5 ♣ Our Decision

289 32 23
                                    

"Pulangnya barengan?" tanya Kiara heran ketika melihat Rean dan Tom berdiri di depan pintu. Mereka berdua tampak gelisah, Kiara hanya bisa mengernyitkan dahi saat kedua kakaknya langsung menerobos pintu begitu saja, tanpa mengindahkan pertanyaan Kiara.

        Ini jam dua belas malam. Tebakan Kiara benar. Namun, ia tidak akan menyangka kedua kakaknya pulang dalam keadaan nelangsa seperti ini. Setelah menutup dan mengunci pintu utama rumah, ia dapat mendengar suara bantingan pintu. Kiara yakin itu kamar Rean. Melihat Tom yang duduk di sofa dengan tatapan hampa, Kiara membuatkan secangkir teh hangat untuknya.

        "Makasih," ucap Tom, sambil menyeruput tehnya. Jerry, kucing kesayangan Kiara dan kakaknya, ikut duduk di pangkuan Kiara.

        "Ada apa?" tembak Kiara langsung. Tom melirik adiknya itu, lalu memaksakan senyum.

        "Mereka."

        Mereka. Tubuh Kiara seketika tegang, membuat Jerry segera loncat dari pangkuan Kiara menuju ke lantai. Tom merangkul Kiara, ia sudah tahu pasti reaksinya jika diberitahu hal ini. Kiara menyenderkan kepalanya di bahu Tom. Kakaknya yang satu ini memang paling pengertian.

        "Kenapa?" tanya Kiara pelan. "Ada apa?" Tom menggeleng, ia juga tidak tahu.

        "Terus, kapan mereka datang?" Kiara kembali bertanya dengan nada khawatir. Tom menghela napas.

        "Besok."



♣♣♣


        Kiara tidak bisa tidur.

        Ia memainkan ponselnya, mengecek chat dari dia yang belum sempat ia balas.

Sandy A. : Hei, Ki.

Sandy A. : Add back ya.

        Kiara hanya meng-read pesan tersebut. Ketika ia meng-scroll ke bawah, ia menemukan pesan dari Alva.

Alva M. : Maaf Ra, tadi HP gue dibajak Rendhi dkk.

         Itu pesan kemarin.

Alva M. : Hm, lo belum tidur.

        Tunggu. Dia nge-chat gue malem-malem gini? batin Kiara. Bener, sih, jam 12.32. Kiara hanya meng-read.

Alva M. : Lo hobi banget nge-read doang.

        Kiara mengetikkan balasan dengan cepat.

Alkiara : Ini Alva?

        Terdengar sangat lucu. Tapi, Kiara hanya ingin memastikan bahwa ponsel Alva tidak dibajak lagi.

Alva M. : Lo lucu deh nanya kayak gitu.

Alkiara : Berisik.

Alkiara : Al, lo lagi di mana?

        Kiara mengirim pesan seperti itu karena ingat bahwa Alva akan mentraktir teman-teman komplotannya. Tapi, ia tidak tahu traktir apa. Bisa saja...

Alva M. : Di hatimu.

        Pasti dibajak lagi. Kiara yakin hal itu. Ketika Kiara mau mengirimkan pesan lagi, tiba-tiba Alva menelponnya. Dapet dari mana lagi no HP gue? batin Kiara heran. Karena penasaran, Kiara mengangkatnya.

[UN]TouchableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang