14. Choiches

727 44 4
                                    

"Ice-cream sarang dugeundugeun sangsang. Dalkkomhan seolleim salsal noga deureo~~~" Diana bernyanyi sembari menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri diikuti namja tampan yang ada disampingnya ikut menikmati lagu yang memenuhi mobil dan suara Diana yang membuatnya semakin enak didengar. Sejak sepuluh menit yang lalu dua orang ini seakan sangat bahagia melewati jalanan kota Seoul hanya berdua, bergantian bernyanyi tak jarang sekali GD menggandeng tangan Diana atau menatap Diana dengan puas. GD merasa ada kebahagiaan sendiri saat Diana ada disampingnya kebahagiaan yang lama tak ia dapatkan dan bagi Diana sendiri bersama GD membuatnya tak takut jadi Diana yang sebenarnya dirinya sendiri melupakan bahwa mereka berdua sedang disyuting dan akan ditayangkan diseluruh Korea bahkan dunia.
"Ahhh kyeopta~~ mereka berdua semakin hari semakin menyenangkan untuk dilihat" Park Mi Sun terlihat bahagia melihat ke layar besar di depannya.
"Oppa kita harus kemana setelah ini? Oppa ingin makan apa?" Tanya Diana sedikit menoleh.
"Emm ada sebuah kafe diujung jalan sana" menunjukkan sebuah belokan di depan mereka.
"Biasanya aku dan the boys delivery dari sana" GD berbalik menatap Diana meminta persetujuan.
"Call!!!! Kita ke sana. Syuuu" Diana melajukan mobilnya lebih kencang.
"Yya! Jangan mengebut" GD memegang pelang tangan Diana yang dikemudi.
"Haruskah aku selalu menggenggam tanganmu ohh?" Kata GD sembari tetap menggenggam tangan Diana.
"Omo omo, mereka ini" dari studio terdengar suara MC mengomentari.
"Cham!!! Padahal aku tak mengatakan apapun" Diana menyibir GD yang masih tertawa terbahak.
Mobil Chevrolet Sonic Merah itupun berhenti di depan salah satu cafe cukup besar dengan arsitektur Italy yang sangat kental. Diana memastikan pasti didalamnya penuh dengan pasta.
"Pulangnya aku yang nyetir ya Di?" GD meminta kunci yang dibawa Diana.
"Bener? Gwenchana?"
"Nee hwejangnim" GD berlagak seakan Diana bosnya disambut gelak tawa Diana.
***
Ji Hye memasuki gedung besar bertuliskan Hankkuk di depannya. Dia menghela nafas besar, akhirnya dia juga yang harus mengatakan kabar besar ini kepada Lee Shin. "Semoga aku tidak dapat semprotan lagi hari ini".
Dimasukinya gedung besar itu kaki Ji Hye langsung mengarah ke lift dan menekan nomer 44 yaa kantor Bapak Direktur di lantai teratas gedung ini.
Tidak sampai sepuluh menit pintu lift yang dinaikinya membuka, membuatnya berdiri di depan pintu berwarna cokelat dengan gagang keemasan. Ji Hye pun langsung membuka pintu itu dilihatnya seorang sekretaris cantik bertubuh tinggi menyambut dirinya.
"Selamat pagi agassi, ingin bertemu dengan hwejangnim?" Tanya wanita di depannya dengan suara merdu membuat Ji Hye tersenyum seadanya. "Nee, tapi aku belum membuat janji apa Shin-gun ada di dalam?" Sekretaris itupun mempersilahkan Ji Hye masuk aturan di kantor ini adalah Diana Lee dan Ji Hye adalah dua orang yang tidak harus membuat janji untuk bertemu dengan Lee Shin.
Kembali Ji Hye menghela nafas, mengetuk pintu dan membukanya.
Namja yang sedang menggunakan kaca mata baca masih menunduk bercinta dengan kertas kertas yang dibacanya "Masuk"
"Shin-gun~~~~" Langsung namja itu mendongakkan wajahnya, mendengar sapaan yang sangat dia kenal.
"Ji Hye-ahh" Tubuhnya seakan otomatis berdiri beringsut dari kursi yang sudah dua jam setengah dia duduki berjalan mendekati yeoja yang juga berjalan mendekat padanya. Jujur, dia sangat merindukan yeoja yang sekarang sudah di peluk nya.
Deg!!! Ji Hye masih saja sama tubuhnya tidak bisa merespon dengan santai setiap sentuhan namja yang sudah memeluknya. Ji Hye juga merindukannya, sangat merindukannya.
"Kau pasti sibuk, maaf aku menganggumu" Ji Hye duduk di sofa yang ada sembari Shin meminta minuman untuk dirinya dan Ji Hye.
"Sangat tidak mengganggu kalau kau tidak datang mungkin aku akan duduk disitu sampai tiga jam lagi." Shin memberikan senyuman yang sangat hangat, Ji Hye tak habis habisnya mengagumi wajah namja di depannya. "Mungkin Tuhan sedang sangat bahagia saat menciptakannya" batin Ji Hye hal yang dilihatnya tidak sebanding dengan kabar yang dibawanya untuk Shin.
"Haha aku tidak bisa lama disini" Ji Hye menimpali
"Jadi, pasti ada yang ingin kau katakan kepadaku hingga kau kesini" Shin melihat raut wajah serius Ji Hye
"Hmm tapi kau tidak akan marah padaku kan? Berjanjilah"
"Hmmm, tergantung apa yang kau katakan... Jadi apa itu?" Shin ikut ikut serius.
"Diana, dia mengambil tawaran untuk mengisi soundtrack yang pemainnya adalah Min Ho dan mereka memiliki satu lagu untuk berduet." Ji Hye mencoba berbicara selugas sependek mungkin dan kini dilihatnya raut wajah Shin mulai berubah.
"Jangan marah padaku, tolong hormati keputusan Diana Shin" Ji Hye sedikit memohon. Wajah Shin mulai berubah, dia lalu memegang punggung tangan Yeoja disampingnya.
"Terima kasih sudah memikirkan hal ini dengan serius, iya aku menghormati keputusan Diana tapi aku mohon pastikan dia baik baik saja dan jika dia memaksaka sesuatu segera katakan padaku.Ehm?" Shin mengalirkan kehangatan langsung pada Ji Hye, sudah lama mereka tidak bersua tidak ada skinship. Kadang Shin merindukan moment dimana Ji Hye masih sebagai temannya bukan manager adiknya saat mereka berbicara tentang urusan mereka berdua.
"Hahhhhh! Aku lega sekali aku kira kau akan marah padaku. Akhir akhir ini kau sangat sensitif"
"Aku lelah, maka dari itu kau temani aku makan siang yaa? Kita bicarakan tentang Diana dan kita diluar bagaimana?"
"Maksudnya?" belum sempat Ji Hye mencerna pernyataan Shin, namja itu sudah berdiri berbicara dengan sekretarisnya meminta disiapkan mobil.
***
Diana dan GD memasuki cafe bertuliskan "Monte Carlo"*ini ngarang bener* dibagian dalam temboknya, seorang pelayan tampan menyambut mereka. Pelayan itu memimpin dua sejoli itu menuju tempat duduk yang sudah disediakan oleh kru WGM pastinya beberapa orang juga sudah di briefing akan kedatangan mereka. Diana sempat memberikan salam kepada fansnya yang sedang berada disitu sekedar menunduk atau melambaikan tangannya, GD melihat hal itu dan mengikuti perlakuan yeojanya.
"Jadi apa yang biasanya oppa pesan di sini?" Diana mengalihkan pandangannya dari menu.
"Ehm pizzanya enak, pastanya enak. Kau suka cheese kan?" GD mengalihkan pandangannya sembari menunjukkan sebuah menu. Mata Diana berbinar hanya dengan melihat foto makanan yang dipilih GD. Seperti anak anjing Diana mengangguk menyetujui pilihan GD.
"Oh iya, dari mana oppa tau aku menyukai keju?" Tanya Diana mengingat ucapan GD barusan.
"Ohh itu emm aku mencarinya di internet" balas GD
"Mwo? Internet?" Diana menatap GD tidak percaya.
"Iya memangnya kenapa? Kita kan jarang bertemu tapi aku ingin mengenalmu dengan baik" kini dengan tatapan seriusnya kepada Diana. Dibalasnya pernyataan namja di depannya dengan tersenyum manis.
"Kyeopta" kini Diana kembali menyubit pipi GD.
"Yya ddo senang sekali memegang pipi ku ah?" GD ikut memegang pipinya yang dicubit Diana.
"Haha jadi apa yang mau oppa ketaui lagi dari aku?"
"Emm seperti apa laki laki yang ideal menurutmu?" GD telah menyampaikan pertanyaan yang disimpannya.
"Ohh? Emm aku suka laki-laki yang hangat, dewasa dan jujur. Seperti oppa ku. Oppa kandungku" jawab Diana lugas.
"Oppamu? Kau harus menemukan aku dengannya agar aku tau seperti apa orangnya"
"Iya, kapan yaa oppa sangat sibuk oppa ku dan ji yong oppa juga" kata Diana menyibir namja di depannya membuat GD tertawa.
"Kalau begitu kita bertemu uri omma oppa nuuna duluan. Hm? Bagaimana?"
"Mwo?!" Diana terkejut demi Tuhan wajahnya sangat terkejut tak dibuat buat.
"Mwo? Kaget banget. Sebelum pernikahan kita. Kita tetap harus meminta restu kan?" GD seakan benar benar ingin memperkenalkan calon istrinya.
"Apa baik baik saja?"
"Kenapa memang? Haha mereka memang ingin bertemu dengan mu."
"Cheongmal?"
"Ooh! Jadi?"
"Emmm boleh"
Diana black box
Demi Tuhan aku tidak bisa mempercayai apa yang dikatakannya. Aku tau nantinya pasti ada waktu dimana aku bertemu dengan keluarganya tapi ini cukup cepat yaaa. Sebenarnya aku senang karena oppa mau mempertemukan aku dengan keluarganya artinya dia mempercayaiku sepenuhnya. Im looking forward to it.

Unconditional (무조건의) - G Dragon and BIG BANG's FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang