"Kakak enggak nyangka sama kamu, dari kemarin Nathan nungguin kamu jengukkin dia. Tapi apa? Kamu cuma bisa ngecewain dia. Suatu hari kamu baru menyesal." Setelah berucap Elka meninggalkan William sendiri yang sedang sibuk dengan pikirannya.
Dirinya memang sudah keterlaluan, karena ia melihat sendiri sorot mata yang Nathan tunjukkan padanya penuh dengan kekecewaan dan kesedihan.
William tidak tahu sikap seperti apa yang akan ia tunjukkan pada Nathan nantinya.
***
Sekarang telah memasuki bulan Juli, liburan telah didepan mata. Anak-anak sekolah telah melakukan UKK semenjak seminggu yang lalu, tepat di kelas 11 IPA 1. Para siswa dan siswi asik berbicara mengenai liburannya yang akan datang.
Beberapa anak perempuan asik berbincang dipojok kelas, beberapa anak laki-laki berbincang games apa sajakah yang akan mereka mainkan. Tepat meja paling belakang dan paling pojok, Nathan menopang dagunya lalu menatap tidak minat kepada sekelilingnya.
Nathan mengedarkan pandangannya untuk mencari objek yang ia hindari beberapa hari ini, matanya menatap lurus kearah William yang sedang berbicara dengan Feli. Sesekali wajah Feli merona merah karena mendengar ungkapan yang William tunjukkan padanya.
Beberapa dari mereka menatap iba pada Nathan yang sedang menatap kearah William dan Feli.
Mereka ingin berteman dan berbicara dengan Nathan, namun Nathan selalu menolak mereka dengan kata-kata judes dan pedasnya itu. Jadi mereka harus berpikir 2 kali untuk berteman dengan Nathan.
William tau sedari tadi Nathan terus memperhatikannya dan Feli dengan pandangan kecewa dan sedih. William tidak tau pasti pandangan itu terarah pada siapa.
William sadar, beberapa hari ini Nathan tidak mendekatinya lagi sekedar untuk meminta maaf padanya. Entah itu kecewa pada dirinya atau hanya akal-akalannya agar ia mau memberi Feli kepada Nathan.
William menghembuskan nafasnya dengan berat, hatinya benar-benar bimbang dari kemarin.
Feli menyadari William sedang memikirkan sesuatu. "Kamu kenapa sayang?" Feli bertanya dengan nada lembut, matanya berbinar menatap kearah William.
William menggelengkan kepalanya dengan pelan, lalu tersenyum kearah Feli. "Mama sama papa aku pulang liburan kali ini, dia nyuruh aku ngajak temen-temen aku buat main ke villa. Kamu ikut ya?" Ajak William sambil menatap Feli dengan lekat.
"Umm.. kebetulan aku belum ada rencana, Aku ikut deh." Feli menyetujui ajakan William, William mendengar persetujuan dari Feli langsung mengelus kepala Feli.
Nathan sedari tadi sudah panas melihat kemesraan mereka berdua -merasa dunia hanya milik mereka berdua yang lain ngontrak- ia berdiri dengan kasar lalu mengambil tasnya dengan cepat untuk pulang
Hanya orang bodoh saja yang tahan untuk melihat orang yang kau cintai bermesraan dengan orang lain. Nathan berjalan cepat menuju gerbang sekolah, tidak mempedulikan beberapa orang yang menatap dan berbisik heran padanya. Matanya sudah berkaca-kaca, Nathan menggigit bibir bawahnya dengan keras menahan isakan yang sedari tadi ditahan nya.
***
Nathan membuka pintu kamarnya dengan kasar, ia melempar tasnya kesembarang arah. Kaki nya melangkah dengan cepat menuju meja kecil disamping tempat tidurnya.
Ia mengancak-ngacak meja sampai ia menemukan charter yang ia gunakan beberapa minggu yang lalu. Nathan langsung melangkahkan kakinya menuju kamar mandi lalu kembali melukai pergelangan tangan nya dengan charter yang ada digenggamnnya.
Luka yang ia timbulkan beberapa minggu yang lalu sudah mulai memudar meninggalkan bekasnya saja, namun pergelangan tangan itu harus tergores dan terluka kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Wish [boyxboy]
RomanceWarn : gay, homo, yaoi Dirinya berubah sejak ia datang, ia mulai menghindariku, menjauhiku, dan akhirnya dia menjadi membenci diriku. Semua ini karena dia yang datang mengubah semuanya. Nathan dan William sudah berteman dekat sejak mereka kecil. Ta...