"Aku tak menyangka, kau akan menghianatiku dari belakang." Kata William dengan nada benci yang ketara.
"Ti-tidak aku tidak melakukannya!" Jerit Nathan.
"Apanya yang tidak melakukan, sudah jelas tadi aku melihatnya sendiri!" Marah William, tangannya terkepal dengan erat menahan untuk tidak meninju Nathan.
"..." Nathan diam tertunduk, menahan air mata yang akan segera tumpah.
"Aku benar-benar membencimu." Kata William sebelum pergi meninggalkan Nathan sendiri dalam gedung olahraga.
"Aku benar-benar membencimu."
Kata William terus tergiang dikepala Nathan seperti kaset rusak."Arghhhh, a-aku tidak melakukannya. Jangan membenciku." Jerit Nathan sambil memeluk erat lututnya.
"Ma-maafkan a-aku Liam." Lirih Nathan sebelum kesadarannya menghilang.
***
"Hahaha aktingku tadi bagus kan." Kata Feli dengan bangganya.
"Iya, aku tak menyangka kau bisa menipunya dengan mudah." Shella menimpali.
"Tapi apa kalian tidak keterlaluan apa? Kelakuan kalian sudah diluar batas. Dan kau Feli." Tunjuk Tania pada Feli yang ada disebrangnya. "Kau pasti akan dapat karma yang setimpal."
"Hooh jadi kamu lebih milih si cengeng itu daripada aku?" Jawab Feli kesal.
"Bukannya seperti itu, hanya saja kelakuan kau benar-benar keterlaluan. Kau sudah merusak hubungan persahabatan mereka dan kau juga sudah membuat Nathan patah hati karena ulah mu."
"Bukannya itu bagus, kesempatan ini bakal aku pakai buat ngehancurin dia secara pelan-pelan." Ucap Feli sambil tersenyum sadis.
"Terserah apa kata mu sajalah." Tania berdiri dari bangkunya lalu keluar dari sana.
Tania berpas-passan dengan William yang berjalan tergesa-gesah menuju ruangan yang ditempati Feli.
"Baby, apa sudah mulai baikkan?" Tanya William sambil mengelus kepala Feli.
"Sudah agak mendingan." Jawab Feli sambil mengangguk pelan.
"Bagaimana bisa Nathan hampir memperkosa dirimu?" Tanya Shella.
Feli menundukkan kepalanya, bahunya bergetar pelan. "A-aku hanya menepati janjinya saat istirahat tadi, di-dia menyuruhku saat pulang sekolah nanti menungunya digedung olahraga. Dan akhirnya dia hampir memperkosa diriku." Cerita Feli dengan nada bergetar.
William terpaku ditempatnya, pasalnya dari dulu ia berteman dengan Nathan, Nathan tidakpernah mau dekat-dekat dengan orang asing maupun yang sudah dikenal dengannya. Tapi karena rasa ego dan statusnya mengalahkan rasa tidak percaya yang melingkupi hatinya.
***
Tania melangkahkan kakinya menuju gedung olahraga tadi, dengan tergesah-gesah Tania berlari menuju gedung olahraga.
"Nat kamu- Astaga Nathann." Tania menghampiri Nathan yang sudah tak sadarkan diri sejak tadi.
"Nat! Bangun Nat! Nat!" Tania menepuk pipi Nathan pelan.
Keadaan Nathan tidak bisa dibilang baik-baik saja, Hidung yang masih mengeluarkan darah, matanya yang terpejam bengkak dan masih tersisa air mata.
Tania berlari keluar gedung olahraga untuk mencari bantuan. Tania berlari menuju UKS yang ditempati Feli.
"Will! Gawat Will!" Teriak Tania saat memasuki ruang UKS.
"Ada apa?" Tanya William heran.
"Itu gawat Will!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Wish [boyxboy]
RomanceWarn : gay, homo, yaoi Dirinya berubah sejak ia datang, ia mulai menghindariku, menjauhiku, dan akhirnya dia menjadi membenci diriku. Semua ini karena dia yang datang mengubah semuanya. Nathan dan William sudah berteman dekat sejak mereka kecil. Ta...