15. "Ji Yong-ah"

852 42 3
                                    

Sebuah lampu ruangan di gedung tinggi itu masih menyala diantara ruangan lainnya yang telah padam menandakan di dalamnya ada pembicaraan alot yang tak kunjung usai padahal jam sudah menunjukkan pukul 12.30.
"Kalau memang Ji Yong tidak menyetujuinya maka kita bisa menggantibnya. Ini mudah Bos" suara ahjusshi belum terlalu tua memenuhi ruangan yang ternyata hanya berisi lima orang itu.
"Bukankah mereka juga memang sudah dekat saat ini, kita lakukan itu sebagai option saja Bos. Kita juga belum tau bagaimana tanggapan pihak model kan?" Seorang namja tigapuluhan membuka mulutnya menyampaikan sarannya lebih tenang.
"Yeoja itu terlalu bagus hanya untuk menjadi model video klip dan ini terkesan tidak adil" kini Mr Yong membuka mulutnya. Pembicaraan alot ini masih mengenai pembuatan video klip Let's Not Fall in Love track terakhir album MADE serie E.
"Setidaknya ini adalah serie terakhir dan tidak akan ada dampak pada serie lanjutannya. Benarkan?" Kini seorang yeoja membuka mulutnya.
"Yya yya yya, kalian berhenti berdebat sekarang kita voting saja bagaimana? Kalau memang suara terbanyak adalah memilih yeoja itu kita sampaikan ke anak anak. Bagaimana?" Ahjusshi yang satu ini sudah cukup lelah. Yaa mereka adalah nama nama dibalik kesuksesan BIG BANG, CEO YGEnt, Excecutive producer Big Bang, Producers lagu, Excecutive producer Movie Clip dan Penasihat YG Ent.
Dan akhirnya malam itu ditutup dengan satu keputusan, kemenangan 3 lawan 2 dari lima orang.
***
"Aku benar benar tau risiko dan keuntungannya, aku hanya-" Mr. Yong tidak mampu melanjutkan perkatannya yang akhirnya diucapkannya di dalam hari *takut jika salah satu putra terbaikku benar benar jatuh cinta*
"Yya, aku juga memahami apa yang kau pikirkan. Tapi karena keyakinan mereka aku rasa memang saatnya mendengar pendapat anak anakmu langsung" Mr Yong mengangguk menyetujui pernyataan sahabatnya.
***
Matahari pagi melawan mencoba masuk ke dalam celah jendela yang tidak tertutup gorden membuat cahaya itu pas jatuh di muka yeoja cantik yang sedang tertidur lelap dan  berhasil membangunkannya.
"Ahhhh" erangan Diana dan gerakan tubuhnya menunjukkan bahwa tidurnya tadi malam begitu lelap meskipun agak terlambat. Di raihnya ponsel dimeja yang tepat disebelah ranjang king size berwarna putih itu. Dibukanya dan terlihat ada sebuah pesan yang belum dibacanya, pesan sisa semalam. Namun, ada hal yang lebih penting yang harus dibacanya. Scedulenya hari ini.
Pukul 08.00 bertemu dengan musisi drama
Pukul 11.00 pemotretan bersama High Cut
Pukul 18.00 wawancara dengan weekly entertainment
Pukul 19.00 terbang ke NYC
*oh yaa Di, kakak GD pagi pagi menghubungiku mengenai gaun dan persiapan yang lain kapan kau bisa menyempatkan bertemu dengannya. "Hmm" Diana masih membaca schedulenya dan berfikir dia sibuk sekali beberapa hari ke depan tidak mungkin dia tidak bertemu dengan noona GD.
"Aku akan berusaha menyelesaikan agenda pagiku lebih cepat" tulis Diana membalas pesan Ji Hye. Dan terbangunlah dia dari kasur yang masih ingin dia tiduri.
***
Diana sedikit mulai terbiasa datang kembali ke gedung ini. Hitung hitung latihan batin Diana. Hari ini dia tampil boyish dengan celana light jeans gelap yang robek robek dengan tank top hitam bertuliskan "Beach not Bit*h" yang ditutupinya dengan jaket kulit berwarna Keki. Setidaknya di harinya yang sibuk ini dia ingin berpenampilan senyaman mungkin. Dengan kaca mata baca yang tak terlepas dan topi hitam itu yang dia dapatkan tertinggal di mobilnya. Diana memang berbeda dengan rekannya yang lain saat rekannya harus kemana mana dengan banyak orang Diana lebih suka berpergian sendiri kecuali memang mengharuskan dia membawa banyak baju dan perlengkapan lainnya. Belum lagi hari ini dia harus ke butik. Diana masuk ke dalam ruangan itu dilihatnya sudah cukup ramai, beberapa orang menyapanya ramah seakan bahagia bisa melihat seorang Diana Lee secara live. Diana melepas topi yang dipakainya dan membiarkan rambutnya terurai.
"Kita berjanjian jam 8 kan sunbae?" Tanya Diana memastikan
"Haha iya, tenang saja orang orang disini terlalu bersemangat". Sekelompok orang itu pun melanjutkan perbincangan mereka Diana menunjukkan lagu lagu yang sudah ditulisnya,membuat mereka berdecak kagum saat tiba tiba suara itu membuatnya menelan ludah, terkejut.
"Annyeonghasimnida" Lee Min Ho memberikan salam sopannya kepada semua orang.
"Maaf hyung aku terlambat" kali ini mengkhususkan untuk seorang excecutive producer yang sudah dikenalnya. Diana menundukkan kepalanya, tak berhenti memainkan tangannya, menggigit mulutnya. *Ya Tuhan kenapa aku merasa tidak s-*
"Diana Lee-shi" suara itu seakan mengintimidasinya, membuatnya menoleh ke arah suara dan berdiri membalas salam namja didepannya. Dia masih tampan, kharismatik seperti biasa persis sebagai alasan Diana jatuh cinta setengah mati saat itu. Sebenarnya itupun yang dirasakan namja didepannya sama persis.
*
Pertemuan pagi ini berlangsung menyenangkan, berbicara dengan orang orang yang memiliki ketertarikan yang sama membuat Diana terpuaskan. Walaupun kadang dia sedih tidak bisa mengendalikan perasaannya kepada namja yang entah demi apa memilih duduk disampingnya.
"Okay wah pekerjaan ini cepat selesai karena sepertinya Diana Lee yang mengerjakannya untuk kita" ahjushhi itu masih memuji Diana yang tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Iya dia harus segera pergi bukan hanya karena janji yang lain tapi hati Diana pun sudah tidak kuat.
*
Diana keluar dari ruangan itu melepas kaca mata bacanya digantikan kaca mata hitam dan topi yang setia menemaninya. Masuklah ia kedalam lift yang hanya berisi dia seorang, pasti semua karyawan dan pekerja digedung ini telah ready ditempatnya masing-masing. Kurang sedikit pintu lift tertutup sebuah tangan menahannya, Diana cukup di buat terkejut belum lagi melihat tangan milik siapa itu. Seorang namja yang kini ada disampingnya di dalam lift yang hanya berisi mereka berdua saling mendengar deru nafas masing-masing.
"Bagaimana kabarmu Di?" Sebuah suara megusir keheningan diantara mereka, membuat Diana memejamkan mata tidak berani menghadap lawan bicaranya.
"Aku,, seperti yang kau lihat baik baik saja" jawab Diana dengan senyum tipis yang bisa dilihat namja itu meski topi yang dipakai yeoja disampingnya ini sungguh menganggu belum lagu jika Min Ho mengingat pemberi topi itu shit! Aku terdengar cemburu Min Ho menggelengkan kepalanya.
"Kau tidak ingin menanyakan kabarku?" Kini ia menundukkan kepalanya mencoba menatap wajah Diana.
"Aku tau Opp- Emm Lee Min Ho-shu baik baik saja, dan selamat untuk karirmu saat ini. Aku senang melihatnya" Diana kini mendongak ingin melihat bagaimana ekspresi Min Ho menatapnya dan Ya Tuhan kenapa ekpresi itu ekspresi yang selalu Diana lihat dulu, hangat. Ekspresi yang menghilang diakhir hubungan mereka. Min Ho yang kini tersenyum dan mengalihkan pandangannya dari Diana, yeoja ini sudah berubah pandangan matanya saat ini, berubah.
Ting! Bunyi bel lift menunjukkan mereka telah sampai ke lantai terbawah. Belum sempat Min Ho ingin mengatakan sesuatu.
"Aku duluan. Nice to see you Lee Min Ho-shi"  Diana mengambil jatahnya, yang kini hanya bisa menatap Diana keluar dari gedung yang menyimpan banyak rahasia mereka berdua.
***
Diana masuk ke mobil dengan keringat yang memenuhi dahinya. Ia mengumpat tajam di depan sun visior dia mengumpati dirinya sendiri.
"Ana-yya? Di"
"Ohh aku disini, aku sedang menuju butik Dami unnie"
"Baiklah, aku akan menyusulmu."
"Unnie jangan menyetir sendiri tolong bawakan mobil besar yaa nanti biar mobilku dibawa supir yang lain"
"Ohh aku paham. Pastikan kau menghubungi kakakmu sebelum kau ke London"
"Okay"  Diana menghadap ke depan berfokus pada jalanan di depannya dengan berjuta fikiran yang kemana mana.
***
Yeoja cantik itu sedang menyelesaikan jahitan terakhir dari gaun megah berwarna putih di depannya bagaimana tidak pemesannya yang sekaligus adik iparnya meskipun hanya virtual akan segera datang.
Diana masuk ke dalam butik yang kini semakin besar saja, sebuah foto GD yang bertelanjang dada seakan mengingatkannya akan sebuah pesan yang belum dibalasnya. Diana mencari cari kamera namun tidak menemukannya berarti dia bebas hari ini bertemu Dami Unnie.
"Hallo sweetheart" sapaan Dami Unnie menghentikan kegiatannya. Dia memang merasa sangat nyaman dengan Kwon Dami, bahkan mereka dekat dalam waktu yang cukup singkat.
"Bagaimana kabar unnie? Aku senang bisa kesini"
"As what you see, Harus dong karena gaunnya sudah jadi!!!" Dami berteriak bahagia entah mengapa mereka seperti dua orang yang terlampau bahagia. Diana tidak tau dimana pernikahan mereka akan dilakukan, tim WGM belum mengatakannya sama sekali.
"Oh ya di dalam sudah ada Ji Yong juga?"
"Mwo? Op- Ji Yongshi ada di sini?"
"Hmm pagi pagi tadi makannya aku meminta kau ke sini karena takut menganggumu aku menghubungi Ji Hye-shi" Diana hanya mengangguk mengerti, bisa bisanya dia bertemu Ji Yong lagi.
***
GD masih asyik menelpon seseorang diujung ruangan di depan sebuah jendela kaca besar dengan tangannya yang dimasukkan ke saku. Pemandangan indah batin Diana. Dia pun menaruh tas, topi dan kacamatanya tepat di samping tas GD. Diana mengingat sesuatu dompet itu.
"Unnie chakkaman" suara Diana meskipun diusahakan se lirih mungkin masih didengar GD yang menoleh dan tersenyum kepadanya, diambilnya dompet itu dari dalam tasnya. Dan dipamerkan kepada GD yang tersenyum lebih lebar.
"Loh itu bukannya dompet Ji Yong?"
"Haha iya Ji Yong shi meninggalkannya di mobilku" GD menggeleng mendengar Diana memanggilnya Ji Yong-shi yang malah dilihat Dami dan membuat Dami tertawa.
"Ada apa unnie?"
"Anni, yya Ji Yong-ah selesaikan urusanmu. Ayo gaunnya ada di sana" Dami memimpin Diana ke sebuah ruangan dibelakang gorden putih tempat ia juga mencoba gaun itu saat baru 70% selesai. Dilihat nya gaun putih panjang dengan lace dibelakang yang sangat indah.
"Persis seperti bayanganku" Diana menoleh kepada Dami.
"Unnie gomawo" Diana memegang tangan Dami yang didepannya tersenyum bahagia.
"Nuuna!!! Ana-yya!! Apa yang harus aku lakukan?" Kata GD yang melihat mereka menghilang.
"Tunggulah sebentar duduklah disana!. Di sekarang kau pakai gaun itu yaa aku akan menunjukkan baju namja itu oh?. Tolong bantu Diana ya" Dami lalu meninggalkan Diana yang masih mengagumi gaun yang didepannya.
*
"Dimana Diana?" Tanya GD sekeluar Dami.
"Mencoba gaunnya. Kau juga ya, aku ambilkan setelan mu" kata Dami berlalu. GD mengiyakan perkataan kakaknya dan duduk di sofa berwarna keki sembari mengambil dompetnya yang ada di meja, senyumnya mengembang saat melihat topi yang selalu dibawa bawa Diana. *bodoh* umpatnya sendiri.
"Chan chan!" Kakaknya menggeret sebuah compatible closet yang menunjukkan setelan apik dominan hitam dan putih. GD terlihat puas dengan hasil rancangan kakaknya.
"Sekarang kau pakai ini. Aku ingin mengukurnya siapa tahu terlalu besar. Oke? Aku akan melihat Diana" ditinggalkannya GD sendiri dengan berjuta pikiran. Kenapa dia seniat ini menjalani pernikahannya.
"Ya Tuhan~~~~ Diana kau cantik sekali" Dami tidak bisa menyembunyikan ke kagumannya di depan gadis yang kini sudah berbalutkan gaun hasil rancangannya. Dua wanita itu bersamaan memegang tangan satu sama lain.
"Apa Ji Yong-shi sudah selesai?"
"Entahlah mungkin sudah, kalian harusnya mampu berganti baju dengan cepat kan?" Kata Dami menggoda.
"GD-ah!!!"
"Ohh? Aku sudah selesai. Kenapa kalian lama sekali?!!" Dami dan Diana tertawa mendengar GD.
"Sabar dong kan wanita membutuhkan waktu lebih lama" kata Dami menghampiri adiknya yang sudah suit and tie dengan jas hitam yang pas dibadan dongsaengnya.
"Tampan sekali" Dami mengacungkan jarinya GD membalasnya dengan pose keren.
"Bunganya dong kak" kata GD menunjuk saku jasnya yang masih kosong.
"Tenang saja"
"Dami unnie aku sudah selesai" suara Diana terdengar dari balik bilik tertutup gorden berbentuk melingkar itu. Diana mematung melihat tampilannya di depan kaca. Dan saat Dami menekan tombol di dekat bilik itu gorden otomatis membuka, seorang Diana Lee dengan cantik berdiri menggunakan gaun putih panjang dengan rambut yang digelung menyisahkan sedikit rambut didepan keningnya dan make up smokey eyes miliknya. Dami mengeluh eluhkan kecantikan yang ada di depannya. GD disampingnya masih mematung.
GD's POV
Ya Tuhan apa yang aku lihat ini? Yeoja itu dengan wedding dress yang tak bisa aku ungkapkan dia tersenyum ke arah aku. Aku masih namja, and im still straight and every man straight man yang melihat pemandangan ini pasti akan berkedut melihat kecantikan dan kesexyan di depannya. Aku ingin memeluk tubuh cantik itu, memiliknya. Pikiran kotor ini. Ya Tuhan tidak tidak!!!

"Yya!!! Ji Yong ah say something please" Dami menghapus lamunannya dan dilihatnya ekspresi wajah Diana seakan apakah-aku-jelek
"Cantik..... sekali" hanya itu yang dapat GD katakan hasratnya lah yang memenuhi pikirannya sekarang. Diana tersenyum dapat didengarnya dia berterima kasih. *untuk apa? Harusnya aku yang berterima kasih* batin GD.
"Berbaliklah Di" Diana mengikuti instruksi Dami dan GD semakin tersentak bagian belakang Diana back less menunjukkan bentuk tubuh Diana dengan jelas. Diana bergaya bak seorang putri di pesta dansa.
Kembali dia menatap GD yang kembali membisu.
"Gaunnya berlebihan ya?" Kata Diana dia tidak mampu membaca ekspresi wajah GD. Kali ini perasaa, hasrat apapun itu sudah tidak bisa ditahan oleh GD, dia menggeleng sembari berjalan mendekati Diana memperpendek jarak mereka ia ingin melihat Diana dari dekat menikmati ekspresi wajah yang selalu membuatnya menghangat. Diana tidak canggung, ia malah terus berbicara semakin GD mendekat.
"Benarkah? Kalau Ji Yong shi tidak suka, aku bisa menggantinya, kalau memang-"
"Hei, kau cantik sekali." Kini barulah Diana sadar akan reflek GD, GD yang sudah berada didepannya kembali memegang bahunya seperti kemarin dengan tatapan yang sangat hangat, tulus namun ada hasrat yang tak bisa Diana lukiskan. Satu kalimat itu membuat pipi Diana merona.
"Jinjja?" Tak ada kata kata yang bisa keluar dari bibirnya lagi selain itu. Yang hanya dibalas GD dengan anggukan, Diana tersenyum senang masih mencoba membaca apa yang akan dilakukan namja di depannya ini. GD mencoba menahan tapi tidak tidak bisa.
"Ippu jinja" kini Diana yang tersindir melihat namja itu tersenyum raut wajahnya, hidungnya bibirnya semuanya indah. GD seakan memahami tatapan Diana mendekatkan wajahnya, matanya menutup tubuh Diana tanpa dintruksikan menyesuikan gerakan tubub GD semakin dekat wajahnya dengan GD ia memejamkan matanya dan sedetik kemudian sebuah ciuman manis mendarat di keningnya. Mengalirkan entah apa kehangatan yang sudah lama Diana rasakan. Diana mencoba mempercaya apa yang hari ini mereka lakukan.
GD tepat mendaratkan ciumannya ke kening Diana.
Dengan manis.
Tanpa banyak kata.
Ciuman itu menghantarkan kehangatannya menyampaikan perasaan yang tak bisa diungkapkan dengan kata kata.
*bodoh sekali kau GD, akal sehatmu hilang*

Unconditional (무조건의) - G Dragon and BIG BANG's FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang