All Time Low - Keep The Change, You Filthy Animal
"The smile you fake, the steps you take,
you know you never could get it right."
♣ BAB 13 : HE'S FALLING DOWN ♣
Sudah lama sekali Sandy tidak bisa tidur dengan tenang. Kali ini, ia memang berhasil terlelap. Tapi, anehnya, ia terbangun di depan laboratorium kimia. Seingatnya, pelajaran terakhir saat ia tidur adalah pelajaran agama...
Jangan-jangan?!
Meski begitu, Sandy hanya mengerjapkan matanya beberapa kali dan bangun dari posisi duduknya. Terkadang, keanehan pada dirinya ini memang sesekali terjadi. Ia melihat ke sekeliling, memastikan aman, tidak ada yang melihatnya tidur. Cowok tersebut melirik ke arah lab kimia dan menemukan sesuatu yang aneh.
Di situ, ada Rean anak kelas XII beserta Rendhi. Hanya mereka berdua, dengan posisi lab kimia yang terkunci dari luar. Dahi Sandy mengerut, kenapa mereka berdua bego? Tapi, Sandy bingung di satu sisi Rean yang notabenenya 'raja sekolahan' yang kini menguasai wibawa tiga angkatan, sedang bersama dengan Rendhi dari komplotan Alva. Rendhi memang termasuk anak yang paling berandalan dan paling menyimpang dari peraturan dalam komplotan tersebut.
Sebenarnya, ia tidak bermaksud menguping pembicaraan Rean dan Rendhi, tapi suara keduanya memang bagaikan mik di masjid.
"Lo pikir gua takluk sama ganja? Rokok? Shabu-shabu?" Rean. Sandy yakin itu suara Rean.
Cowok tersebut nampak seperti sedang berargumen dan menolak mentah-mentah barang yang ia anggap buruk tersebut. Mereka berdua terlibat adu cek-cok yang sangat panjang sehingga Sandy yakin bahwa ia bisa mendengarkannya sambil menghabiskan dua mangkuk berondong jagung super large. Meski begitu, hasil dari argumen panjang lebar ini masih belum bisa ditentukan.
"Gak seburuk apa yang lo pikir. Gue kasih kesempatan, nih, mau nyoba atau gak?"
Sandy menganga. Ternyata, bandar narkoba hasil kecil-kecilan Zane itu benar-benar berjalan. Padahal, Sandy sendiri tahu bahwa Zane sangat anti dengan narkoba... Jangankan narkoba, Zane saja takut dengan sapu lidi. Jadi, pastinya Zane takut dengan jarum suntik.
Terdengar hantaman keras, lalu beberapa detik kemudian hening kembali. Rupanya, mereka masih berkelahi, saling menghajar. Tapi, setelah sekiranya lima belas menit dan Sandy telah menguap berkali-kali karena bosan mendengarkan argumen mereka, akhirnya perdebatan tersebut selesai menghasilkan sebuah keputusan yang tidak Sandy duga.
"Ini..."
"Putau. Enak kan?"
Hanya satu yang ada di pikiran Sandy; Rean telah mencoba barang haram tersebut. Kedua; apa reaksi Kiara jika tahu ini? Bahkan, Sandy sendiri meski telah depresi berulang kali, paling mentok juga hanya merokok. Ia tidak pernah mencoba minuman keras, karena minum soda saja dia bisa mabuk, entah apa yang terkandung di dalamnya, Sandy tidak tahu.
"Sekalian ekstasi, lo gak nyoba?"
Meskipun Sandy tahu jika membuat Kiara sakit hati maka dendam kepada Alva akan terbalaskan, tapi mau bagaimanapun ia tidak bisa berbohong kepada hatinya bahwa Kiara adalah salah satu sahabatnya. Meski ia tidak begitu yakin dengan kata sahabat, meski hatinya tidak sejalan dengan pikiran dan logikanya, tetapi tangannya bergerak menyalahi dan tetap mengirimkan pesan kepada Kiara.

KAMU SEDANG MEMBACA
[UN]Touchable
Teen FictionKisah tentang Alkiara Putri. Berawal dari perjanjiannya dengan kedua kakaknya, di mana mereka bertiga harus saling menutupi identitas asli satu sama lain. Kiara yang merupakan artis, harus berpura-pura menjadi cewek pemalu dengan kehidupan yang bias...