Hurt

12.4K 882 21
                                    

Ketika kau hendak mulai untuk mencintai seseorang, Apakah kau akan tetap memulainya meski ternyata ada orang yang sangat mencintai nya lebih dulu jauh sebelum dirimu mencintai lelaki itu?

♡♡♡

Gadis bersurai panjang itu terus berkutat dengan handphone miliknya sedari tadi. Ia tersenyum dan kadang ia juga tertawa ketika memandangi handphone itu. Bukan tanpa alasan dia begitu, itu karena ia tengah membaca isi pesan yang selalu dikirim lelaki itu di nomor milik-nya.

Satu kelebihan dari dirimu,tenyata kau orang yang cukup Humoris.

Kadang-kadang wajah Jinri sering blushing sendiri tat kala ia membaca pesan dari siapa lagi jika bukan lelaki bermarga Park itu.

Sekarang tengah memasuki jam istirahat. Tapi Jinri justru malah tetap berada ditempatnya, ia tak kunjung pergi dari bangku nya, Ya apalagi yang membuatnya betah duduk disitu selain pesan yang selalu Park Jimin kirim kepadanya sekarang.

Bahkan teman sebangku nya yang dari tadi memanggilnya tidak digubris sama sekali. Alih-alih menggubris perkataan temannya ataupun sekedar menoleh,bahkan pandangan mata Jinri saja hanya tertuju pada layar handphone itu.

"Sudahlah, aku tinggalkan saja dia perutku juga sudah keroncongan sedari tadi" Gumam Yujin dan pergi meninggalkan Jinri yang tengah sibuk dengan alat teknologi miliknya itu.

♡♡♡

Gadis dengan surai kecoklatan miliknya tengah menatap dengan mata hazel miliknya kepada gadis yang berada didepannya sekarang.

--Ya, meskipun gadis didepannya kini duduk membelakanginya. Tapi ia tetap saja mengarahkan tatapan tajam itu kepada gadis didepannya ini.

Senang sekali kau rupanya,ck.

Naomi tersenyum sinis tat kala ia menatap Jinri kembali. Sebuah ide tiba-tiba terlintas diotaknya. Dia menarik napas nya dan menghembuskannya perlahan.
Naomi pun langsung berdiri dari tempatnya dan melangkahkan kakinya menjadi berada disebelah Jinri. Dengan secara mendadak, Naomi langsung merampas Handphone milik Jinri ditangannya, seketika itu membuat- Jinri shock.

"Ya! Siapa yang mengam-...Naomi?"

Ucapan Jinri terhenti ketika Naomi yang berada didepannya sekarang. Dahinya mengerut. Untuk apa Naomi mengambil Handphone-nya disaat ia masih membutuhkannya?Bahkan sangat.

"Hwang Naomi, mengapa kau merampas Handphone ku?"

Naomi lagi-lagi tersenyum dan hanya menatap kedua bola mata Jinri. Jinri dibuat semakin bingung olehnya. "Jika kau mau tahu,ikut aku ke rooftop" Naomi melangkahkan kakinya meninggalkan Jinri yang masih terdiam sementara Handphone nya masih berada di genggaman seorang Hwang Naomi.

Apa-apaan ini? Mengapa Naomi berbuat seperti ini?!

Dengan dua hati Jinri berjalan mengikuti Naomi menuju rooftop.
Sesampainya disana, terlihat Naomi yang telah membelakangi-nya dengan melihat pemandangan lapangan sekolah. Sementara Jinri, masih berdiri tegap dibelakangnya.

Jinri berjalan maju 2langkah supaya jarak nya dan Naomi tidak terlalu jauh untuk bercerita. Ia masih memandangi Naomi yang masih membelakanginya dan melihat kearah lapangan sekolah.

"Jinri-ssi, Apa kau tahu apa yang ingin ku ungkapkan padamu?" Akhirnya Naomi membuka percakapan setelah canggung. Jinri menatap surai kecoklatan itu dengan penuh tanda tanya. "Tidak." Satu kata itu cukup terekspor ditelinga Naomi. Naomi melirik sedikit kearah Jinri dan kembali memalingkannya.

"Apa kau mencintai Jimin?" Jinri sempat tercekat dengan pertanyaan Naomi. Mengapa disaat ini Naomi malah justru bertanya seperti itu padanya?. Jinri menarik napasnya dalam-dalam, Hal yang paling sering ia lakukan.

"Kenapa Kau bertanya tentang itu Naomi?"

"Karena ada sesuatu yang harus kuperjelas padamu"

Jinri mengerutkan dahi-nya. Apa maksud Naomi? Sesuatu? Perjelas?.

"Kenapa harus aku?"

"Karena kau yang harus mendengarkan ini terlebih dulu" Naomi memberi jeda sebelum ia melanjutkan perkataannya.

"Kau tahu aku sejak kecil aku telah bersahabat baik dengan Jimin. Aku pikir, Aku menyayangi nya hanya sebagai sahabat-saja. Tapi perlahan perasaan itu mulai berubah semenjak kami duduk dibangku menengah pertama. Aku mulai menyukai sahabat-ku yang tak lain adalah Jimin sendiri. Tidak.. aku bukan hanya menyukainya,tapi aku mencintainya sangat bahkan. Lau tahu, Aku setengah mati membujuk ayahku agar aku bisa kembali ke korea lagi,itu hanya demi Jimin. Terdengar Konyol bukan?. Tapi itulah kenyataannya, Jimin sudah seperti oksigen ku. Bahkan Saat aku mengetahui kalian akan bertunangan, Hatiku seakan-akan ditusuk beribu-ribu pisau disana. Perih sangat perih.
Aku hanya ingin kau tahu,bahwa aku sudah mencintai Jimin lebih dulu jauh sebelum dirimu yang mungkin mencintainya" Setelah Naomi mengucapkan itu berakhir dengan setetes airmata jatuh dipipi Naomi.

Jinri sendiri hanya bisa diam seribu bahasa. Ada sebuah atmosfer yang membuatnya bungkam seperti ini. Hatinya juga sakit tat kala Naomi mengatakan bahwa ia mencintai Jimin lebih dari yang Jinri kira bahkan. Jinri sudah tahu seperti apa perasaan yang Naomi miliki sekarang. Disini Jinri juga kasihan kepada Naomi,tapi disisi lain ia juga sakit hati dengan ucapan Naomi barusan.

Haruskah aku mundur?

Naomi membalikkan badannya , ia menatap manik mata milik Jinri yang juga sekarang tengah menatapnya.

"Jinri-ssi, Aku tahu mungkin ini berat untukmu. Tapi aku tahu kau tak mencintainya bukan? Aku sudah mendengarkan semua dari Jimin. Kau dan dia dulu saling benci satu sama lain dan aku harap sekarang masih sama seperti dulu. Kalian berdua menerima pertunangan itu hanya untuk membahagiakan orang tua kalian bukan? Jadi aku mohon, bisakah kau relakan jika aku mencintai Jimin sekarang? Dan...mungkin untuk selamanya"

DEG

Mengapa saat aku mulai belajar mencintai-mu ada seseorang yang justru sangat mengharapkanmu dan lebih jauh mencintai mu dibanding diriku?

Jinri masih terdiam mematung. Ucapan Naomi sungguh membuatnya bagai daun muda yang tiba-tiba jatuh ketanah karena hanya ditiup oleh angin sekali.

Perasaannya campur aduk sekarang, rasanya seperti ada sebuah petir yang menyambarnya sekarang.
Jinri mencoba menahan airmata-nya yang mungkin akan meleleh sekarang juga. Ia mencoba tersenyum didepan Naomi.

"Kau yang lebih punya hak untuk mencintainya"

Entah mengapa kata-kata itu terlolos begitu saja dari bibir Jinri. Sebenarnya,ia tidak ingin mengucapkan itu tapi apa daya semuanya sudah terlanjur,ia sendiri hanya larut dalam kerja otaknya.

Senyum langsung merekah dibibir milik Naomi, dengan sigap gadis itu langsung memeluk Jinri sangat erat.

"Terima Kasih. Aku tahu kau orang yang baik"

Jinri masih diam tak menggubris apa yang dikatakan Naomi tadi.

Kim Jinri.. Kau gampang sekali terhasut rupanya?!

TBC

Haii Green Kambekkk wkwkwk.

Ada yang nunggu FF ini gak?
Ehalahh btw ini udah mau mulai masuk (konflik)nya yah...

Segitu aja deh kayaknya....

Oke Pai

Regards,
GreenWater95

HEAVEN - (BTS JIMIN FANFICTION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang