Nathan menggigit bibir bawahnya dengan keras, lalu mengepalkan tangannya dengan erat untuk menguatkannya. "INI SEMUA SALAHMU, AKU BENCI WILLIAM." Teriak Nathan saat sesudah William keluar dari kamarnya.
Nathan menekuk kakinya lalu memeluk kakinya dan membenamkan kepalanya di lututnya.
William yang mendengar teriakan Nathan hanya bisa terdiam di depan pintu kamar Nathan, ingin rasanya berbalik dan menanyakan dengan detil. Namun pikirannya menolak apa yang hatinya katakan. William melangkahkan kakinya keluar dari rumah Nathan. Tidak mempedulikan hari esok akan lebih baik atau sebaliknya.
***
Didalam kamarnya William sedang menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong. Apakah Nathan akan baik-baik saja ia tinggalkan sendirian? Atau mungkin sebaliknya.
Ingin rasanya William kembali kerumah Nathan dan menemaninya namun pikirannya terus berkata dengan keras bahwa salahkan Nathan karena telah melakukan hal yang sembrono, biarkanlah dirinya menyesal dalam kesendirian terlebih dahulu.
'Tok tok'
Pintu kamar William diketuk lalu terbuka menampilkan kakaknya yang sedang menatap bingung kearah nya.
"Loh bukannya kamu mau nemenin Nathan tadi?" Tanya Elka yang masih didepan pintu.
William mendengus sejenak lalu membalikkan badannya kesisi lain, bertanda ia tidak berniat menjawab pertanyaan Elka. Elka mencibir sejenak lalu menutup pintu kamar William dengan keras.
***
Pada pagi harinya Elka memutuskan untuk ke rumah Nathan dan meminta Nathan untuk menemaninya berbelanja, dulu Nathan sangat senang bila diajak berbelanja bersama dengan Elka.
Elka membunyikan bel rumah Nathan, lama menunggu Elka memutuskan untuk menurunkan kenop pintu yang memang tidak terkunci dari semalam.
Elka memasuki rumah Nathan dan berjalan menuju kamar Nathan, Elka mengetuk pintu kamar lalu membukanya dengan pelan. Didalam sana masih dengan posisi yang sama semalam, Nathan memeluk kakinya dengan kepala terbenam dilututnya.
Elka sudah menebak pasti William dan Nathan kembali bertengkar, Elka menghampiri Nathan dan berjongkok didepannya. "Nat, bangun Nat. Enggak bagus tidur dengan posisi seperti ini." Ucap Elka dengan lembut sambil menggoyangkan pundak Nathan dengan pelan.
Nathan mengangkat kepalanya lalu mengucek matanya dengan pelan. "Kak Elka?"
Elka tersenyum dengan lembut kepada Nathan. "Aku ingin mengajak kamu berbelanja, apa kamu ingin ikut?" Tanya Elka dengan penuh harap.
Nathan menatap Elka cukup lama, ingin rasanya menolak ajakan Elka namun saat ini Elka menatapnya dengan penuh harap. Dengan enggan Nathan menganggukan kepalanya dengan pelan.
Elka tersenyum dengan senang. "Cepetan mandi! Kakak nungguin didepan." Ucap Elka dengan bersemangat lalu keluar dari kamar Nathan.
Nathan menghembuskan nafasnya dengan keras, lalu berusaha berdiri dengan bantuan meja disampingnya. Sekujur tubuhnya kaku untuk digerakkan dan kakinya masih terasa sedikit sakit.
***
Nathan keluar dari kamarnya dengan berpakaian baju berlengan panjang untuk menutupi luka gores yang telah diketahui oleh William semalam.
Elka menghampiri Nathan lalu menarik tangan Nathan (menggandengnya) "Hari ini kakak akan memasak makanan kesukaan Nathan, spesial untuk Nathan."
Nathan tersenyum dengan tipis, sakitnya sedikit terobati karena Elka berusaha menghiburnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Wish [boyxboy]
RomanceWarn : gay, homo, yaoi Dirinya berubah sejak ia datang, ia mulai menghindariku, menjauhiku, dan akhirnya dia menjadi membenci diriku. Semua ini karena dia yang datang mengubah semuanya. Nathan dan William sudah berteman dekat sejak mereka kecil. Ta...