12

2.3K 200 6
                                    


*

Rio masih sedikit curi pandang ke arah Ageng dan Ine. Sikap jijik Ine yang dulu sekarang sudah berganti jadi manja tingkat dewa. Semua-semuanya harus Ageng. Apalagi semenjak mereka rujuk dua hari yang lalu.

"Eh bencong! Sana, jangan liat liat gue ama Ine. Ntar kepengen aja lu, berabe. Laki lu kan nggak bisa hamil",

"Suka sadis lu. Lupa kemaren nangis bersandar sama siapa? Meluk siapa? Yang peduliin lu siapa?".

Ageng mencibir. Rio gila.

"Lu bilang mau belanja bulanan, Rin?", Wanara bertanya tanpa mengalihkan pandangan nya dari ponsel.

"Iya, Mas. Tunggu".

"Eh ama gua aja Rin!".

Rinda menatap Wanara dan dibalas anggukan.

*

"Gimana rasanya jadi istrinya Wan?".

Rio masih asyik mengoceh, ketika Rin tengah memilah sayur di depannya. Rin tidak menjawab. Terkadang, Rio buat pikiran ruet. Niatnya, ingin cari angin sendiri malah terus menerus diajak ngomong.

"Menurut Mas Yo, enakan masak tongseng apa capcay?",

"Apa aja, asal enak", jawab Rio cepat "Rin, jawab dulu pertanyaan gue".

Rin tersenyum samar dan menggeleng pelan. Baginya Rio itu punya daya tarik sendiri. Selain bawel dia juga punya tingkat ambisi yang tinggi. Kalau dilihat-lihat sifat Transexual dari Rio sendiri terkesan dibuat-buat. Hanya pembenar dari rasa sakit yang dilalui nya.

"Ya ndak gimana-gimana".

"Bohong!".

Rio memperhatikan wajah Rinda yang malah tersenyum kecil mendengar jawaban darinya. Ya alloh cantik bangetttt. Dulu Wanara ngapain bisa dapet istri kayak Rin. Udah tinggi, cantik, badan bagus, nurut, gemes gemes nagih gimana gitu.

"Wan kan centil, banyak yang naksir. Masa ndak gimana-gimana,sih?", cerocos Rio menirukan suara Rin.

"Aku mau bayar ini dulu Mas Yo".

Tuh kan malu malu merpati. Kandangin juga nih.

*

Kepulangan mereka disambut oleh perut buncit Ine. Mau gimana lagi? Sebelum orangnya, perutnya duluan yang keliatan. Rin senang melihat tubuh gembal Ine.

"Rin ada tamu", ucap Ine langsung.

"Emang Mas Nara nya kemana?",

"Ke kantor sama Mas Ageng, nggak lama dari kamu sama si berudak ini pergi".

Mulut Rio menyinyir sebal. "Kok langsung lu bawa masuk? Kalo penculik gimana?", "Katanya Teh, kenal atuh sama kamu Rin". Ine sengaja menjawab nya ke Rin. Habis dia kesal sama Rio, dari kemarin selalu diejek terus.

Rio yang sudah kesal langsung masuk duluan. Membawa belanjaan bulanan. Baru saja dia melewati ruang tamu. Dan hendak menyapa tamunya. Sebelum seseorang menyapanya.

"Hai, yo. Apa kabar?",

"Setan alas!!!".

*

Rrrr........

Rrrh..........

Rrhe..........

Rhes............

My Little BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang