7 ♣ Debut

261 26 25
                                    

Hari ini, sepulang sekolah Alva segera pulang karena sudah dijemput oleh supir pribadinya beserta pengawal. Ia tahu persis bahwa ayahnya pasti akan memperlakukannya seperti ini, karena itulah Alva menitipkan pesan ke Arsyad bahwa ia tidak akan bisa mengikuti pertemuan Warjak sepulang sekolah.

        Sialnya, begitu masuk mobil ia mendapati seorang wanita yang dengan make up super tebal dan baju ala anak ABG. Sebenarnya, ibu tirinya itu memang masih muda. Ya, ibu tiri. Alva merasa ngenes saat menyadari fakta bahwa ia tidak pernah mengetahui ibu kandungnya siapa.

        Nama ibu tiri tersebut adalah Diandra, atau Dian. "Nyonya Dian, mau diantar ke mana?"

        Alva duduk di samping ibu tirinya itu. Ia benar-benar tidak ingin melihat wajah wanita tersebut lagi. Masalahnya, mungkin Alva sudah benar-benar muak melihat banyaknya wanita yang dinikahi oleh sang ayah. Oh, bukan saja dinikahi, tapi selingkuhannya juga banyak. Alva mengetahui segala sisi gelap ayahnya, yang semua orang tidak ketahui.

        "Ke alamat yang tadi saya kasih."

        Mereka semua melihat ayahnya, Gerardi Mans sebagai direktur utama PT Mans Corporation dan CEO berbagai perusahaan terkenal. Tidak pernah ada yang meliput berita tentang keempat istrinya dan daftar selingkuhannya yang tidak sedikit. Diandra ini merupakan istri keempatnya Gerard, setahu Alva itu karena Diandra sudah hamil dua minggu sebelum mereka melangsungkan resepsi pernikahan yang mewah.

        "Alva my son, bagaimana di sekolah?"

        Mendengar nada terkesan lembut dari mulut seorang ibu tirinya itu membuat Alva setengah jengkel, setengahnya lagi bergidik ngeri. Pertama, bahkan dia bukan anak dari Dian, oh mungkin lebih tepatnya ia juga tidak mau diakui sebagai anak dari Dian. Ini semua hanya karena segala warisan dan nama keluarga 'Mans' melekat erat dengan namanya.

        "Sebaiknya, Anda tidak perlu peduli." balas Alva dingin.

        Perjalanan mobil mereka pun hanya diisi oleh lantunan musik klasik. 





♣♣♣

        


Mobil mereka sampai di suatu gedung yang menjulang tinggi. Alva berasumsi bahwa ia akan mengunjungi temannya Dian dan membicarakan bisnis mereka. Sebelum mereka sampai di gedung ini, Alva sempat mampir ke toko baju terlebih dahulu untuk mengenakan setelan jas yang formal, mengingat ucapan Dian bahwa akan ada banyak formalitas di sana.

        Ia dan Dian menaiki lift sampai lantai 32. Begitu keluar dari lift, mereka berdua disambut oleh orang yang sama sekali tidak dikenal Alva. Sejujurnya, Alva mengira bahwa ia akan menghadiri acara pernikahan karena seluruh orang di sini memakai baju yang sangat formal. Namun ternyata tidak, karena tidak ada rangkaian bunga atau ucapan selamat sama sekali.

       "Ini anak anda ya, Alva Mans? Benar-benar ganteng, seperti ayahnya. Ibunya juga sangat cantik." puji seorang wanita muda yang sering Alva lihat di TV, tanpa ia tahu namanya. Mendengar pujian tersebut, hati Alva cukup teriris pada bagian 'ibunya juga sangat cantik'. 

       Bahkan gue gak tau ibu kandung gue siapa.

       "Iya, ini Alva." jawab Diandra sambil sesekali menanggapi pujian yang diberikan untuk Alva. Bahkan sekumpulan wanita tersebut membicarakan Alva terang-terangan di depan dirinya sendiri.

        Alva menyapu pandangan ke sekitar dan menemukan seorang gadis menghampiri ibunya. 

        "Oh iya, Dian, Alva. Kenalkan, ini Quinta Zhamara Lilyda, anak saya." ujar seorang ibu. 

[UN]TouchableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang