17. Terima Kasih

7.9K 697 71
                                    

"Ku-kumohon." Ucap Nathan dengan berat.

William menghentikan motornya lalu menatap Nathan dengan tajam. "Baiklah akan kukabulkan. Apa permintaan mu?"

Nathan menatap William dengan penuh harap lalu tersenyum dengan tulus. "Temani aku ke taman bermain."

William menatap Nathan cukup lama lalu mengerjapkan matanya beberapa kali. "Ha? Coba ulang sekali lagi?"

Nathan menghembuskan nafasnya dengan berat. "Temani aku pergi ke taman bermain." Ucap Nathan lalu tersenyum kearah William dengan sendu.

"Baiklah, kapan kamu ingin pergi?" Tanya William.

"Aku ingin pergi sekarang juga." Ucap Nathan dengan pelan.

William mengangguk lalu menyuruh Nathan untuk menaruh kotak yang dibawa Nathan tadi di depan rumah nya. William menatap Nathan sejenak lalu memberi insyarat untuk segera naik kemotornya. William menyalakan motor lalu mengendarai nya menuju ke taman bermain, walaupun motor tidak melaju dengan kencang seperti biasa Nathan yang mempunyai ketakutan dalam menaiki motor hanya dapat memegang ujung baju William dengan kencang.

Bagi William permintaan terakhir Nathan sungguh sangat konyol, bagaimana bisa seseorang meminta permintaan terakhir kepada seseorang hanya untuk menemaninya ke taman bermain? Permintaan apapun yang Nathan inginkan padanya pasti akan dia kabulkan. Karena bagi William, Nathan adalah orang terpenting pertama bagi dirinya. Berkali-kali William berusaha mendorong jauh, berkata kasar pada Nathan. Selalu saja berakhir dengan penyesalan.

Beberapa kali William mencoba untuk menjauhi dan tidak mempedulikan Nathan selalu saja berakhir dengan terlukanya Nathan, dan semua itu karenanya. William sudah memikirkan untuk memaafkan Nathan, hanya memikirkan hari yang tepat.

Bagi Nathan permintaan terakhirnya sangat berguna bagi dirinya, dengan pergi ke taman bermain Nathan akan bisa menghabiskan waktu dan momen yang banyak bersama dengan William. Nathan sudah terlalu lelah untuk mengejar William yang semakin menjauh darinya, hatinya terus merasakan sakit karena sikap dan tingkah William padanya. Untuk apa mengharapkan orang yang bahkan tidak mempercayai dirimu lagi? Semuanya itu hanya sia-sia dan berujung sakit hati.

Biarkanlah Nathan melihat William dari jauh, dirinya akan ikut senang bila William juga senang meskipun tidak bersama dengan dirinya. Di kesempatan terakhir ini Nathan akan membuat kenangan sebanyak mungkin bersama William.

***

"Kamu ingin naik apa?" Ucap William saat sudah memasuki kawasan taman bermain.

Nathan menatap sekelilingnya dengan bingung, Nathan menunjuk wahana mobil-mobilan dengan ragu. William menatap Nathan cukup lama lalu menarik tangan Nathan menuju wahana tersebut.

Saat dalam permainan Nathan dan William menaiki mobil masing-masing karena mengingat umur mereka yang sudah tidak kecil lagi. Nathan mengendarai mobilnya dengan tersedat-sedat sesekali menabrak mobil orang lain, William yang melihat itu hanya dapat terkekeh dengan pelan saat melihat Nathan wajah panik Nathan saat menabrak mobil lain.

William tersenyum dengan tipis saat mereka telah menuruni wahana mobil-mobilan tersebut, dengan wajah pucat Nathan menuruni wahana tersebut. "Hahaha kamu harus liat muka kamu sendiri. Sungguh ekspresi kamu itu lucu saat kamu menabrak mobil orang." Ucap William tidak bisa menghentikan tawaannya saat mengingat ekspresi Nathan tadi.

Nathan merenggut dengan kesal, lalu bergumam dengan pelan. "Aku tidak akan naik mobil-mobilan lagi."

William menatap Nathan cukup lama lalu menarik tangan Nathan membawanya menuju wahana yang akan mereka naiki selanjutnya.

Last Wish [boyxboy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang