Esok harinya, hari dimana yang dinanti-nantikan Nathan sejak semalam. Nathan sudah bangun dari jam 5 tadi, sekarang ini ia sibuk bolak balik mencari keperluan apa yang akan dibawanya nanti.
"Aduh.. mau bawa apa lagi ya?" Nathan menggaruk kepalanya pelan.
"Nathan, kamu udah mau pergi emangnya?" Sanny berdiri didepan pintu kamar Nathan.
"Enggak kok, aku pergi nya pas jam 8 kok ma."
"Yaampun Nathan, sekarang baru aja jam 6.30 nak. Kamu ngapain bangun pagi-pagi sih." Ucap Sanny gemas karena kelakuan anaknya.
"Aku kan mau nyari barang yang buat dibawa nanti mah."
"Yaudah kamu lanjutin aja nyarinya, mama mau masak dulu."
Setelah Sanny pergi, Nathan kembali melanjutkan aktivitasnya yang tertunda.
***
Sekarang jam telah menunjukkan jam 7 tepat, Nathan sekarang sedang berbaring dikasurnya setelah melakukan aktivitasnya setengah jam yang lalu.
"Haah.." Nathan menghela nafas pelan.
Nathan memejamkan matanya, lalu ia malah jatuh tertidur.
Setengah jam kemudian, William datang kerumah Nathan yang bersebelahan dengan rumahnya.
"Pagi tante, Nathannya udah bangun tante?"
"Ohh ada William, udah kok tadi pas tante masuk dia lagi beres-beres."
"Aku kekamar Nathan dulu ya." William kembali melangkahkan kakinya menuju kamar Nathan.
William membuka pintu kamar Nathan lalu ia melangkahkan kakinya menuju kasur Nathan.
"Hey, Nat bangun. Ini udah siang loh, kamu gak mau pergi ke taman? William menepuk pipi Nathan pelan.
"Umm, Bentar lagi mah." Nathan menggeliatkan tubuhnya untuk mencari posisi yang pas.
William terkekeh pelan melihat reaksi Nathan yang bisa dibilang cukup menggemaskan.
"Ohh yaudah pergi ke taman mainnya dibatalin aja deh." Ucap William, tapi tangannya masih gencar menepuk pipi Nathan.
Nathan terlonjak kaget dari tidurnya. "HA? jangan dibatalin, nih aku udah bangun."
William terkekeh pelan saat melihat reaksi Nathan yang bisa dibilang agak berlebihan.
"Ayo makan, habis itu kita langsung pergi." William menarik tangan Nathan menuju kedapur.
***
"Yeayy, taman bermain.""Nat jangan lari-lari." William menggeleng kepalanya melihat reaksi Nathan yang amat berlebihan.
"Ayoo~ Liamm lama." Nathan menggembungkan pipinya kesal.
"Iya iya. Ayo, kita masuk." William merangkul Nathan.
Mereka mengantri diloket untuk membeli tiket, tak butuh 5 menit untuk mereka mendapatkan tiket. Mengingat hari masih pagi.
"Liam~ Ayoo main itu." Nathan menunjuk merry go round yang dipenuhi oleh anak-anak.
"Astaga Nat, kamu udah berapa tahun?" William menggelengkan kepalanya karena sifat kekanak-kanakan Nathan.
"Pokoknya aku gak mau tau, aku mau naik itu." Nathan kukuh dengan pendiriannya.
"Hahh~ ayo kita naik itu." William menghela nafas pelan.
"Yeayy! Liam yang terbaik." Nathan berlari menuju loket.
***
Waktu sudah menunjukkan pukul 12 tepat, sudah beberapa permainan yang mereka mainkan. Sekarang ini mereka sedang duduk dibangku taman menikmati es krim yang baru saja William beli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Wish [boyxboy]
RomanceWarn : gay, homo, yaoi Dirinya berubah sejak ia datang, ia mulai menghindariku, menjauhiku, dan akhirnya dia menjadi membenci diriku. Semua ini karena dia yang datang mengubah semuanya. Nathan dan William sudah berteman dekat sejak mereka kecil. Ta...