men's signs is a problem for Diandra Natalia Adiningrat atau Andra begitu ia disapa teman-temannya. Di umurnya menuju seperempat abad, Diandra kurang lebih sama seperti wanita seusianya yang sering diam-diam membaca artikel tenta...