20. "You will always be My Daughter" She said

817 52 2
                                    

Cahaya matahari menerobos masuk melalui cela-cela jendela besar sebuah kamar membuat seorang gadis yang tidur di dalamnya terbangun, wajah polosnya terusik dengan sinar yang terlalu terang, matanya bergerak meskipun masih terpejam. Diana Lee menggerakkan kepalanya, badanya menggeliat, tidurnya tadi malam nyenyak sekali. Matanya membuka seketika dimanjakan dengan pemandangan dibalik jendela besar itu, membuah senyum tipis dibibirnya setelah puas dengan pemandangan yang ia lihat pandangannya beralih ke depan wajahnya, ada yang mengganjal di lehernya. Ternyata, Diana menjauhkan tubuhnya seketika terbangun dan menoleh ke sebelah kanannya dilihatnya GD masih tertidur lelap tangan kiri GD lah yang ternyata menjadi bantalnya semalaman. Diana memejamkan matanya mengingat kejadian sebelum ia tertidur, tangannya reflek memukul kepalanya pelan.

"Pabbo ya pabbo!" Diana kembali menoleh, kini pemandangan yang lain menarik matanya. GD tertidur lelap, saat tertidur GD malah tersenyum, pemandangan yang ini lebih indah membuah senyum yang lebih berkembang. Seakan mengerti sedang diamati, GD menggerakkan tubuhnya menghadapkan tubuhnya ke arah berlawanan membuat Diana tak bisa lagi melihatnya. Diana turun dari tempat tidur, menaikkan selimut hitam ke tubuh GD. Jadi semalaman aku sudah tertidur bersamanya, kau memang tidak punya malu Diana-shi batin Diana lalu berlalu dari kamarnya memilih mandi dan membersihkan diri di bawah. Jantungnya berdegup, karena dia tertidur dia tak bisa ingat sedikitpun bagaimana dia bisa tertidur bersama GD yang dia ingat namja itu membuat ia menjadi pendongeng kemarin malam.

***

"Diana-yya sudah bangun?" Dami masih dengan piama dan mata yang masih mengantuk menghampiri Diana yang sudah siap di ruang tengah.

"Nee"

"Kau tidak bisa tidur? atau adikku tidak membiarkanmu tidur?" Dami duduk di depannya, siap menggoda adik iparnya.

"Yya~ unnie, aku tidur sangat lelap"

"Ohh begitu, jadi adikku-"

"Unnie, ommonie, Dami unnie menggodaku" Diana mengadu kepada Mrs. Kwon saat melihat wanita paruh baya itu bergabung bersamanya dan Dami membuat Mrs. Kwon tersenyum dan mengambil bangku di sampingnya.

"Dami-nie sudah tidak bisa menggoda GD mangkannya dia menggodamu"

"Hahahha" Diana tertawa,

"Geure omma, dia sudah tidak asyik" kini Dami menekuk wajahnya. membuat Diana dan Mrs. Kwon kembali tertawa.

"Sudah kau mandi sana" Mrs. Kwon mengusir Dami dan membuatnya hanya berdua bersama Diana.

"Ji Yong-ie belum bangun?"

"Belum, aku takut membangunkannya ommonie" jawab Diana, membuahkan senyum tipis Mrs. Kwon.

***

GD menggerakkan tubuhnya, ada yang terasa sakit dibagian bahu kirinya. Matanya membuka melihat tidak ada yeoja itu di sampingnya, kembali bahu kirinya terasa sakit. Ia membangunkan tubuhnya menggerakkan bahunya, pasti karena Diana menindihi tangannya semalaman mengingat hal itu GD malah tersenyum. Kini pikirannya mencari ke mana perginya Diana, pagi ini mereka harus syuting berdua menikmati keindahan pagi Dolce Bita, banyak hal yang mau GD tunjukkan. Ia pun segera terbangun dan membersihkan tubuhnya bersiap.

***

Langkah kakinya dipercepat saat ia sudah mendengar keramaian di ruang tengah, sepertinya ia orang terakhir yang bangun pagi ini. Tidak biasanya GD bisa tertidur selama itu, biasanya ia menghabiskan malamnya untuk menulis atau mengaransemen lagu tapi karena terjebak dengan gadis itu GD bisa tertidur lebih nyenyak bahkan semalam penuh. Tangannya masih memegang ponsel yang menunjukkan balasan pesannya, GD sudah memastikan jawabannya.

Unconditional (무조건의) - G Dragon and BIG BANG's FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang