Kulangkahkan kaki ku cepat menuju pohon yang ada didepan mataku, tetesan air kian lama kian deras seiringnya waktu.
"Aduh, udah sore lagi." Gerutuku pelan.
Lama ku menunggu, hujan tak menandakan akan redah.
"Aku terobos aja deh, tapi entar mama marah sama aku. Uuhh terobos aja deh." Gumamku pelan.Saat hendak menerobos keluar, ada seseorang menarik tanganku hingga aku berteduh kembali dikaki pohon itu.
Aku melihat orang yang beraninya menarik tanganku, dia seorang laki-laki, tingginya lebih tinggi dariku beberapa senti sepertinya ia juga seumuran seperti ku.
"Kamu jangan hujan-hujanan, pasti entar kamu diomelin sama mama kamu." Ceramahnya.
Aku melihatnya dengan tatapan tajam, lalu aku menghentakkan tangannya yang masih memegang tanganku, aku tidak suka bila ada orang asing menyentuhku.
Dia menatapku dengan datar lalu mengalihkan mukanya kearah depan.
Dari depan sana aku melihat ada seseorang membawa payung mendekat kearah kami, aku menyipitkan mataku untuk melihat dengan jelas siapa yang datang.
"Tante Sanny." Gumam dia pelan.
"Hah Sanny? Itu kan nama mamaku kok dia tahu?" Batinku bertanya-tanya.
"Nathan kamu ternyata disini, mama kira kamu kemana. Kamu tau tadi mendung kamu malah pergi ke sini. Kalau kamu sakit gimana?" Ceramah mamaku panjang lebar.
"Eh ada William, ayo sekalian pulang aja sama tante." Ajak mamaku saat ia melihat laki-laki disampingku.
"Jadi namanya William."
"Eh gak usah tante, ngerepotin." William menolak halus.
"Lho ikut aja, rumah kita kan sebelahan. Ayo gak usah sungkan." Mama mencoba membujuk William.
"Yaudah deh aku ikut, maaf ya ngerepotin tante."
"Gak kok gak ngerepotin, justru tante seneng kamu mau main sama Nathan." Ujar mamaku.
"Lho! Kenal juga kagak mama." Batinku heran.
"Kamu pake payung yang ini aja yah, payung ini lebih besar jadi bisa jalan berdua. Kalian sepayung berdua saja, kalau Nathan ikut mama kamu nya pasti kena hujan." Ujar mama panjang lebar.
William mengambil payung yang disodorkan oleh mama lalu membukanya, ia menarik tanganku mendekat.
Saat perjalanan pulang, kami bercerita banyak hal. Dimulai dari latar belakang keluarga, hobi, favotite, dan lain lain.
Tak terasa kami sudah sampai didepan rumahku. Aku mengantar William sampai depan rumahnya. William melambaikan tangannya lalu ia membalikkan badannya hendak masuk kedalam rumah.
"William!" Seru ku memanggilnya.
Ia membalikkan badannya lalu membuat ekspresi bertanya.
"Nama aku Nathan, Nathan Filandi." Ujar ku tiba-tiba.
Ia menatap ku dengan terheran-heran, ia menatapku lama dan tak membalas ucapanku.
Aku menundukkan kepalaku tanda malu, aku tidak pernah memperkenalkan diri sendiri pada orang yang baru kukenal.
Aku menatapnya lalu membungkuk sedikit tanda minta maaf, lalu kulangkahkan kaki ku menuju rumah.
Tapi pada saat langkah kedua ia memanggilku.
"Nathan! Nama aku William Tantono, senang bisa berteman sama kamu!" Ia membalas ucapanku lalu ia melambaikan tangannya kearahku.
Aku tersenyum, lalu ikut melambaikan tangannya kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Wish [boyxboy]
RomanceWarn : gay, homo, yaoi Dirinya berubah sejak ia datang, ia mulai menghindariku, menjauhiku, dan akhirnya dia menjadi membenci diriku. Semua ini karena dia yang datang mengubah semuanya. Nathan dan William sudah berteman dekat sejak mereka kecil. Ta...